EPILOG

2.6K 308 42
                                    

🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀


HARI ini adalah hari pertama Rosa memasuki sekolah setelah libur nyaris satu bulan lamanya. Tak banyak yang berubah. Di pagi hari Rosa sudah bangun lebih dulu untuk memasak sarapan. Membangunkan Jessica agar mau berangkat sekolah tepat waktu namun gadis itulah yang paling susah untuk di atur. Sementara Lion bisa mengurus dirinya sendiri dengan baik. Iya, memang Jessica memilih tinggal bersama mereka meski kadang pulang juga. Rosa tak keberatan justru senang-senang saja.

Rosa dan Lion tinggal di apartemen Jessicaㅡgadis itu yang memaksa. Rosa dan Lion tidak memiliki sanak saudara sehingga Demian menawarkan diri menjadi wali legal mereka. Setidaknya sampai Rosa lulus kuliah dan bekerja. Awalnya si gadis ragu namun setelah diyakinkan oleh ketiga sahabatnya, Rosa setuju. Hanya sampai ia mendapatkan pekerjaan tetap.

Rosa berdecak sebal, masih mengenakan celemek bekas memasak dan saat kembali ke kamar Jessica masih dalam posisi sama persis saat ia tinggalkan tadi. “Jessica! Ih! Buruan mandi! Nggak makan lo, ya?” omelnya.

Jessica mengibaskan tangannya tidak peduli. “Entar gue beli sendiri. Belum bangkrut gue.”

“Motor lo gue rusakin?!” ancamnya.

Secepat kilat Jessica membuka mata, berdiri dan menyambar handuk untuk mandi. Gadis itu berteriak, “Lima menit! Tungguin gue lima menit aja!”

Gadis chipmunk tersebut menggelengkan kepalanya pelan dan berbalik menuju meja makan. Di sana Lion tengah mengenakan dasinya, adiknya sudah berseragam lengkap. “Makan dulu, Dek.”

Lion menoleh, mengeratkan simpul dasi seraya tersenyum. “Iya, Kak.”

Omong-omong tentang Julian, dua hari setelah Marie di makamkan pria tersebut langsung di adili. Sebab terlalu banyak mengenai pasal pidana terhadap anak di bawah umur. Julian mendapat hukuman penjara seumur hidup. Rosa hanya hadir sekali dalam persidangan untuk memberikan kesaksian setelahnya, David, pengacaranya yang membereskan semua. Julian juga kehilangan hak asuh mereka.

Setelah berjalan di atas kerikil panas akhirnya Rosa berhasil melewati dan bebas dari sangkar. Ada perasaan lega dan pundaknya terasa lebih ringan dibandingkan dulu. Meskipun kini mereka hanya tinggal berdua, Rosa tak masalah. Ia bukan anak kecil lagi yang memiliki banyak tuntutan. Hanya saja mungkin sedikit sulit tetapi Rosa yakin ia bisa melaluinya. Selama ada Lion dan semua orang yang sudah ia anggap keluarga.

“Makannya yang banyakan dikit, Yon. Katanya ada pertandingan basket, pasti latihannya berat, 'kan?” Rosa kembali menyendokkan nasi ke piring Lion.

Lion mengangguk, bibirnya agak melengkung ke bawah. “Iya, tapi nggak papa lah. Supaya sekolah kita menang juga.”

Kemudian suara gaduh terdengar, di pagi yang cerah begini di sambut Jessica dengan umpatan mesra. Maksudnya kaki si gadua terantuk ujung meja. Rosa ingin ngakak tapi takut kualat jadilah hanya terkekeh pelan.

How Bad Do You Want Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang