ARSA - 48

1.4K 289 29
                                    

🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

ARZAN menyodorkan cone es krim kepada Rosa yang sudah duduk meluruskan kaki. Setelah es krim stroberi tersebut berpindah tangan si pemuda langsung mengambil tempat di sebelah Rosa. Seusai sekolah rampung tepat pada pukul tiga sore dan tak ada tambahan. Arzan mengajak Rosa menuju taman kota saja. Tidak bisa jauh-jauh jika ingin pulang tepat waktu, terutama Arzan yang harus istirahat cukup setelah begadang beberapa hari.

Sore hari ini cukup tenang bagi keduanya. Tak ada yang terlalu mengusik kecuali tugas sekolah, kewajiban sebagai manusia dan dengungan suara mereka yang bersatu bersama udara. Langit yang mulai berubah jingga pun rasanya membuat sisa hari ini terasa lebih baik pun tentram.

“Zan?”

Arzan menoleh, “Apa?”

“Lo pas OS mau ikut nyumbang acara nggak?” tanya Rosa.

Pemuda tersebut berdeham panjang, mata tajamnya menerawang ke atas kemudian menggeleng. “Nggak tau. Kenapa emang?”

“Nyanyi aja, gimana?”

Arzan langsung menggeleng heboh. “Ogah, ah! Nggak bisa nyanyi.”

Rosa berdecak, matanya melotot tajam menatap Arzan. “Boong lo!”

“Enggak, Sa.”

“Coba nyanyi.”

“Idih! Enggak, emoh!” Arzan memalingkan wajahnya dan fokus menjilat es krim miliknya.

Rosa menukikkan bibirnya tajam ke atas, tidak sepenuhnya percaya jika Arzan tidak pandai bernyanyi. Padahal Rosa pernah lihat Arzan membawa gitar kemana-mana bersama teman-temannya. Pemuda berlesung pipi tersebut juga pernah memasukkan foto yang tengah memeluk gitar di instastory-nya. Namun gadis chipmunk tersebut sadar bahwa memaksa Arzan dengan cara lurus tidak akan berhasil begitu saja.

Jadi … ekhem. Rosa memang bukan anak teater apalagi masuk klub akting. Tetapi kalau sedang kepepet bisalah. Contohnya kalau izin sakit perut ketika pelajaran matematika, Rosa sering izin. Maka dari itu Rosa langsung langsung memasang wajah sedihnya, mata sendu, bibir terpout dan mengerjap menatap Arzan. Sebab Rosa yakin seratus persen bahwa ia akan menang dalam pertarungan tak kasat mata ini. Hehe.

Arzan tersedak.

“Zaaaan, nggak usah nyanyi sekarang pas OS juga nggak papa.” Rosa menyatukan kedua tangannya dan semakin memasang ekspresi bak anak anjinh. Matanya penuh binar. “Ya-ya-ya? Pweaseeeeeeeee!”

How Bad Do You Want Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang