EXTRA PART #2

2.4K 287 63
                                    

🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

ROSA! Lo tau nggakㅡ”

“ENGGAK! NGGAK TAU! NGGAK TAU! GUE IKAN SOALNYA!”

Sementara Arzan mengulum senyum geli, gadis chipmunk tersebut mati-matian menahan gondok. Bukan karena apa, setelah kejadian di mana ia juga mati-matian menggombali Arzan dan ketahuan oleh pemuda itu bahwa Rosa tengah mengerjainya sebagai ajang balas dendam. Arzan marah seharian, mogon bicara dan tahu-tahu besoknya malah menggantikan Rosa dalam hal gombal menggombali.

Jantung Rosa tidak kuat. Memang ya, balas dendam itu tidak baik. Rosa malah nyaris spot jantung setiap saat karena Arzan membalasnya dua kali lebih parah daripada apa yang dia lakukan. Bahkan tak ragu-ragu untuk mengejarnya sepanjang sekolah demi berkata :

“MAKMUMKU! KAMU MAU KEMANA? KOK CALON IMAMMU INI DITINGGAL?!”

Rosa malu. Rosa nyaris sinting. Nyaris mati karena detakan jantungnya tak keruan. Sial. Lihat saja senyum manis Arzan yang masih betah bertengger. Rosa ingin sekali mencakar wajah tampan itu tetapi sayang kalau memiliki goresan. Rosa hanya bisa berdecak untuk ke sekian kalinya hari ini.

“Saㅡ”

“Diem atau gue lempar piring, nih?” potongnya galak dan was-was. Alarm bahaya di dalam kepala sudah berbunyi nyaring. Rosa melotot sementara pasangan sinting di ujung kantinㅡsebut saja Alvin dan Jessicaㅡsibuk menertawai mereka. Argh! Sial! Rosa betulan ingin memaki-maki Jessica yang senang di atas penderitaannya. Padahal gadis itu yang menawari ide gila tersebut. Percaya pada kuyang memang sudah haram hukumnya, Rosa saja yang termakan api cemburu.

Arzan nyengir, “Calon ibu dari anak-anak gue kok galak gini, sih? Nanti kalau anak kita nakal mau lo lempar pakai piring juga?” Arzan memasang wajah sok polos.

Rosa menggebrak meja dan bodoh amat dengan atensi orang-orang yang mengarah padanya. Ia menatap Arzan tajam yang masih tersenyum, bahkan yang lebih jijiknya Rosa melihat bunga-bunga bermekaran di belakang punggung Arzan. Siapa yang nanem bunga, sih?

“Wassalam!”

“Mau kemana, Sa?”

“Mau bunuh diri.” Rosa menyahut datar. Arzan melotot. “Capek gue. Jantung gue apalagi. Emang nggak ada berperikehatian lo sama gue, Zan. Sialaj. Saran Alvin pake lo ikutin. Cari cowok baru aja lah gue. Yang cupu.”

Arzn berdecak dan menarik lengan Rosa agar gadis itu duduk kembali. “Enak aja. Susahnya bareng gue, masa senengnya bareng orang lain.”

“Lonya aja yang nyebelin.”

“Nyebelin mana sama lo?”

”Lo duluan yang menel-menel ke Chika!”

“Lo juga yang nggak mau dengerin penjelasan gue!”

“Kok ngebentak, sih?” Rosa mengerutkan keningnya tidak suka kemudian menatap Jessica. “JESSICA! GUE DIBENTAK ARZAN! TABOKIN SAMPE MATI!”

Jika saja Alvin tidak buru-buru mencegah dengan menarik lengan Jessica, mungkin Jessica akan meloncat dan menerjang Arzan saat itu juga. Arzan berkedip menatap Jessica yang kini malah bertengkar dengan Alvin. Jantungnya mendadak berdetak cepat, Arzan semerta-merta menelan salivanya kasar. Ternyata Jessica masih menuruti apa saja permintaan Rosa, konsisten sekali.

Arzan mendelik menatap Rosa, “Ngaduan lo.”

Rosa bersedekap tangan. “Nggak suka, hm?”

Arzan menggeleng, "Keliatan baddas, semacam seksi gitu.”

Gadis tersebut menggeram dan merotasikan matanya. “Suka-suka lo aja orang gila!”

Arzan tersenyum geli, “Gue mau ngomong sesuatu, Sa.”

“Apa?”

“Kata Kak Author kita kebagian sequel, lho,” ujar Arzan semangat.

Rosa melotot kaget, “Serius?!”

“Serius! Menurut lo gimana?”

Gadis tersebut menaikkan alisnya, “Emang ada yang mau baca, ya?” tanya Rosa keburu pesimis duluan.

Arzan menepuk-nepuk kepala Rosa dan tersenyum menenangkan. “Pasti ada meskipun satu, Sa.”

“Yaudah, gue mah mau-mau aja dong.”

“Tapi ada kendalanya.”

Rosa menatap bingung. “Apaan?”

“Ada tiga pilihan.

Pertama, karena masih banyak utang cerita author di story yang lainnya yang udah keburu di publish juga. Kak Authornya mau nyelesain dulu satu-satu ceritanya baru ngepublish cerita kita. Sama noh kayak cerita sebelah. Credit card sama covernya udah dibikinin.

Jadi pilih di up sekarang tapu slow mo kayak ketemu jodohㅡeh! Gue kan udah ketemu.”

Rosa memandang datar, “Lanjut jelasin, kampret!”

“Iya-iya. Galak amat.” Arzan berdecih. “Jadi pilihan pertama bakalan lama updatenya kalau di up sekarang tapi upnya slow-slow-slow banget.

Kedua, kalau di up nanti setelah semuanya ceritanya selesai bakalan di up lancat jaya. Tapi ada yang nungguin nggak ya? Pasti kebanyakan udah lupa.

Ketiga, di up sekarang tetapi cuma sekedar formalitas doang. Yg di up cmn prolog aja.

Lo pilih yang mana?”

Rosa mengedikkan bahunya. “Tanya yang bacalah. Kita kan tinggal jalanin aja.”

“Jadi readers-nim, mau pilih yang mana?”

🌹🌹🌹

Sekian, guys.
Semoga nggak lupa ya sama book ini.
Semuanya udah selesai. Bahkan plot cerita gue udah siapin.
Tapi karena gue mau nuntasin semua work gue satu-satu.
Jadi sequelnya bakalan lama keluar.
So, what will you choose?

Regards, Salsha Defi
Miss you🤗🤗🤗

How Bad Do You Want Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang