ARSA - 39

1.5K 283 13
                                    

🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

TANGANNYA terulur menarik kasar sejumput rambut perempuan di depan mata hingga wajahnya mendongak ke arahnya. Jessica menyeringai ke arah Wira, gadis itu banjir air mata, tubuh bergetar serta wajah penuh luka sedangkan temannya yang satu lagi, Rara sudah pingsan. Entah karena syok atau memang daya tubuhnya yang lemah. Jessica tidak peduli.

Wira menatap Jessica takut, tubuhnya tremor parah serta iris yang bergetar bersitatap dengan perempuan sinting di depan mata.

Jessica menarik lebih kuat rambut milik Wira hingga si empunya mengaduh. “Gimana? Menyenangkan, 'kan?”

“Am-ampun, Jes,” lirih Wira, ia mengatupkan tangan dan menggosok-gosok kedua telapak tangannya memohon.

Jessica menekuk wajahnya sok sedih. “Hei! Masa gitu, sih, gue belum puas main, lho, Wira,” ujarnya, ia melirik Rara yang terkapar di atas lantai penuh debu, penampilannya sama acak-acakan dengan Wira. “Temen lo udah bobo duluan, jadi nggak seru. Ayo main lagi!”

Wira menggeleng heboh, matanya membulat sempurna, takut. Ia bersimpuh dengan cepat dan menunduk dalam-dalam, tangannya masih terkatup. “Ampun, Jes! Gue nggak lagi gangguin Rosa! Ampun, Jes.”

“Lagi?” Jessica membeo. “Berarti lo pernah gangguin dia sebelum ini dong?”

Wira makin melebarkan matanya, ia menggeleng patah-patah ke arah Jessica yang sudah tersenyum sinting. Wira ketakukan, badannya tak berhenti bergetar sedari tadi.

“Kalau gue unmood mungkin gue bakalan main bareng kalian, lagi.” Jessica menyentak kasar kepala Wira ke bawah dan berdiri, Jessica bertepuk tangan seolah mengusir debu tak kasat mata di telapaknya. “Sampai saat itu tiba silahkan bersembunyi. Jangan sampai ketahuan karena kalau sampai ketahuan,” Gadis itu menatap nyalang dua hama di lantai. “Kalian mati.”

Gadis serupa boneka tersebut keluar dari gudang dan membanting pintu hingga menimbulkan debuman pintu yang keras. Raut wajahnya berubah datar saat manik matanya bertubrukan dengan milik Lion. Pemuda jangkung tersebut berdiri bersandar pada tembok, tangannya di masukkan ke saku dan menoleh kala Jessica baru saja ke luar gudang.

Jessica memutar bola matanya malas. Ia tak ingin emosinya memuncak sehinga menghabisi Lion sebagaimana kedua hama di dalam gudang. Bukan hanya Lion yang sakit, Rosa, sahabatnya yang bodoh itu bisa ikut-ikutan sakit. Padahal sendirinya sudah rapuh dan kesakitan.

Lion berjalan mendekati Jessica, yang lebih muda melirik gudang. “Kak Jessica abis ngapain di gudang?”

“Lo serius nanya itu?” balas Jessica bertanya, jengah dan muak.

How Bad Do You Want Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang