ARSA - 35

1.6K 305 18
                                    

🥀H A P P Y   R E A D I N G🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🥀H A P P Y   R E A D I N G🥀

GESER dikit lagi. Nah. Bagus!”

Alvin berdecak sebal setengah dendam kesumat. Pemuda kelinci itu mengira saat Jessica mengirimkan sebuah alamat, akan tercipta suatu momentum romantis antara mereka. Jangankan manis-manis madu, malah ia yang berkeringat dengan senja sewarna madu di luar sana. Kalau ngotot ingin pulang karena telah ditipu secara tidak langsung pasti Jessica mengomel tidak jelas padanya.

Sementara Jessica puas bukan main telah memperbabu Alvin sore ini. Sebenarnya Jessica tidak begitu banyak berharap Alvin akan membantu tetapi malah pemuda itu sendiri yang membabat habis pekerjaan rumah. Apartemennya ini sudah lama tidak ditinggali jadi banyak sekali debu, lalu Jessica hanya kebagian menyedot debu-debu di lantai dan mengganti sprei. Selebihnyaㅡwow! Alvin sendiri yang lakukan. Mulai dari mengganti tirai, menata sofa yang sudah tak keruan bentuknya dan sebagainya.

Alvin seniat itu ternyata. Jessica kagum.

Jessica menghampiri Alvin yang sudah duduk lemas bersimbah keringat di depan sofa dan menyodorkan botol minuman kemasan. Alvin mendongak sekilas dan merampas kasar sambil mengumpat kemudian menenggak habis minumannya.

“Sementara Arzan dan Rosa bahagia, cipika-cipiki, manis-manis, manja-manjaan. Gue di sini jadi babu, sial! Gue ketipu!” gerutunya sebal.

Gadis berponi tersebut tergelak. “Nggak suka lo?”

Alvin menoleh dengan senyuman terpaksa di wajah. “Ouhh! Bahagia banget gue.”

Jessica ngakak. Saat menyadari dirinya ditatap tajam oleh Alvin barulah si gadis diam, berdeham pelan dan berkata agak geli. “Iya-iya, nanti kita jalan-jalan juga. Iri-an lo jadi manusia.”

“Serius, nih?”

Belum sempat Jessica menjawab terdengar pin apartemen berbunyi lalu pintu terbuka menampilkan dua orang yang Alvin sumpah serapah sepanjang bersih-bersih. Alvin langsung berdiri dan melempar botol kosong di tangan ke arah Arzan.

Arzan melotot dan berhasil menangkis saat botol yang melayang nyaris mengenai Rosa. “Heh! Ngapain, sih, lo? Kalau kena Rosa gimana? Mau ditonjok Jessica?”

Jessica mengerut bingung, “Kenapa jadi gue?”

Rosa menatap sahabatnya datar. “Kalau botol tadi kena gue emangnya lo bakalan diem aja?”

“Oh, jelas! Alvin gue lempar dari balkon,” sahut Jessica santai.

Pemuda kelinci tersebut menatap tersakiti ke arah Jessica. “Tega lo, kuyang!”

How Bad Do You Want Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang