ARSA - 23

1.9K 378 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌻H A P P Y   R E A D I N G🌻

PEMUDA berlesung pipit tersebut meletakkan tasnya di atas meja. Masih mengenakan seragam sekolah dan datang dengan wajah yang cukup letih. Namun masih menyempatkan diri datang ke sini serta membawa banyak makanan manis untuk Rosa. Si gadis tentunya merasa terharu, sedikit, ya. Tidak usah banyak-banyak. Arzan tipe anak yang dikasih hati minta jantung soalnya.

“Gue ganggu nggak?” tanya Arzan dan meringis dalam hati.

Tentunya melihat seorang laki-laki bersama gebetan membuatnya cemburu. Jelas. Mana sampai peluk-pelukan segala lagi dan yang makin membuat iri sampai ke sel-sel darah. Rosa juga tidak menolak sama sekali bahkan membalas juga.

“Karena lo bawa makanan ke sini jawabannya enggak,” balas Rosa seraya membuka kantong plastik bawaan Arzan. Si gadis serta-merta bergumam 'woah' melihat beragam makanan manis di dalam sana.

Arzan tersenyum kecil dan duduk di sisi ranjang. “Kalau gue nggak bawa makanan berarti ganggu dong?”

Rosa kontan mendongak dan mengerjap beberapa kali; tengah berpikir dengan mata menatap langit-langit. “Nggak tau, deh. Kalau mood gue jelek, ya, gue usir.”

“Emang, ya, diotak lo cuma makanan doang.”

“Hm, siapa bilang. Ada lo juga, kok,” goda Rosa sambil tersenyum manis.

Pemuda tersebut tersedak air liurnya sendiri hingga terbatuk-batuk. Rosa lantas langsung beringsut maju dan menepuk-nepuk pelan tengkuk cowok itu. Dalam hati mencibir, digombalin dikit langsung roboh. Lemah sekali pertahananmu, wahai Arzan. Rosa, 'kan, makin senang menjahilinya. Di benaknya si gadis tertawa jahat.

Setelah Arzan selesai dengan batuknya dan melirik Rosa yang tersenyum geli dengam kepala bertumpu di atas lutut. Si gadis pun bertanya, “Lo segitunya suka, ya, sama gue?”

Blush.

Wajah si pemuda pun sudah terbit rona merah yang menjalar hingga ke tengkuknya. Telinganya juga ikut ambil bagian. Arzan buru-buru membuang pandangan ke mana saja asal bukan gadis chipmunk itu. Arzan tampaknya baru tahu kalau ternyata Rosa sejahil ini. Di sisi lain Rosa nyaris menyemburkan tawa melihat lawan bicara malu bukan main. Tanpa si empunya sadari, hatinya menghangat di dalam sana.

“Zan, guenya dicuekin, nih?” ujar Rosa sedih. Bibirnya mengerucut dan Arzan yakin jantungnya sudah melompat ke dasar perut saking bertalunya.

Arzan menggigit pipi bagian dalamnya. Rosa bisa semanis ini ternyata. Ah! Arzan mati-matian menahan senyumannya. Benar-benar belum siap siaga melihat Rosa se-soft ini.

How Bad Do You Want Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang