Alea
"Untuk apa? Ya Tuhan, kau ini."
"Aku tidak tahan hidup begini. Aku..." Alea tak lagi melanjutkan ucapannya. Ia frustasi dengan hatinya. Walau dengan segenap raga ia berusaha membiasakan diri tanpa Jungkook, tapi pada akhirnya Alea sama sekali tidak bisa.
Rachel berdecak kesal. Apa yang ia pikirkan sebelumnya memanglah benar jika faktanya Alea hanya berpura-pura bahagia. Bahkan ia sudah tak mampu berkata-kata ketika gadis itu ingin menemui Jungkook. "Terserah padamu."
Alea menatap Rachel yang hanya menunduk memainkan jari-jarinya. Ia tau jikalau Rachel sangat kecewa padanya. Tapi demi Tuhan Alea semakin tersiksa hanya dengan memikirkan Jungkook di setiap detik napas yang ia hembuskan. Lagi-lagi rindu yang terus bergejolak di hati. Seolah tak ada yang mampu menyembuhkan hati Alea selain hanya Jungkook seorang.
"Aku akan ikut." Rachel bangkit setelah memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Alea mengangguk dan menggenggam jemari Rachel. Mereka pun memutuskan keluar untuk menemui Jungkook di kamarnya.
Sesampainya, Alea tak memilih mengetuk pintu terlebih dahulu. Gadis itu langsung saja memutar kenop pintu hingga membuat Rachel terkejut dengan keberaniannya. Namun untung tak dapat diraih, malang pun tak dapat dielakkan. Mereka mematung sepersekian detik ketika menyaksikan suguhan tak pantas untuk Alea lihat.
Kedua kaki Alea seakan lumpuh. Bibirnya bergetar hebat. Udara di sekitarnya seakan menipis dan nyaris membuatnya mati tak bernapas. Air matanya tumpah begitu saja saat melihat dengan mata kepalanya bahwa Jungkook tengah memeluk seorang gadis di atas kasur. Kesakitan, kekecewaan, kebencian, kecemburuan kini bersarang menjadi satu di tubuh Alea.
"Aghhh!" Alea berteriak kesetanan seraya berlari menerjang gadis di sebelah Jungkook dan menarik rambut gadis itu dengan teramat kuat hingga membuat si gadis pun terbangun dari tidurnya sembari memekik kesakitan. Bahkan Jungkook pun juga tak kalah terkejutnya ketika melihat Alea menyerang kekasihnya dengan membabi-buta.
"Apa yang kau lakukan?!" Jungkook membentak seraya bangun untuk memisahkan Alea dari tubuh Stella. Bahkan Rachel juga ikut ambil alih menjauhkan tubuh Alea.
"Bitch! Kau menjijikkan!" seru Alea tak mempedulikan ucapan Jungkook dan tetap saja menarik rambut Stella.
Jungkook yang susah payah memisahkan Alea pun berhasil menjauhkannya dari Stella. "Cukup Alea!?" Kesabaran Jungkook pun sudah tak bisa ia elakkan hingga tanpa sengaja ia pun menampar wajah Alea. Baik Rachel dan Stella pun sama-sama terkejut ketika melihat aksi Jungkook.
Alea mematung dan kali ini sudah tak lagi memberontak. Paru-parunya nyaris seperti penuh dengan air karena tenggelam di dasar lautan. Ia menatap Jungkook dengan tatapan sendunya dan seakan tak percaya jika pria yang teramat ia cintai di dunia ini sungguh tega memukulinya. Ia berharap insiden pada detik ini hanya sebuah mimpi belaka dan saat terbangun Tuhan pun sudah memberinya kesempatan untuk hadir di kehidupan Jungkook. Tapi sayangnya, perih di pipinya terasa begitu menyakitkan hingga sampai ke hati dan Alea pun tak tau apakah hatinya tengah berdarah saat ini. Seketika ia pun tersadar bahwa ia tidak bermimpi. Apa yang ia lihat dan rasakan adalah benar.
Alea tengah membanjiri pipinya dengan air mata. Demi Tuhan ia seakan tak sanggup menghadapi dunia. "Kenapa kau melakukan ini padaku" Alea terisak menatap Jungkook. Air matanya terus saja berlinang. "Kenapa?" Dan kali ini suara Alea pun tersekat dan nyaris menghilang. Ia berharap bahwa pria dihadapannya saat ini bukanlah Jungkook yang dahulu pernah memberikan secerca harapan di hidupnya. Namun apa mau dikata jika pria itu adalah orang yang ia hadirkan di lubuk hatinya pada belasan tahun lalu hingga kini Alea masih menaruh cintanya pada Jungkook.
Jungkook mengusap kasar wajahnya. Ini yang tidak ia inginkan—menyakiti Alea. "Berhentilah. Ku mohon berhenti, berhenti menyukaiku!" Jungkook berjalan menuju tembok dan memukulinya beberapa kali hingga membuat tangannya terluka dan mengeluarkan darah.
Alea semakin menambah tangisannya ketika mendengar ucapan Jungkook. Padahal ia sudah tak ingin mendengar pria itu memintanya berhenti untuk mencintainya. Bahkan apa yang telah Jungkook lakukan padanya sama sekali tidak membuat Alea berpikir untuk menyerah dan merelakan Jungkook bersama gadis lain.
"Aku tidak pernah mencintaimu Alea, tidak pernah. Bahkan untuk beberapa tahun lalu hingga saat ini pun aku muak melihatmu. Tolong mengertilah. Aku tidak mencintaimu." Suara Jungkook terdengar pelan sembari menatap Alea dengan darah di tangannya yang jatuh menetesi lantai pualam yang dingin.
Untuk kesekian kalinya Jungkook mengatakan tidak mencintai Alea. Dan itu... seakan membunuh Alea perlahan-lahan.
Alea berlari meninggalkan mereka. Ia tak peduli lagi ketika orang-orang memandangnya dengan ribuan tanya. Ia bahkan tidak tau ingin membawa tubuhnya kemana. Dan ia pun semakin menangis sejadi-jadinya ketika terjerambab dan jatuh ke bawah saat bertabrakan dengan seorang pria.
Pria dihadapannya spontan saja terkejut saat mendengar tangisan Alea.'Sesakit itu kah?' batinnya dan memilih duduk melihat
keadaan Alea. Padahal ia ingin pergi begitu saja meninggalkannya. Namun karena Alea menangis ia jadi mengurungkan niatnya karena tak ingin membuat orang yang melihat akan salah paham padanya. "Apa kau baik-baik saja?"Alea tak menjawab dan hanya terus menangis.
Pria dihadapannya semakin kebingungan. Dan akhirnya, mau tak mau ia pun menggendong tubuh Alea yang sempat terkejut ketika tubuhnya melayang.
"Apa yang kau lakukan?" ujar Alea sambil terisak. Padahal ia ingin memberontak, namun sayangnya Alea seakan tak punya kekuatan untuk melakukannya. Ia pun pasrah akan dibawa kemana.
Mereka berhenti di sebuah kursi, tepatnya di sebuah tempat bernamakan taman. Si pria mendudukkan tubuh Alea dan juga mendudukkan tubuhnya di samping gadis itu. Ia pun dengan wajah datarnya mengamati Alea yang sangat mengerikan dengan wajah di penuhi tangis serta sedikit ingus yang menempel di hidungnya. Ia tak yakin jika Alea menangis karena sebab terjatuh saat mereka bertabrakan—mengingat kejadian itu bukanlah hal yang patut untuk dibilang menyakitkan. "Apa kau terluka?" tanyanya.
Alea mengangguk.
Pria di sampingnya pun memandangnya melongo. "Benarkah? Karena kejadian tadi? Mustahil," ujarnya menggeleng tak percaya. Ia pun berpikir dalam hati bahwa gadis di dekatnya adalah seorang pembohong yang kemungkinan ingin meminta kompensasi darinya.
Alea kembali menangis histeris hingga membuat pria di sampingnya kelabakan dan tidak tau harus melakukan apa, sebab saat ini ia juga tidak memegang dompet. "Oh astaga, kenapa kau makin menangis," ujarnya menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena sedikit frustasi.
Karena sudah tak ada cara lain yang bisa menenangkan Alea, dengan terpaksa pria itu pun membawa tubuh Alea kedekapannya agar berhenti menangis. Setaunya tangis seorang wanita akan mereda ketika dipeluk. Yeah bukan karena ia sengaja, namun karena terpaksa. Alhasil ia pun berhasil membuat Alea berhenti menangis.
Alea mengerutkan dahinya. Ia seakan tak percaya dengan tubuhnya yang tidak menolak perlakuan lelaki yang tidak ia kenal sama sekali. Spontan saja ia menjauh dari pelukan pria itu. "Kau siapa?"
"Hoseok," ujar si pria tanpa berbasa-basi. Ia bahkan memutar matanya malas karena kesal menghadapi Alea. "Berhentilah menangis, kau seakan membuatku layaknya pria bodoh," sambungnya seraya bangkit dan meninggalkan Alea begitu saja.
Alea mengerutkan dahinya menatap punggung Hoseok yang semakin menghilang dari pandangannya. "Pria aneh," lirihnya sambil mengusap jejak bening di pipinya serta menumpahkan benda cair di hidungnya pada lengan bajunya.
🙏🙏🙏*Hargai penulis
Percayalah, vote itu gratis
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVER THE SERIES
RomanceMelalui kisah Audrey, Alea, Maddie, Stella dan Rachel, kita akan diajak memahami bagaimana rumitnya menemukan batas cinta yang sesungguhnya. Cinta yang menampung pengharapan dan begitu pulalah sulitnya cinta berikan kepastian. Akankah ke lima gadis...