Audrey
"Aku mencintainya."
Audrey kembali menyesap habis koktail di tangannya. Ia sudah tidak menghitung berapa banyak gelas yang ia tuangkan di mulutnya. Sekelebat bayang-bayang 'aku mencintainya' membuat Audrey semakin mengganas dan meminta koktail terus menerus pada bartender. Walau ia tidak menyukai alkohol, namun semuanya akan sudah terasa nikmat ketika hatinya telah membeku, mengeras bersama salju di kutub utara.
Flashback On
Audrey membantu Jin bangkit dari duduknya. Sepintas ia melihat pengunjung di Cafe telah duduk dengan tenang namun tak bisa dipungkiri bahwa mata mereka masih saja melirik ke arahnya dan juga Jin. Audrey hanya acuh seraya mengambil wadah berisi air hangat dan handuk kecil dari tangan Sophie.
"Kau tak apa?" tanya Audrey sambil menyentuh luka di wajah Jin dengan handuk basah. Ia tau pertanyaan yang dia ajukan adalah pertanyaan konyol saat menyaksikan dengan mata kepala bahwa pria yang berada di hadapannya sedang tidak baik-baik saja, namun ia hanya berusaha mematahkan keheningan.
Jin menggeleng sesekali merapatkan matanya saat Audrey menekan titik luka di wajahnya-kemungkinan itu menyakitkan.
Audrey menyudahi aksinya lalu menatap Jin dengan tatapan yang sulit diartikan. Gadis itu menaikkan sebelah alisnya seperti tengah mencurigai Jin. "Jelaskan padaku kenapa Stella datang padamu."
Jin terhenyak. Ia diam sebentar dan akhirnya menjawab, "hanya membagikan kisahnya padaku, itu saja."
Audrey memutar matanya malas. "Hei, sejak kapan kalian jadi sedekat ini." Audrey mengepal ke dua tangannya yang berada di bawah meja. Ia berusaha mengontrol apa yang seharusnya tidak keluar dalam dirinya. Beruntung ia bisa melakukannya dan kembali melanjutkan ucapannya, "apa Stella menyukaimu?"
Jin terhenyak dua kali mendengar ucapan Audrey. Bagaimana mungkin ia bisa tau karena fakta yang sebenarnya Jin lah orang yang menyukai Stella. "Tidak mungkin. Aku tau Stella sangat mencintai kekasihnya. Walaupun aku tau dia baru berkencan dengan pria itu, tapi aku yakin bahwa aku adalah orang yang pantas untuk berada di sampingnya." Jin mengakhiri ucapannya dengan nada sedikit mempertegas di kalimat terakhir yang ia lontarkan.
"Apa katamu?" Audrey harap telinganya sedikit bermasalah hari ini, namun sayangnya ucapan Jin seketika menggema dengan sangat keras. Bahkan ia sudah yakin bahwa wajahnya saat ini pasti tengah memerah karena menahan amarah.
"Aku mencintainya."
Seketika hati Audrey seperti tertembak dengan senapan AA-12 hingga hancur sehancur hancurnya. Ia menatap Jin dengan ekspresi yang bercampur aduk. Lucu, ya! dua kata yang keluar dari mulut Jin membuat Audrey menertawakan dirinya dalam hati. Bahkan untuk kesaksian nyata yang ia lontarkan pada Stella sungguh tidak ada gunanya. Ia mencintai Jin, mirisnya Jin mencintai sahabatnya sendiri, Stella.
Flashback Off
Audrey tersenyum simpul setelah selesai mengenang kejadian siang tadi. Matanya meremang namun tidak mengantuk ataupun ingin pingsan-kemungkinan efek dari bergelas-gelas koktail yang ia habiskan. Baru saja ia ingin melanjutkan minumnya seseorang tiba-tiba saja datang dan duduk di dekatnya sambil menarik gelas dari tangan Audrey dan langsung meneguk habis isinya lalu meletakkan gelasnya di pantry dengan cukup keras hingga menimbulkan suara dentingan. "Kau?" Audrey menunjuk pria di sampingnya dengan bersusah payah membesarkan bola matanya agar apa yang ia lihat memang adalah pria yang ia kenal.
Pria itu menatap Audrey sekilas lalu beralih menatap bartender dengan modal kode menaikkan satu tangannya dan tak lama kemudian telah ada botol berwarna hijau di hadapannya yang telah terbuka, dengan cepat pria itu meneguk isi botol dengan gaya brutal seperti orang yang tengah dilanda haus yang teramat sangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVER THE SERIES
RomanceMelalui kisah Audrey, Alea, Maddie, Stella dan Rachel, kita akan diajak memahami bagaimana rumitnya menemukan batas cinta yang sesungguhnya. Cinta yang menampung pengharapan dan begitu pulalah sulitnya cinta berikan kepastian. Akankah ke lima gadis...