Maddie
Apakah kalian akan baik-baik saja jika orang yang kalian cintai kini tak lagi memiliki perasaan yang sama? Apakah kalian akan tenang setenang perahu yang takkan bisa berbohong ketika arus menerpanya?
Jika seperti itu maka Maddie adalah orang yang begitu tenangnya saat melihat Namjoon untuk ke dua kalinya bersama dengan wanita lain. Maddie bahkan tak menangis menghadapi pahitnya yang ia rasakan. Entah kenapa, tapi gadis itu masih mengharapkan Namjoon kembali padanya.
"Maddie!"
Stella baru saja datang setelah meminta Maddie untuk menunggunya di depan asrama lantaran ia meninggalkan dompetnya di kamar.
Pagi itu mereka berencana untuk membeli beberapa makanan di supermarket terdekat dan Stella telah memberitahukan sebelumnya pada Maddie bahwa dia yang akan bertugas membayar.
Maddie menggeleng pelan. "Ah, ternyata begini rasanya," gumamnya dengan tatapan kosong pada ujung sepatu yang ia kenakan.
Stella tak bisa berkata banyak selain hanya bisa berharap agar Maddie tak menangis. Ya, gadis itu telah melihat dengan mata kepalanya bahwasanya Maddie baru saja dicampakkan oleh Namjoon yang merangkul seorang wanita dan buruknya lagi pria itu bahkan sama sekali tak mengalihkan pandangannya pada Maddie - layaknya tak mengenal.
"Aku jadi semakin tak mengerti dengan posisiku sekarang. Aku seakan buntu memutuskan kata hatiku. Entahlah," ucap Maddie menghembuskan pelan napasnya.
"Apa kau masih mengharapkannya?"
Stella memandang Maddie tak mengerti ketika gadis itu menjawabnya dengan anggukan dengan kata lain gadis itu mengiyakan pertanyaannya. Ia pun berkata, "itu hanya akan menyiksamu. Untuk apa kau masih bertahan jika kenyataannya Namjoon tak lagi mencintaimu. Hei, sadarlah Mad."
Maddie menggeleng seraya memijit dahinya. "Aku saja tidak mengerti dengan diriku, Stel. Aku sungguh tidak tau apa yang harus kulakukan."
"Ya Tuhan." Stella kehabisan kata-kata sambil memandang Maddie dengan raut wajah jengahnya.
"Aku-" Suara Maddie tertahan dan kembali menunduk menatap ujung sepatunya.
Stella memperhatikan Maddie dengan alis yang terangkat sebelah. "Kumohon jangan menangis," pintanya dengan cepat saat tau ada yang tidak beres dari raut wajah Maddie.
Maddie menggeleng serta melebarkan senyumnya sembari menatap Stella. "Tidak akan," ucapnya terlihat tampak sedang baik-baik saja. Layaknya memang tak terjadi apa-apa padanya.
Spontan saja ke dua gadis itu terdiam untuk beberapa saat ketika Hoseok keluar dari asrama dengan tatapan iblisnya. Harap cemas pria itu tak menghampiri mereka, kenyataannya Hoseok malah mendekati dua gadis itu.
"Di mana Audrey?"
Maddie dan Stella saling melempar tatapan dengan penuh ketakutan. Tak ada satu pun dari mereka yang berani menyahut selain hanya berharap pria yang tengah berada di hadapan mereka saat ini memutuskan pergi secepat kilat.
"Apa kalian tuli?" Hoseok kembali dengan suara yang menggelegar.
Buktinya harapan Maddie dan Stella tak terpenuhi sebab Hoseok masih berada di posisi yang tak jauh dari mereka.
Dengan cepat Maddie pun menjawab walau dengan nada yang begitu pelan, "dia tidak bersama kami."
"Apa katamu? Tidak ada?" sarkas Hoseok dengan tatapan membunuh.
Maddie menggigit bibirnya bingung sembari menatap Stella yang hanya menyiratkan tatapan bodohnya.
Mengetahui Stella takkan mungkin membuka mulut, mau tak mau Maddie pun kembali menyahut, " Audrey sudah pergi. Percayalah, kami sungguh tidak tau gadis itu sedang di mana. Aku-" Maddie kehabisan kata-kata karena memang ia tak bisa melanjutkan ucapannya sebab ketakutannya yang setengah mati menghadapi Hoseok yang kini mengepal kuat ke dua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVER THE SERIES
RomanceMelalui kisah Audrey, Alea, Maddie, Stella dan Rachel, kita akan diajak memahami bagaimana rumitnya menemukan batas cinta yang sesungguhnya. Cinta yang menampung pengharapan dan begitu pulalah sulitnya cinta berikan kepastian. Akankah ke lima gadis...