PART 47 - MENCELAKAI IMRAN - 2

349 9 3
                                    

Arik pun langsung menghubungi Lia yang saat itu baru pulang dan sedang ingin istirahat karena lelah dengan aktifitas sehariannya yang cukup banyak pada hari itu. Dan saat Lia mengangkat panggilan Arik dari Hpnya, dirinya tidak curiga atau merasa aneh walau memang dari sore tadi perasaannya terasa tidak enak tapi karena dirinya disibukkan dengan banyak tugas Lia pun malah mencoba fokus dan melupakan semua yang dia rasakan.

(Lia) "halo, kenapa lu tumben amat nelpon gue mau minjam duit ya elu ?"

(Arik) "Lia maaf gue punya berita buruk banget buat elu sekarang gue lagi di rumah sakit lu bisa tolong segera ke sini dan gue akan langsung share lokasi gue ke elu."

(Lia) "hah siapa yang sakit rik, bentar habis ini gue bakal langsung ke sana lu tenang aja semua biaya nanti gue sama Imran deh yang tanggung. Lu telpon Imran juga ya rik."

(Arik) "maafin gue Lia." (sambil menangis dan mengeluarkan air mata kesedihannya karena gagal melindungi satu-satunya sahabat dia dari kecil)

(Lia) "lu gak usah minta maaf bilang aja siapa yang sakit nanti pasti kita bantu kok, kayak baru kenal aja deh lu sama kita-kita."

(Arik) "maaf Lia gue gagal jagain Imran sekarang dia lagi di UGD dan tidak sadarkan diri karena tadi ada beberapa orang yang tiba-tiba aja memukuli kita."

(Lia) "hah? jangan bercanda deh lu rik, gue takut dan kuatir benaran nih sekarang. Kalo sampai lu bercanda gue banting lagi lu berkali-kali."

(Arik) "gue gak bohong Lia ini sekarang gue lagi di depan pintu UGD nya dan di sini gue bingung karena harus membayar biaya adminstrasinya. Itu sih gue masih bisa urusin soalnya di tasnya Imran ada duit jadi bisa buat bayar sementara biaya rumah sakitnya tapi diminta juga agar ada  keluarganya yang bertanggung jawab juga karena harus ada tindakan operasi segera jika tidak takut nyawa Imran gak bisa diselamatin."

Lia yang mendengar perkataan Arik pun langsung lemas dan yang awalnya sudah berdiri dan mau pergi ke rumah sakit tiba-tiba dia langsung terduduk kembali di sofa sambil bersedih dan mulai menitikan air matanya karena mendengar Imran yang sekarang suaminya tiba-tiba sekarat dan sampai harus dirawat di rumah sakit.

(Lia) "sekarang bilang sama gue siapa yang melakukannya bakal gue bunuh orang-orang itu."

(Arik) "sorry Lia gue gak berhasil tahu siapa yang gebukin Imran tadi, tapi kayaknya memang Imran yang ditargetin soalnya gue langsung di kepung gitu sama empat orang dan satu orang langsung mukulin Imran sampai luka-luka parah dan pingsan."

(Lia) "ya udah lu tungguin gue dan bilang segera lakuin penanganan secepatnya nanti semua gue yang urus dan lu bayarin dulu semua administrasinya setelah gue datang gue ganti semua uang lu dan gue juga mau tahu siapa yang telah melukai Imran."

Lalu Lia pun mulai bangun dari sofa dan segera bergegas pergi membawa mobilnya dengan sangat cepat menuju ke rumah sakit yang sudah dikirimkan lokasinya oleh Arik, saat itu Lia membawa kebut mobilnya seperti orang gila dan beberapa kali dirinya pun hampir menabrak orang lain. Setelah sampai Lia langsung menangani semua surat-surat dan administrasi yang dibutuhkan sebagai penanggung jawab dan istrinya Imran.

Lalu Lia mulai membawa Arik keluar ke tempat yang sepi untuk mulai menanyai Arik tentang semua kejadiannya secara lengkap. 

Lia yang belum puas dan ingin tahu siapa orang-orang itu meminta Arik untuk menutup matanya dan Lia mulai memasukan cairan dari dalam tubuhnya ke arah keningnya Arik lalu segera membaca semua ingatan Arik tentang perkelahian yang tadi mereka alami.

Setelah selesai Lia pun langsung kesal dan sangat marah lalu tanpa sadar memukul tembok di depannya yang membuatnya agak hancur seketika membuat Arik yang melihat hal itu di samping Lia kaget dan jadi agak takut.

(dalam benaknya Arik "kapok kalo gini caranya gue harus inget jangan deh lagi-lagi ngerjain si Lia ini sampai marah kalo nggak bisa-bisa nasib gue sama ama nih tembok.")

Dan setelah selesai menangani semua luka-luka dan cedera yang Imran alami akhirnya dokter keluar yang ternyata dikenal oleh Lia karena pernah membantu dan pelatihan bersama dokter tersebut. 

Dokter tersebut pun menjelaskan kondisi Imran yang saat ini sedang koma dan mengalami pendarahan dibagian kepalanya itu.

Lia yang mendengar hal itu hanya bisa memohon dan meminta agar dokter itu bisa menyelamatkan Imran dan menyembuhkannya seperti sedia kala tapi dokter itu hanya bisa berusaha dan mengatakan kabar terburuknya Imran bisa saja meninggal atau koma untuk waktu yang sangat lama bahkan tidak bisa bangun lagi karena Lia juga seorang dokter yang pintar maka dia juga mengerti semua penjelasan dari dokter tersebut.

Lia pun mulai termenung lemas dan pikirannya mulai kosong karena sangat takut kehilangan Imran untuk selamanya. Namun Arik terus menyemangati Lia dan menyuruhnya mencari suatu jalan keluar agar Imran bisa kembali sembuh seperti sedia kala.

Lia pun mulai masuk untuk melihat keadaan Imran yang tertidur dan harus bernafas dengan bantuan alat dan tabung oksigen. Saat itu Arik dan Lia sangat sedih dan hanya bisa menangisi keadaan Imran yang semakin parah. Dan tiba-tiba detak jantung Imran mulai melemah yang membuat Lia dan Arik menjadi semakin takut dan khawatir dengan keadaannya itu.




Selesai SEASON 2..

Setelah ini akan masuk season 3 yang akan menceritakan tentang Indahri dan apakah Imran akan meninggal lalu bagaimana dengan kehidupan Lia/Indahri nantikan selanjutnya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Become Another CreatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang