ketika hidupmu dari kecil sudah sulit dan menderita namun tiba-tiba kesempatan itu datang tetapi bayarannya juga sangat mahal apakah masih kamu ambil ?
Lalu setelah mendapatkan pesan dari ayahnya itu Imran langsung mandi dan bersiap untuk pergi kuliah dulu dan kemudian barulah dia nanti siang akan menemui Iren seusai dari kampusnya.
Sesampainya di kampus dia bertemu Arik karena saat itu Imran tidak kembali ke rumah Imran/Indahri dan ayahnya juga sibuk bekerja semalaman di kantornya.
Imran pun menceritakan semua yang terjadi dengan ayahnya dan masalah perjodohannya kepada Arik lalu meminta Arik agar nanti bisa membantunya menemui Iren tapi Arik masih ada pekerjaan dan tidak bisa menolongnya.
(dalam benak Imran "ini hari apa ya sahabat gue sibuk, pacar gue ada kelas waduh nanti tambah besar kepala aja tuh si Iren padahal gue udah bilang kalo udah punya pacar dan tiba-tiba dengan terpaksa mau aja ketemuan dan dijodohin sama dia.")
Imran pun segera masuk ke kelasnya dan memulai pelajarannya setelah selesai dia pun segera pergi ke mall dengan naik angkot karena sengaja tidak mau membawa mobil dia bahkan mobil yang dia beli untuk Indahri pun dia tinggalkan karena memang sengaja dibeli untuk antar jemput Lia/Indahri atau digunakan sahabatnya Arik.
Karena sudah dari dulu dia lebih nyaman untuk naik angkutan umum dan tidak terbiasa untuk memamerkan kekayaan orang tuanya yang sangat banyak itu.
Lalu saat Imran memasuki mall itu dia pun mulai menghubungi HP Iren karena tidak tahu dia berada di mall sebelah mana. Tak lama Iren pun menjawab dan mengarahkan Imran ke arah food court tempat dia berada saat ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Foto hanya fiktif dan untuk ilustrasi
Setelah sampai di sana akhirnya Imran menghampiri dan menyapa Iren yang sudah menunggu cukup lama di sana sendirian dengan wajah yang agak BeTe karena sudah menunggu Imran sangat lama apalagi dia sampai harus membatalkan semua janjinya pada hari itu hanya untuk bertemu dengan cowok pilihan orang tuanya.
(Imran) "halo ren, sorry ya gue agak lama soalnya tadi gue ada kelas di kampus dan setelah selesai gue langsung kesini buru-buru tapi yah.. lu tahu lah jakarta macet banget kan."
(Iren) "iyah gue tahu pasti alasan lu gak jauh deh dari macet, ya udah lu mau pesan apa gue ke sini juga karena di paksa orang tua gue juga kok jadi dibawa santai aja."
(Imran) "oh gitu ya udah gue mau pesan minum dulu ya gara-gara tadi buru-buru jadinya gue haus banget sekarang."
Tak lama setelah memesan minum, minuman Imran pun datang dan Iren serta Imran pun mulai mengobrol lagi tapi Iren terus berbicara dan hampir tidak memberikan waktu atau jeda untuk menjawab atau menanggapi omongannya Iren ini.
(Imran) "oh iya sebenarnya.."
(Iren) "iyah gue tahu kok kalo lu juga keberatan kan sama perjodohan kita ini, gue udah bilang ke orang tua lu sama gue dari dulu tapi mereka meminta kita untuk ketemuan dan saling kenal dulu dan lama-lama pasti nanti kita bisa cocok satu sama lain."
(Imran) "bukan gitu juga sih.."
(Iren) "udah gue tahu kok kalo lu merasa gak enak dan minder juga kayaknya mau dijodohin tiba-tiba sama gue dan buat gue lu juga bukan tipe gue amat sih secara lu masih suka kan naik angkot/ojek kemana-mana padahal mobil lu nganggur di rumah emang orang yang aneh lu dari dulu."
(Imran) "tapi yang mau gue omongin itu.."
(Iren) "iya gue tahu deh, kita jalanin aja deh dulu kalo emang gak cocok nanti kita bisa ngomongin sama orang tua kita masing-masing minimal kita kan udah mencoba dan berusaha biar bisa dekat dan cocok atau kalo nggak kan bukan salah kita juga. Tapi harusnya lu bersyukur bisa dekat sama gue pasti lu belum pernah dekat dan pacaran sama cewek cantik kayak gue ini kan?"
(dalam benak Imran "nih cewek pede amat ya, gue mau ngomong pasti dipotong terus ya udah deh mending diam aja sambil nunggu Lia datang, capek gue sama nih cewek gue baru ngomong a dia udah potong dan udah ngomong sampai z. Kalo nggak terpaksa dari tadi udah gue tinggal nih cewek.")
(dalam benak Iren "aduh kalo gak terpaksa banget dan juga orang tua gue udah maksa dari dulu dan bilang mereka lagi pailit dan butuh suntikan dana dari bokapnya Imran ogah banget deh gue mau dekat atau kenal sama cowok aneh kayak ini tampang biasa-biasa aja tapi ya menang kaya aja bokapnya, tapi setelah gue nikah sama Imran gue bisa puas belanja dan keluar negeri lagi ya itung-itung susah-susah dulu baru deh senang kemudian.")
Lalu Iren pun terus berbicara dan selalu memotong omongan Imran sampai makanan sampai dan mereka selesai makan Imran akhirnya hanya diam dan mulai pusing dengan omongan Iren yang dari tadi merasa terpaksa dengan pertemuan mereka di sana dan seperti sangat keberatan dengan perjodohan ini.
Tak lama akhirnya Lia yang baru sampai ke mall mengirim pesan kepada Imran karena bingung mereka sedang dimana. Imran pun mulai senang dan tak pernah dia sekangen itu dengan Lia yang memang telah dia tunggu-tunggu dari tadi.
Lalu Imran pun membalas chat tersebut dan memberikan lokasinya sekarang kepada Lia dan memintanya agar bisa cepat sampai ke sana apalagi mendengar omongan Iren membuat diri Imran capek dan jenuh.
(Iren) "oi Imran lu gak sopan amat sih masa gue lagi ngomong sama lu malah dicuekin dan malah asyik main Hp doang emang lu kira gue patung atau gue kurang cantik yah."
(Imran) "oh sorry deh tadi teman gue lagi kirim pesan makanya langsung gue balas aja. Sorry ya ren jangan marah dong."
(Iren) "pantas aja cowok kayak lu mah gak bakal pernah dapat cewek cantik deh, di depan gue aja sikap lu cuek dan gak acuh gini gue bilangin bokap lu ntar pasti bakal diomelin lu nanti."
(Imran) "eh.. jangan dong soalnya dari tadi lu ngomong terus dan gue lama-lama pusing juga dengarnya, memang kita itu disuruh ketemuan dan kenalan biar bisa tahu satu sama lain tapi kan belum tentu juga kita bakal jadi akrab atau ke arah yang lebih serius jadi yah gue bawa santai aja semua ini."
(dalam benak Iren "waduh kalo sampai dia nolak gue dan batalin semua perjodohan ini bisa gawat dan bisa-bisa keluarga gue jadi miskin. Terus bagaimana sama teman-teman gue mana kalo jalan sama mereka pasti habis jutaan rupiah. Sekarang aja uang jajan gue udah di kurangin banyak banget sama orang tua gue. Pokoknya bagaimana pun caranya gue harus buat Imran ini suka dan berkesan sama diri gue. Terserah kalo udah nikah nanti gue tinggal cari cowok lain yang lebih ganteng dan bisa nyenangin gue.")
Iren yang mendengar perkataan Imran barusan mulai merubah sikapnya dan mencoba bersikap sebaik mungkin di depannya apalagi memang itu misi yang diberikan oleh orang tuanya dan jika sampai gagal pasti dirinya dan keluarganya dipastikan akan pailit dan menjadi miskin.
Beberapa kali Iren pun mencoba menggoda Imran yang dianggapnya sudah merasa agak tertarik padanya apalagi selain cantik dirinya pun memang sudah kenal lama dengan Imran hingga dia juga sudah mengetahui beberapa hal mengenai Imran dan pasti bisa menaklukannya dengan mudah.
Tapi disaat yang sama Imran hanya menunggu agar Lia segera datang dan dirinya bisa segera pergi dari sana karena sudah tidak nyaman dengan Iren namun dia hanya bisa tersenyum dan mencoba bersikap baik serta sopan kepada perempuan kepedean di depannya itu.
BERSAMBUNG DI PART SELANJUTNYA...
Jika suka atau ada masukan dan saran tolong vote dan komentarnya untuk menambah semangat penulis..
