2 • SELAMAT TINGGAL •

5.8K 446 19
                                    

~Percuma hidup dengan harta berlimpah tapi minim dengan rasa iba~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Percuma hidup dengan harta berlimpah tapi minim dengan rasa iba~

♕♕♕

Disinilah aku berada, ditengah keluarga besarku dengan keheningan yang sangat kubenci. Terkadang aku selalu berkhayal tentang keluarga yang hangat dan saling menyayangi satu sama lain, bukan seperti ini.

"Ada apa kalian memintaku pulang? " tanyaku tanpa ekspresi, tentu saja aku ingat perkataan opa dan juga orang tuaku yang mengatakan aku tak boleh kembali kerumah ini dengan alasan apapun.

"Sepertinya kamu benar-benar kehilangan rasa hormat pada kami, inilah alasanku bertindak tegas pada semua cucuku. Aku tak mau cucuku memiliki sifat kurang ajar sepertimu." 

Jika semua orang tua dan juga sepupuku takut dengan ucapan opa, tidak denganku yang menatap kedua mata cokelat opa yang membulat menahan marah.

"Jika bukan karena panggilan dari ibu, aku tak akan pulang. " balasku dengan tenang berbanding terbalik dengan opa yang mengeraskan rahang.

"Dasar anak sombong, kau tidak akan sukses jika bukan karenaku dan darah biruku. " desis opa.

"Jika aku bisa memilih, lebih baik aku dibesarkan oleh keluarga sederhana tapi berlimpah kasih sayang daripada keluarga yang penuh dengan harta tapi minim rasa peduli terhadap sesama. " balasku tak kalah tajam.

"Sudahlah opa jangan menghiraukan perkataan anak kurang ajar itu, ingat niat kita opa. " hatiku sesak mendengar perkataan ayah yang mengataiku kurang ajar, iya aku kurang ajar karena dia tak pernah mempedulikan kehidupanku berbincang dengannya saja bisa terhitung jari. Apa itu sikap seorang ayah?

"Huft.. Baiklah kau saja yang mengatakan semuanya, aku muak berbicara dengannya. " titah opa pada ayah.

"Besok malam persiapkan dirimu. "

"Ada apa memangnya? " tanyaku menyelidik, entah kenapa perasaanku tak enak.

"Besok akan ada keluarga yang akan meminangmu. "

"Apa?! "

"Pelankan suaramu!! " tegus ibuku.

"Apa maksud kalian?!" tanyaku pada opa dan ayah.

Meminang? Bukankah hanya mas Adi yang pernah menjadi calonku, jika calon pria yang meminang cucu Binata ditolak atau membatalkan maka tidak ada yang boleh melamarnya lagi kecuali jika itu kemauan keduanya, itu adalah peraturan keluarga kami.

"Jangan lancang, turuti saja perintah opa. "

Seorang kakak harusnya membela adiknya bukan malah ikut membuat penderitaan untuk adiknya.

"Mana bisa aku menuruti keinginan itu, kalian sendiri yang sudah menghapus darah biruku. Jadi jangan mengganggu kehidupanku dengan semua aturan kalian, lagipula perjodohanku kemarin sudah batal jadi tidak ada pinangan yang kedua! " bantahku tak terima.

YES, I WILL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang