♛♛♛
"Kenapa kamu lakukan itu? " lirihan itu membuat senyuman Theo surut, apa dia salah? Padahal dia hanya ingin bergurau saja.
"Hei, i'm joking. "
Alena menatap Theo dengan mata memicing, dia bingung dengan apa yang terjadi.
"Lalu siapa yang mengganti pakaianku? " tanya Alena sengit membuat Theo menggaruk tengkuk nya tanda gugup.
"Oke aku jujur, itu memang aku. Tapi— heii dengar dulu! " ucap Theo menatap Alena yang siap menangis.
"Pergilah, aku akan mandi. " usir Alena dan masuk kedalam kamar mandi tanpa menghiraukan panggilan Theo.
Theo menghela nafas kasar melihat pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat, suara bel berbunyi membuatnya bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu untuk mengambil pesanannya.
Theo meletakkan makanan diatas meja makan dan pergi ke kamar tempat semalaman dia tidur untuk mandi dan berganti pakaian, setelah menghabiskan setengah jam Theo pun selesai dengan wajah yang lebih fresh dan keluar kamar.
Keadaan apartemen masih kosong tanpa adanya sang pemilik, Theo pun berniat ke meja makan untuk menyiapkan makanan namun saat sudah selesai pun Alena masih belum keluar kamar.
Baru saja beranjak menuju kamar Alena, pintu berwarna putih itu terbuka menampilkan seorang wanita dengan pakaian santainya. Kaos oblong berwarna putih bigsize dengan celana selutut santai menambah kesan natural dari wanita cantik tanpa make up itu, jangan lupa rambutnya yang dicepol asal menampilkan leher putihnya.
Theo kembali duduk ditempatnya bersamaan dengan Alena yang duduk didepannya, suasana awkard dirasakan oleh Theo melihat wajah datar Alena yang tengah menyantap makanan yang dia beli.
"Maafkan aku. " ucap Theo membuat suapan Alena terhenti.
"Tidak apa, aku saja yang berlebihan tadi. " balas Alena acuh.
"Tidak, jangan katakan itu. Kau tidak berlebihan, aku saja yang lancang. "
Terjadi keheningan lagi saat Alena kembali melanjutkan santapan makanannya, hingga makanan mereka pun tandas.
"Satu hal yang harus kamu tau, jangan samakan aku dengan para wanitamu. " Alena menatap Theo tanpa ekspresi.
"Apa maksudmu? "
"Aku mengerti kehidupanmu yang bebas di negeri kelahiranmu, aku tahu pergaulan disana. Tapi tolonglah jangan samakan aku dengan mereka, aku memang membenci keluargaku dan selalu melanggar semua aturan mereka tapi ak—"
"Stop! " ucapan Alena terpotong karena bentakkan Theo.
Alena mengernyit melihat perubahan ekspresi Theo yang berbeda dengan sebelumnya, pria itu terlihat marah. Terlihat wajahnya yang memerah dengan rahang yang mengeras menatap Alena tajam, tanpa kata pria bule itu beranjak dari duduknya kasar hingga kursi yang dia tempati terjatuh nyaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, I WILL [END]
Roman d'amour~ sequel of FATE ~ Hal yang paling disesali oleh Alena adalah mengatakan tiga kata laknat yang mengubah kehidupannya, hidupnya yang sudah kacau semakin hancur saat kehadiran seseorang yang katanya sudah mengenalnya lama. "Will you merry me? " "Yes...