♕♕♕
Matheo POV
Entah kenapa perasaanku tak enak sekarang, aku merutuki semua kamar yang kedap suara sehingga aku tak bisa mencuri dengar apa yang mereka bicarakan. Jadi yang kulakukan hanya duduk diruang tengah yang ada didepan kamarnya sembari melirik dan berdoa pintu segera terbuka, namun sudah lebih sepuluh menit pintu tak kunjung terbuka.
Aku tahu harusnya aku tak sekhawatir ini karena gadisku sedang berbicara dengan keluarganya, tapi mengingat pembicaraan waktu lalu yang membicarakan keburukkan keluarga yang sial nya akan menjadi keluargaku juga membuat rasa khawatirku tumbuh.
Suara pintu terbuka membuatku langsung menoleh dan menatap pria tua dan pasangan suami istri keluar dari sana, aku langsung mendekat kearah mereka.
"Ada yang ingin kami bicarakan, nak." ucap pria paruh baya dengan tongkat kunonya itu.
"Aku ingin melihat kondisi Queen lebih dulu. "
"Dia sudah tertidur, lebih baik kamu jangan dulu menganggu. " entah kenapa aku tak percaya dengan ucapan wanita yang notabene nya ibu dari gadisku.
"Ayo, kami ingin berbicara denganmu dan juga orang tuamu. " ajak pria tua itu.
Dengan berat hati, aku pun mengikuti langkahnya menuju lantai dasar dimana terdapat kedua orang tuaku dan kedua kakek dan nenek disana tengah berbincang dengan uncle Sean dan Aunty Friska.
Melihat kedatangan kami, obrolan mereka berhenti.
"Bagaimana keadaan Alena? " tanya mommy padaku.
"Dia sudah memakan makanannya dan juga obatnya. " jawabku.
"Ada yang ingin kami sampaikan beberapa hal. " ucap pria tua itu menginterupsi.
"Apa itu? " tanya mommy, ouh jangan lupakan sikap daddy yang hanya peduli dengan mommy saja.
"Setelah pertunangan nanti, cucuku akan resign dari pekerjaannya. "
Keningku mengernyit, aku tahu seberapa dia berusahanya untuk mengejar posisinya yang sekarang. Mana mungkin dia ingin resign semudah itu.
"Alena akan menjadi menantu kami, jadi memang lebih baik jika seorang istri hanya fokus kepada suaminya saja. " balas mommy lagi.
"Dan juga setelah pertunangan nanti, kami akan membawa Alena ke rumah kami dan akan tinggal disana sebelum hari pernikahan tiba. "
Lagi dan lagi aku terkejut, aku yakin keputusan itu hanyalah sepihak. Jelas aku masih mengingat perkataan Queen kemarin yang sangat enggan untuk kembali kerumah itu.
"Apa Queen menyetujui itu? " tanyaku.
"Ini keputusan yang dibuat oleh Alena sendiri, nak. " bohong! Aku yakin pria tua itu berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, I WILL [END]
Romance~ sequel of FATE ~ Hal yang paling disesali oleh Alena adalah mengatakan tiga kata laknat yang mengubah kehidupannya, hidupnya yang sudah kacau semakin hancur saat kehadiran seseorang yang katanya sudah mengenalnya lama. "Will you merry me? " "Yes...