♕♕♕
Tak terasa, sudah sebulan aku tinggal bersama Lintang dan juga Lily hingga tiba harinya kami pergi meninggalkan kampung halaman kami karena kemarin Lily sudah menyelesaikan sekolah menengah pertamanya.
Saat ini aku sudah siap menggunakan pakaian penyamaranku, aku memakai celana jeans panjang berwarna hitam milik Lily dan sebuah hoodie hitam milik Lintang sehingga membuat tubuhku tenggelam. Masker hitam dan topi hitam menutupi setengah wajahku hingga kuyakin tak ada yang tahu penyamaranku, sepatu yang kugunakan pun juga berwarna hitam dan itu juga milik Lily.
"Udah siap, Len? " tanya Lintang dari luar.
"Udah. " ucapku dan berjalan keluar kamar menuju ruang santai sekaligus ruang tamu, disana sudah ada Lintang dengan pakaian santainya juga Lily yang terlihat feminim dengan rok dan kaosnya.
"Ayo kita berangkat. " ajak Lintang.
Kami pun berjalan keluar dengan membawa satu tas gendong di pungggung kami, tak banyak yang dibawa kami karena Lintang tak berniat untuk tinggal menetap di ibukota.
Hari sudah sangat malam bahkan hampir larut, Lintang sengaja memilih berangkat dimalam hari agar keadaan luar menjadi senggang. Setelah mengunci pintu rumah, kami pun berjalan beriringan menuju jalan raya karena Lintang sudah memesan taksi online untuk pergi ke stasiun kereta api.
Butuh berjalan sekitar satu kilometer menuju jalan raya, sehingga butuh waktu sekitar sepuluh menit untuk tiba dijalan raya. Namun saat kami melewati pos ronda yang dulu pernah kusinggahi, terlihat ada lima pria yang tengah melakukan ronda hal itu tentu membuatku sedikit merasa was-was.
"Mau kemana, Lintang? " tanya pria berkumis yang kutak tahu siapa.
"Saya mau ke kota pak. " jawab Lintang santai.
"Ouhh.. Mau merantau yah? "
"Iya, pak. "
"Yang ada disebelah nak Lily siapa? " tubuhku menegang dan bisa kurasakan Lily pun merasakannya juga karena kami saling berpegangan.
"Ini temen Lily, pak. " jawab Lily dan merangkulku.
"Siapa namanya? "
"Leni, pak. " jawab Lily asal.
"Kok kayak pernah liat yah, adek bisa buka maskernya bentar? " tanya pria itu menelisik mataku yang terekpose.
"Ehh jangan pak, dia lagi sariawan. " ucap Lily.
"Memangnya temen adek saya mirip siapa ya pak? " tanya Lintang.
"Mirip kayak foto itu tuh, cucunya Binata yang kabur. " ucap pria itu menunjuk sebuah poster yang menampilkan fotoku, disana tertulis kata DICARI pada atas fotoku dan identitas juga hadiah bagi sang penemu yang tertulis dibagian bawah fotoku.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, I WILL [END]
Romance~ sequel of FATE ~ Hal yang paling disesali oleh Alena adalah mengatakan tiga kata laknat yang mengubah kehidupannya, hidupnya yang sudah kacau semakin hancur saat kehadiran seseorang yang katanya sudah mengenalnya lama. "Will you merry me? " "Yes...