14 • TANGIS •

5.1K 376 5
                                    


~ Tangis itu adalah sebuah simbol seseorang untuk melimpahkan perasaan yang tak mampu terucap bibir, jangan dihentikan tapi biarkan lepas agar perasaan menjadi lebih baik. ~

 ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


♚♚♚


Alena POV

Hancur sudah, semua kebebasan dan kebahagiaan yang aku punya dulu sekarang hancur.

Sekarang aku sudah resmi bertunangan dengannya, dengan orang yang tak kucintai. Belum lagi setelah ini aku harus kembali kerumah neraka itu karena pastinya aku akan disiksa karena perbuatanku yang melanggar aturannya, terbukti dari tatapan opa yang penuh dendam padaku seolah fikirannya tengah memikirkan siksaan yang dapat membuatku jera.

Keluargaku yang lain sedari tadi memaksaku untuk tersenyum, namun seberapa pun aku mencoba itu tetap saja sulit, sangat sulit tersenyum disaat aku ingin sekali menangis.

Saat ini aku duduk dipelaminan sendirian karena Theo menyuruhku untuk diam dan dia yang akan menyapa para tamu dengan alasan kesembuhanku, hal itu tentu saja disetujui oleh keluarganya namun berbeda dengan keluargaku yang saat ini menatapku tajam karena marah harus menyetujui keputusan besannya.

Sebenarnya aku belum bisa dikatakan sembuh total karena tubuhku masih lemas tapi itu tak sebanding dengan rasa sakit hatiku yang kembali dihancurkan oleh keluargaku.

"Al. "

Aku mendongakkan kepalaku dan melihat keberadaan mas Adi dengan istrinya disana tengah tersenyum miris padaku, akupun berdiri dari dudukku dan menampilkan senyuman tipis.

Kurasakan tubuhku ditarik kedalam pelukan mas Adi yang kubalas tak kalah erat, ini yang kubutuhkan. Pelukkan seorang kakak yang menyemangatiku dikala aku sedang rapuh.

"Kamu kuat Al, maaf mas gak bisa bantu kamu. " bisiknya.

"Tidak apa-apa, mas. " balasku.

Kurasakan tubuhku tertarik kebelakang membuat pelukan kami terlepas, kulihat Theo berada dibelakangku dengan mata yang menatap mas Adi tajam.

"Who are you? " desisnya yang masih mencengkeram tanganku kuat membuatku meringis.

"Slow men, I'm her brother. " jawab mas Adi santai, namun Theo masih menatapnya marah.

"Theo, mas Adi dulu yang pernah menjadi korban perjodohan denganku dan sekarang dia sudah kuanggap kakakku sendiri. " tak seharusnya aku peduli dengan kemarahannya, tapi melihat tatapan itu membuatku harus mengatakan itu terbukti dengannya yang sudah mengendorkan cengkeramannya.

Setelah cengkeramannya terlepas, aku berjalan kearah mbak Ayu yang berdiri dibelakang mas Adi.

"Dan ini adalah mbak Ayu, istri dari mas Adi. " ucapku agar dia percaya, aku tak mau kesalahpahaman ini berimbas pada pasangan itu.

YES, I WILL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang