35 • LAST SAD •

5.3K 323 18
                                    

Pagi semua..
Sebelum kalian baca, saya mau ngasih tau dulu kalo part ini penuh dengan tradisi pernikahan Jawa dan buat kalian yang orang jawa terutama Solo. Kalian bisa koreksi langsung jika ada yang salah yah..

Kalian juga bisa menambahkan...

Jujur aja saat saya buat part ini, banyak pelajaran yang saya petik dan ternyata menurut saya adat Jawa dan adat Sunda gak beda jauh

Jadi buat kalian yang diluar Jawa juga bisa ambil pelajaran yang ada dibawah yah..

Siap buat ending?

Cuss langsung ajahh

Cuss langsung ajahh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









♛♛♛







Kegiatan masih terus berlanjut diantaranya ada Dodol Dawet, yaitu ayah dan ibu akan berjualan minuman manis seperti dawet dan harus dibeli oleh para tamu yang hadir dengan bayaran sebuah kreweng/wingka atau pecahan genting.

Dilanjut dengan Pelepasan ayam yang akan masih dilakukan oleh kedua orang tuaku, ritual pelepasan ayan akan dilangsungkan dihalaman rumah dan dilakukan khusus oleh mempelai wanita jadi Theo tidak melakukan ritual ini. Melepaskan ayam betina diumpamakan melepas putri mereka untuk hidup mandiri dan semoga ke depannya selalu dipermudah mendapatkan rezeki.

Lalu ada ritual Tanam Rikmo, ritual ini dilakukan setelah uncle Sean yang menjadi utusan keluarga Theo untuk membawa rambut tengkuk milik Theo yang diambil ketika upacara ngerik setelah siraman tadi dan akan disatukan didalam cepuk dan akan dikubur ditempat yang sudah ditentukan oleh keluarga kandungku, ritual ini diharapkan agar keburukan yang pernah terjadi pada kedua mempelai, terkubur bersama seluruh helaian rambut.

Setelah melakukan beberapa ritual tadi, kini aku sudah berdiam diri didalam kamar karena acara Midodareni akan dimulai. Namun bukan berarti aku akan tertidur dan beristirahat untuk mempersiapkan diri saat besok hari pernikahan kami, tetapi aku harus terjaga dengan ditemani oleh Kanjeng sebagai pini sepuh karena katanya akan ada bidadari yang akan memberikan sedikit kecantikannya padaku, aku tak tahu itu benar atau tidak tapi ritual tetaplah ritual dan aku harus melakukannya.

Acara ini memang tidak memperbolehkan aku untuk menemui Theo karena kami akan bertemu pada esok hari tepatnya dihari pernikahan kami, pada acara ini calon mempelai pria yaitu Theo datang ke rumah untuk menyerahkan seserahan yang berisi perlengkapan kebutuhan mempelai wanita. Berupa kosmetik, tas, sepatu, perhiasan, buah-buahan serta aneka kue dan makanan yang telah dikemas cantik dihiasi pita juga bunga-bunga.

Acara selanjutnya yaitu Tantingan.

Sekali lagi kedua orang tuanya menanyakan kesungguhan putrinya untuk menikah. Namun jawaban diserahkan sepenuhnya kepada orang tuanya dan sebagai syarat pernikahan satu permintaannya untuk dicarikan sepasang kembar mayang.

YES, I WILL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang