♕♕♕
Alena POV
"Makanan siap! " seruku dengan tangan yang membawa nasi goreng dan menaruhnya diatas meja tengah karena disini tak ada ruang makan.
"Woaaa.. Kak Lena jago masak. " puji Lily yang sudah siap dengan seragam putih birunya.
"Jangan muji dulu Ly, ini baru nasi goreng loh belum yang lain. " ucapku percaya diri yang dibalas kekehan oleh Lintang.
"Emangnya kak Lena, jago masak apa aja? " tanya Lily padaku yang tengah menaruh nasi goreng pada piring Lintang dan Lily, pemandangan ini membuatku merasa seperti sebuah keluarga yang bahagia.
"Lily mau makanan apa? " tanyaku.
"Emm.. Pizza! Lily pengen makan pizza, kakak bisa buatnya? "
"Bisa dong, tapi kita harus cari bahannya dulu. " jawabku, aku memang mempunyai bakat memasak karena sedari aku kecil opa sudah memberi cucu perempuannya pelajaran tentang memasak.
"Udah.. udah.. nanti sore kakak yang beliin bahannya. Sekarang ayo makan. " ucap Lintang, kamipun memulai kegiatan sarapan dengan hikmat.
Aku tersenyum, inilah yang kuinginkan. Walaupun tak ada kemewahan apapun, tetapi mampu membuatku tersenyum dan bebas tanpa adanya peraturan dan keterikatan.
Beruntung tubuh Lily itu memiliki tubuh yang sedikit besar dari gadis seumurannya mengingat Lily adalah pemain basket, sehingga aku yang memiliki tubuh kecil bisa memakai pakaian Lily seperti saat ini aku sudah memakai sebuah kaos dengan celana selutut milik Lily.
"Yasudah kami pamit, kamu kunci pintu dan jangan buka pintu selain dari kita karena yang mereka tahu rumah ini akan kosong seharian ini. " jelas Lintang yang tengah memakai jaketnya menutupi kemeja putih polos yang dia pakai.
"Iya, aku ngerti kok. "
Aku tersenyum dan melambaikan tangan pada Lintang dan Lily dari arah kaca, setelah Lintang pergi menggunakan motor matic dengan Lily yang berada diboncengannya akupun segera menutup gorden dan mengunci pintu.
Sekarang yang aku bisa lakukan itu adalah membereskan rumah ini, setidaknya aku harus sedikit membantu pekerjaan Lintang yang selalu membereskan rumah saat malam mendatang dan mencuci dan nyetrika pakaian pada hari minggu dibantu dengan Lily.
Aku meraih sebuah kemoceng untuk menyingkirkan debu walaupun rumah ini terlihat bersih, aku membereskan barang yang berantakkan dan mengumpulkan cucian Lintang dan Lily kedalam ember untuk direndam dengan detergen. Aku mengambil piring kotor yang ada diatas meja dan mencucinya, setelah itu aku ambil sapu dan pel untuk membersihkan lantai, rumah ini tak terlalu besar sehingga aku tak memakan waktu lama untuk membersihkannya.
Selesai dengan rumah, aku memasuki kamar mandi yang memiliki lebar dua meter ini untuk mencuci pakaian. Tidak ada shower ataupun bathup melainkan sebuah bak dan gayung, namun itu tak masalah bagiku. Setelah membilas pakaian, aku membawa cucian yang sudah bersih didalam ember keluar untuk menjemur. Tempat jemuran berada dibelakang rumah, walaupun tak luas tetapi tempat jemuran ini dilindungi tembok setinggi dua meter sehingga tak akan ada orang yang akan mengetahui keberadaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, I WILL [END]
Romance~ sequel of FATE ~ Hal yang paling disesali oleh Alena adalah mengatakan tiga kata laknat yang mengubah kehidupannya, hidupnya yang sudah kacau semakin hancur saat kehadiran seseorang yang katanya sudah mengenalnya lama. "Will you merry me? " "Yes...