♚♚♚
Alena POV
"Apa kamu tidak ada niat untuk pulang? "
Mengusir? Ya aku memang mengusirnya, katakanlah aku tidak sopan tapi aku tak nyaman dengan kehadirannya. Lihat saja sekarang, dengan seenaknya dia tengah berbaring dengan kepalanya yang ditaruh diatas pahaku! Sedangkan matanya fokus menatap tv, apa dia belum puas mengangguku sabtu kemarin dan sekarang dia datang kembali dihari mingguku kemarin.
Aku tahu kemarin dia memang membantuku mengatasi trauma ku, tapi bukan aku yang memintanya datang jadi untuk apa dia disini bukannya bekerja mengingat hari ini hari senin.
"Tidak. " jawabnya singkat yang membuatku geram.
Jika saja dia bukan calon bos juga suamiku, pasti aku akan langsung melempar kepalanya dari gedung ini. Tapi jika kulakukan itu, pasti aku akan dipecat sebagai manager disana bagaimanapun juga aku tak bisa resign diperusahaanku sekarang karena pendapatannya yang besar dan mampu menopang kehidupanku.
Aku menghela nafas panjang, saat ini rasa bosan menguasaiku. Aku bukanlah tipe perempuan yang menyukai berita karena itu akan membuatku pusing dengan masaah yang ada dinegara ini yang tiada henti, tapi dengan seenaknya pria berambut cokelat itu menonton seolah rumah ini adalah miliknya.
Aku menguap karena rasa kantukku datang padahal angka masih menunjukkan angka dua belas, mungkin karena berita didepanku yang tengah menyetelkan tentang kasus pembunuhan dan juga pelecehan. Kusandarkan kepalaku pada sandaran sofa dan mencoba untuk memejamkan mataku yang sudah memberat, baru saja aku sampai dipintu mimpiku sebuah deringan ponsel yang nyaring membuat mataku langsung membulat dan seketika menegakkan tubuhku.
Aku mengerang kesal, kulirik ponselku yang masih berbunyi nyaring. Melihat nama yang tertampil pada ponselku yang berada diatas meja membuatku semakin kesal, itu adalah kakakku Aldebaran.
"Kenapa kau tak mengangkatnya? " tanyanya yang juga melihat ponselku.
"Tak penting. " balasku acuh dan mencoba untuk mengacuhkn deringan ponsel itu.
Namun baru saja aku memejamkan mata, kurasakan tumpuan kepala yang ada dipahaku beranjak. Kulihatnya yang sudah meraih ponselku yang masih berdering, aku membulatkan mataku saat melihatnya menerima panggilan dan langsung menekan tombol laud speaker.
"Kenapa lama sekali?! "
Kudengar nada marah dari seberang, aku masih menatap pria menyebalkan itu tajam.
"Maaf. " jawabku acuh.
"Dimana sopan santunmu?! "
Mendengar bentakkan itu membuatku ingin meraih ponselku yang masih berada didalam genggamannya, namun karena tanganku yang lebih pendek darinya membuatku tak menjangkau ponselku karena dia yang menjunjung tinggi tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, I WILL [END]
Romance~ sequel of FATE ~ Hal yang paling disesali oleh Alena adalah mengatakan tiga kata laknat yang mengubah kehidupannya, hidupnya yang sudah kacau semakin hancur saat kehadiran seseorang yang katanya sudah mengenalnya lama. "Will you merry me? " "Yes...