18 • LINTANG •

3.1K 283 3
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


♚♚♚




Pada malam harinya Alena baru bisa mengisi perutnya setelah mengistirahatkan kakinya yang keram selama beberapa jam, kini dia tengah berdiri ditaman menikmati angin malam yang dia sukai dan menatap bintang yang menghiasi langit gelap.

Fikirannya kembali saat awal dari kebebasannya yaitu saat keluarganya mengusir nya secara kasar, Alena kira dia tidak akan kembali menginjak rumah ini dan hidup sesuai keinginannya tanpa campur tangan keluarganya lagi tetapi ternyata tidak bahkan dua bulan lagi dia akan resmi menjadi milik seseorang.

Mimpi menikah dengan orang yang Alena cintai benar-benar pupus, menjadi seorang wanita berkarir pun sudah tak bisa dia lakukan karena semua hasil belajarnya yang dia kejar hingga mengejar dibenua Eropa telah mudahnya hangus.

Ingin dia kabur tapi uangnya sudah tak ada karena dompetnya ikut terbakar begitu juga dengan ponselnya, tapi kehilangan ponsel bukanlah hal besar karena tidak ada yang akan menghubunginya.

Hal yang dia inginkan saat ini adalah pergi kesuatu tempat yang mampu membuat semua emosinya menghilang, tapi disetiap pintu keluar akan ada penjaga yang opanya kerjakan untuk berjaga rumah selama dua puluh empat jam.

Alena berdiri dari duduknya dan melihat jam yang tertempel ditembok dalam rumah yang terlihat dari kaca yang tembus pandang menunjukkan angka sepuluh, sudah lumayan larut tapi dia tak dapat merasakan kantuk. Alena pun berjalan menuju kebun yang ada dibelakang rumah untuk melihat keadaan rumah, siapa tahu ada celah untuk dia kabur.

"Jam kita berjaga lima menit lagi abis, aku sudah tak sabar ingin pulang dan tidur. "

Langkah Alena terhenti kala mendengar suara pria penjaga yang berada dipintu keluar yang ada disamping kanan rumah, sebuah ide menghampiri kepalanya. Pergantian shift, itu artinya Alena mempunyai waktu emas untuk keluar dari rumah ini.

Alena diam dengan tubuh yang menempel pada tembok agar dua pria yang ada dibalik tembok itu tak menyadari keberadaannya, saat ini dia akan menungu selama lima menit dan keluar dari rumah ini. Alena memang tak tahu apa yang akan dia lakukan setelah dia pergi dari rumah ini tapi setidaknya dia harus keluar dari rumah ini lebih dulu, lalu dia akan berfikir untuk kelanjutannya.

"Tinggal satu menit, kita pergi saja. Toh, sebentar lagi petugas lain akan datang. " ucap pria berkumis tebal itu.

"Baiklah, lagipula tak ada yang mencurigakan saat ini. "

Alena menahan nafas kala dua pria yang tadi berbicara berjalan melewatinya tanpa menyadari kehadirannya, ternyata tubuh kecil nya itu berguna dalam hal mendesak seperti ini.

Setelah memastikan tak ada orang disekelilingnya, Alena pun langsung berlari dan keluar melewati gerbang yang lumayan besar itu. Alena terus berlari dan sesekali menatap kebelakang memastikan bahwa tak ada yang menyadari keberadaannya, setelah berlari cukup lama Alena pun terdiam dengan nafas terengah disebuah pos yang disinari satu lampu kecil.

YES, I WILL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang