11 • DIDN'T COME •

3.2K 298 2
                                    

♚♚♚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♚♚♚

"Kakak. "

Aku terdiam saat seorang gadis muda yang tengah memeluk tubuh Theo dengan erat yang langsung dibalas olehnya, siapa dia?

"Kay, kenalin dia calon nya kakak. " jelas Theo memperkenalkanku dengan perempuan dipelukkannya.

"Woahh cantik kak, kayak Kay. " aku tersenyum tipis melihat binarannya, sungguh menggemaskan.

"Queen, dia adalah adikku namanya Kaylee dan dibelakangnya itu adik bungsuku Erick. "

"Hai.. Aku Alena. "

Setelah berkenalan dengan semua kerabat Theo, kamipun duduk dikursi masing-masing dengan ibu dan mas Alde disampingku. Perutku sudah melilit sedari tadi tapi aku tak bisa untuk memulai memakan hidangan didepanku karena tata krama menyebalkan itu, jadi yang kubisa hanya menatap semua makanan yang terlihat sangat menggiurkan dimataku.

Entah kapan pembicaraan mereka selesai, aku benar-benar tak tahan menahan rasa laparku. Sesuai peraturannya, tidak ada yang boleh memulai memakan sebelum para kepala keluarga makan hingga saat ini aku hanya bisa meminum air mineral.

Aku sudah mencengkeram perutku yang mulai melilit, aku mulai tak fokus dengan pembicaraan semua penghuni meja makan.

"Alena! "

Ku dongakkan kepalaku menatap opa yang menegurku.

"Iya opa? " tanyaku pelan, tenagaku sudah terkuras habis.

"Tegakkan tubuhmu dan angkat kepalamu! " bisik ibu menegurku yang langsung kulakukan.

Pusing, itu yang kurasakan. Jika sudah begini, memakan makanan pun tidak akan membuatku seperti semula.

"Alena, are you okey? " pandanganku sudah memburam tapi mendengar suaranya itu adalah pertanyaan mommy.

"I'm okey. " balasku dengan senyum tipis.

"Tapi keadaanmu seperti lemas sekali, apa kau sakit? " tanyanya lagi.

"Tidak, aku hanya sedikit tak enak badan. " jawabku menenangkan.

"Lebih baik kamu ke kamar saja dan istirahat, biar Math yang menemanimu. " titah mommy.

Kurasakan dua tangan mencubit lenganku pelan namun tetap menyakitkan, aku tahu apa artinya.

"Tidak usah mom, aku hanya sedikit pusing saja dengan makan pun akan membaik. " tolakku.

Dikeluarga kami tidak boleh ada yang meninggalkan meja makan sebelum kepala keluarga beranjak dari kursinya karena mereka menganggap itu tidak sopan, jadi aku pasrah saja dengan kondisiku saat ini mungkin aku akan pingsan tapi biarlah.

"Baiklah kita mulai makan malamnya." itu suara Mr. Hudson, mungkin opa akan marah karena seharusnya dia yang nengatakan itu tapi bagaimana pun juga dia bukan kepala rumah disini.

YES, I WILL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang