28 • HOT NEWS •

2.8K 309 13
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


♛♛♛



"Jadi? "

"Apa? "

"Jelaskan semuanya, Queen. "

Kini keduanya sudah duduk disofa yang ada diruang kerja milik Theo, Alena terdiam dengan menundukkan kepalanya membuat Theo langsung menaruh telunjuknya di dagu Alena dan mengangkatnya.

"Apa yang terjadi? " tanya Theo dengan suara lembut.

"Tadi pagi mas Alde datang menemuiku dan bilang kalo mbak Tari masuk rumah sakit, saat itu aku panik dan langsung ikut mas Alde tanpa bilang mbak Usi.

Saat itu kami pun pergi ke rumah sakit, aku terus menepis fikiran negatifku tentang kondisi mbak Tari tapi ternyata fikiran negatifku benar.

Muka memar mbak Tari membuktikan kalo dia disiksa hingga tak sadarkan diri dan kepalanya yang diperban, mereka melakukan hal bejat itu ke mbak Tari dengan tujuan untuk keuntungan mereka sendiri. " jelas Alena dengan mata yang sudah memerah.

"Apa yang mereka lakukan? "

"Mereka siksa mbak Tari sebagai ancaman agar aku bisa bebasin tuntutan opa, mereka tahu kalau kelemahanku itu mbak Tari sehingga mereka tega melukai mbak Tari. " jawab Alena kembali terisak.

Theo langsung menarik tubuh Alena kedalam pelukkannya, tangannya tak henti untuk mengelus punggung Alena yang bergetar.

"Mereka sudah kelewatan, seharusnya kamu bilang padaku sebelum memutuskan untuk mencabut tuntutannya. Tindakan mereka bisa dilaporkan pada pihak berwajib, jadi—"

"Enggak, jangan. Aku tak mau orang lain jadi korban, mereka itu licik. " ucap Alena memotong ucapan Theo.

"Jadi kau ingin menyerah dan membiarkan mereka? " tanya Theo.

"Aku harus menyerah agar tak ada lagi korban. " lirih Alena.

Theo kembali menarik Alena kedalam pelukannya, karena ini yang gadisnya perlukan.

Namun tanpa Alena sadari, Theo mengangkat benda yang tadi dia simpan disofa dan menekan tombolnya sebelum kembali mengembalikan ponsel itu ke tempatnya.









♛♛♛







Seminggu sudah berlalu, kini Alena sudah tenang karena dua hari kemarin Tari sudah diperbolehkan pulang. Awalnya Alena memaksa Tari untuk tinggal bersamanya namun Tari menolak, Alena pun mengalah dan membiarkan Theo untuk mengirim seseorang untuk mengawasi mereka.

Alena menyalakan televisi didepannya menggunakan remote, mencari sebuah saluran yang menurutnya tak membosankan hingga pilihannya jatuh kesalah satu kartun tentang tikus dan kucing.

YES, I WILL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang