♛♛♛
Sreetttt
Suara yang menjadi backsound mengerikan disalah satu gudang bersahutan dengan suara ringisan yang menyakitkan, terhitung sudah satu jam suara itu terdengar yang pastinya akan menjadi sebuah tato pada punggung dengan luka yang teramat sakit dan kenangan pahit.
Pria paruh baya yang terlihat masih kekar walaupun umurnya yang sudah menginjak tujuh puluh, kekuatannya dalam menggerakan cambuk yang ada ditangannya tak membuat tubuh yang menjadi sasaran cambuk itu tak bisa menahan ringisan bahkan kini tubuh mungilnya telah tumbang diatas lantai berdebu.
"Jika bukan karena mereka yang ingin menjadikanmu menantunya, aku tak sudi untuk mengakuimu sebagai cucuku! " nafasnya terengah, dengan mata yang membulat dan rahang mengeras menatap punggung yang terlihat bercak darah keluar dari balik kaos putihnya.
"Ini hukumanmu dan jangan harap kamu bisa keluar dari tempat ini! "
Brakk!
Pintu tertutup dengan kasar membuat ruangan menjadi gelap gulita karena tak ada satupun sumber cahaya yang masuk, itu bagus setidaknya kalian tak bisa melihat penampilan Alena yang sangat mengerikan.
Alena merasa tubuhnya remuk, puluhan bekas cambukkan membuat punggungnya panas dan perih. Menangis pun percuma, tak ada yang mampu menolongnya setidaknya untuk mengobati punggungnya saja tak ada.
Biasanya pria tua Binata itu hanya akan memberikan beberapa cambukkan bahkan paling banyak lima kali tapi cambukkan kali ini mampu membuat punggungnya mati rasa dan sakit luar biasa, mengingat satu jam nya yang dilakukan sosok yang dipanggil opa itu melakukan penyiksaan padanya.
Bukan hanya punggungnya yang sudah dilumuri darah, kedua pipinya yang sudah memerah dengan bekas tangan yang menempel pada keduanya dan kedua sudut bibirnya yang robek akibat tamparan mematikan opa padanya.
Saat ini Alena sudah pasrah pada takdirnya, jika Tuhan sudah memutuskan untuk mengakhiri kehidupannya saat ini dia rela sepenuh hati. Dia sudah tak kuat untuk bernafas lebih lama dengan kesakitan yang tak berujung, bukan hanya fisik tapi juga batinnya.
Tubuhnya sudah menggigil kedinginan karena tubuhnya yang hanya ditutupi kain berbahan tipis, debu tebal dilantai sudah terhirup masuk kedalam pernafasannya. Alena tak kuasa untuk bangkit dari tidurnya meski untuk duduk sekalipun, hingga matanya sudah memberat dan dia pun mengalah dan membiarkan kegelapan menguasainya.
Kegelapan yang mampu menghilangkan rasa sakitnya, berharap Tuhan tak mengizinkannya untuk kembali membuka mata.
♛♛♛
Lagi-lagi Tuhan kembali tak berpihak padanya.
Alena kembali membuka mata dan masih bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, I WILL [END]
Romance~ sequel of FATE ~ Hal yang paling disesali oleh Alena adalah mengatakan tiga kata laknat yang mengubah kehidupannya, hidupnya yang sudah kacau semakin hancur saat kehadiran seseorang yang katanya sudah mengenalnya lama. "Will you merry me? " "Yes...