♛♛♛
Matheo POV
Kacau.
Satu kata untuk kondisiku saat ini, padahal baru saja sehari aku ditinggal oleh Queen ke kampung halaman nya dan itupun masih dalam satu negara. Apalagi terakhir pertemuan kami yang tak bisa dikatakan baik membuatku gundah, jika saja tak ada peraturan bodoh yang mengharuskanku untuk berpisah dengannya maka aku akan langsung melangsungkan pernikahan seminggu kemudian.
Aktifitasku kembali mengambil alih perusahaan cabang yang ada di ibukota negara merah putih ini karena Daddy dan inti keluargaku yang lain sudah kembali ketempat tinggal kami yaitu Amerika, jadilah aku disini menolak untuk pulang kesana karena tak ingin semakin berjauhan dengan tunanganku yang dua bulan lagi akan menjadi istriku, memikirkan itu membuatku semakin tak sabar untuk segera mengikatnya hingga dia menjadi milikku seutuhnya.
Jangan fikir aku membiarkannya pergi begitu saja, aku mengirimkan beberapa pengawal pribadi daddy untuk ikut berjaga dirumah keraton itu dan akan rutin memberi laporan tentang kondisi Queen. Aku tahu kemarin keluarganya membakar kopernya sehingga aku tak bisa mengirim pesan atau menelfonnya karena ponselnya yang sudah hangus terbakar, mendengar laporan itu tentu aku geram dengan mereka dan membuatku semakin ingin menjemputnya.
Hari ini aku belum menerima laporan dari pengawalku, karena ini masih pagi dan aku masih disibukkan dengan laporan yang ada didepanku. Sebenarnya tugasku disini tak terlalu sulit, membaca laporan, mengoreksi yang salah, menyuruh divisi yang bersangkutan untuk revisi dan menandatangani laporan yang sudah benar. Yang sulit mungkin mengambil tender agar perusahaan semakin maju, aku harus memikirkan cara untuk memenangkannya.
Setelah kutandatangani laporan terakhir yang sudah di revisi, kulihat jam yang ternyata sudah waktunya makan siang. Masih duduk dikursi kebesaranku, aku meraih ponsel yang berada dimeja untuk menghubungi salah satu pengawal. Tatapanku terpaku pada tiga foto yang ada dimejaku, yang pertama foto orang tuaku, yang kedua fotoku bersama kedua adikku dan terakhir fotonya yang tengah tersenyum manis yang secara diam-diam kuambil fotonya.
"Jelaskan kabar gadisku, Viko. " ucapku singkat, aku terdiam mendengarkan penjelasannya yang rinci.
Rahangku mengeras dan langsung menutup sambungan telfon memotong sapaan Viko, aku kira mereka akan merawat Queen dengan baik karena dia akan menikah denganku tetapi ternyata tidak. Dia meninggalkan sarapan dan makan siangnya lagi padahal dia baru saja pulih dari sakitnya, yang paling parah dia harus menahan kakinya yang tak tahu bagaimana rasanya harus duduk dengan kaki melipat selama tiga jam!
Sebenarnya setelah aku pergi dari apartemen Queen waktu lalu, aku langsung meminta pada mommy untuk mempercepat pernikahan kami dan tak mengizinkan Queen pergi ke kampung halamannya. Tapi mommy menolak karena dia mengira aku terlalu terburu-buru, tapi mommy maupun daddy memang tidak mengetahui kondisi keluarga Binata yang sesungguhnya sehingga mereka menyetujui apapun keputusan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, I WILL [END]
Romance~ sequel of FATE ~ Hal yang paling disesali oleh Alena adalah mengatakan tiga kata laknat yang mengubah kehidupannya, hidupnya yang sudah kacau semakin hancur saat kehadiran seseorang yang katanya sudah mengenalnya lama. "Will you merry me? " "Yes...