Zico mampir ke minimarket untuk membeli minuman dingin, entah kenapa dia tiba tiba haus ketika perjalanan pulang, padahal dia tadi baru saja dari cafe.
Ketika hendak ke lemari es, dia mendengar suara yang sangat familiar di telinganya. Bagaimana tidak kenal karena setiap hari dia selalu mendengar suara ini.
"My ice boy!" Teriak seorang perempuan yang tak jauh dari keberadaan Zico, dia juga sama kayak Zico berada dalam minimarket itu. Dan kalian benar perempuan itu adalah Zelin.
Zico menoleh ke arah sumber suara dengan malas, sebab dia sangat enggan untuk berhadapan dengan cewek ini.
Sedangkan Zelin dia berjalan ke arah Zico dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibir mungilnya itu.
"Hai!" Sapa Zelin dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya.
Zico tidak membalas sapaan dari Zelin, dia malah langsung bertanya "Apa?" Tanya Zico dingin.
"Nggak papa." Jawab Zelin dengan muka yang masih menampilkan senyum manisnya itu.
"Mungkin kita jodoh." Lanjut Zelin.
"Tapi sayangnya gue nggak mau jodoh sama Lo!" Ucap Zico datar.
"Dan gue,,,,," Zico menghentikan ucapannya lalu ia mendekatkan muka nya ke muka Zelin. Sedangkan Zelin jantungnya sudah tidak bisa di kontrol lagi, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat akibat dari ulah Zico. Tapi tidak bisa di pungkiri bahwa perasaan Zelin sangat bahagia, bagaimana tidak baru pertama kali ia bisa sedekat ini dengan Zico, bahkan napas Zico bisa ia rasakan. Zico menatap mata Zelin dengan intens.
"Jijik sama Lo." lanjut ucap Zico yang tadi menggantung. Lalu ia memposisikan badannya seperti semula dan berjalan ke arah lemari pendingin.
"Iya, i love you to." Balas Zelin nglantur, dengan senyum yang tambah lebar.
"Cewek sinting!" Guman Zico yang masih bisa di dengar oleh Zelin.
"Oh kamu suka aku bilang i love you" Lagi lagi Zelin membalas perkataan Zico ngelantur, dan sangat jauh dari topik yang di bicarakan.
"Oke, nanti kalau aku setiap ketemu kamu, aku akan selalu bilang i love you." Lanjutnya
Zico mengambil minuman dingin yang ingin dia beli dan dia berjalan ke kasir, lalu langkahnya berhenti sebentar di depan Zelin.
"Terserah Lo." Balas Zico acuh. Lalu dia kembali berjalan ke kasir.
Zelin hanya senyum senyum tak jelas dari tadi. Dia masih membayangkan Zico yang tadi mendekatinya, karena itu baginya momen yang sangat langka, dan mungkin akan jadi momen yang tak akan pernah di lupakannya.
"Tadi itu beneran Zico kan?" Tanya Zelin kepada dirinya sendiri.
"Bisa bisa nggak bisa tidur ntar malam gue." Gumannya lagi.
"Ah Zico Lo bikin gue hilang akal."
Frustasi Zelin sambil menepuk nepuk pipinya sendiri. Tapi sedetik kemudian senyumnya kembali terbit di wajahnya. Tak bisa di pungkiri bahwa saat ini perasaan nya sangat bahagia.
Orang orang yang dari tadi melihat tingkah aneh dari Zelin, mereka menatap heran ke arahnya. Bahkan ada yang secara terang-terangan mencemoh tingkah aneh dari Zelin.
Zelin yang merasa di perhatikan orang orang, dia langsung menormalkan ekspresi nya kembali.
"Apa kalian lihat lihat!" Sentak Zelin kepada orang orang yang melihatnya. Mata tajamnya tak lepas dari penglihatannya. Membuat orang yang melihatnya pun bergidik ngeri.
"Pergi pergi sana!" Suruh nya nyalang.
"Ganggu orang yang lagi bahagia aja." Lanjutnya, namun dengan suara pelan dan hanya dia yang bisa mendengar nya.
,,,,,,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
Teen Fiction# rank 1 goodboy, (22,23 -9-2021) # rank 2 sma (28-9-2021) # rank 5 ceritapendek(29-9-2021) Dia yang mendapat julukan The Queen Of Bullying, si troblemaker, dan si bad girlnya SMA Pancasila. Dia mempunyai kecantikan di atas rata rata, walaupun mem...