part 6

2K 124 1
                                    

Brakkk,,,,,,,,,,
Pintu terbuka dengan kasar dan dentuman yang begitu keras membuat para penghuni kelas kaget di buatnya. Ketika pintu terbuka lebar, dapat dilihat bahwa terlihatnya tiga seorang gadis cantik, dan para penghuni kelas juga tahu jika cewek tersebutlah dalang pelaku pintu yang terbuka dengan kasar itu.

Semua mata penghuni kelas tertuju pada tiga orang gadis tersebut. Bagaimana tidak para penghuni kelas menatap mereka, sebab akibat ulah mereka lah kegiatan belajar mengajar mereka terganggu.

"Kalian ini,,,, tidak punya sopan santun sekali kalian!!!" Bentak seorang guru bername tag Joko, guru mapel bahasa Indonesia.

"Aduh bapak,,,, kayak nggak tahu kita aja sih!" Yuni dengan beraninya menjawab perkataan dari pak Joko.

"Betul tuh." Timpal Nila.

"Lagian kita disini juga nggak mau bikin masalah pak, tapi kita mau menjalankan AMANAT." Lanjut Nila dengan menekan kata amanatnya.

"Halah palingan juga itu akal akalan kalian saja." Pak Joko masih tidak percaya, karena setiap dia bertemu mereka bertiga tak jauh halnya mendapatkan satu kata yaitu MASALAH.

"Aduh bapak tuh suka banget sih suudzon sama kita. Kita ini hanya manusia biasa yang kadang berbuat masalah pak!" Yuni memulai lah bakat akting nya itu, memang pantas dia medapatkan julukan drama queen.

"Yakin kalian hanya KADANG berbuat masalah?" Tanya pak Joko menyindir, dan menekankan kata kadang nya tersebut.

"Ya,,, iyalah pak, kan kita anak paling baik seantero sekolah." Jawab Yuni mantap tanpa ragu sedikitpun.

Pak Joko berusaha sabar menghadapi murid nya ini. Dia sudah jauh jauh hari menyetok kesabaran nya itu, supaya jika dia bertemu seseorang yang membuatnya naik darah dia masih bisa mengontrol nya. Nah ternyata tidak sia sia perjuangannya, stok kesabarannya pun kini bisa di gunakan sekarang.

"Huuuuuuuuu"
Satu kelas meneriaki mereka bertiga.

"Apa kalian hah, sirik banget jadi orang, nggak pernah lihat cewek cantik ya?" Sambil mengibaskan rambutnya, Nila tak terima dia di teriaki satu kelas Zico. Itu sama saja merendahkan harga dirinya.

"Sudah sudah, semuanya pada diam!" bentak pak Joko, Pak Joko berusaha melerai aksi adu mulut para murid nya.

"Bikin kepala saya pusing ocehan kalian semua!"

"Ah, pak Joko nggak asik, kita kan mau debat sama cecans." Teriak seorang  teman cowok Zico yang menyahuti perkataan pak Joko.

"Betul nih pak, kapan lagi ada cecans cantik di kelas kita." Timpal lagi seorang cowok di kelas Zico.

"Huuuuuuuuu,,,,,,"

Cewek sekelas Zico pun menyoraki dua cowok tersebut. Mereka tak terima, jadi selama ini mereka menganggap bahwa cewek di kelas ini tuh jelek jelek pikir mereka.

"Kalau Lo nggak suka di kelas ini pindah Sono ke kelas Zelin, supaya Lo bisa cuci mata tiap hari." Sinis seorang cewek yang riasannya cukup tebal.

"Betul tuh, dari pada kalian tidak menghargai cewek di kelas kita." Tambah seorang cewek yang penampilanya tak jauh berbeda dari cewek tadi.

" ya nggak teman teman?" tanya nya pada cewek satu kelas.

"Yoi,,,,,,,,,," jawab mereka serempak.

"Kalau bisa gue sudah pindah kali, gue juga bosen ketemunya elo elo Mulu." Jawab cowok tersebut ketus.

"Muka kayak badut aja lo bangga. Sinisnya lagi.

"Lo buta, noh lihat Zelin dan teman temannya lihat tuh make up nya juga tebal. Jadi kalau mau komen tuh lihat dulu." Cewek tersebut tak terima di kata katai dia pun cari pembelaan.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang