part 15

2.1K 106 0
                                    

"Disa!!!"

panggil seorang teman Disa dengan panik. Lalu dia menghampiri Disa dengan nafas tersengal-sengal.

"Ada apa cit? Kenapa kamu terlihat sedang panik?" Tanya Disa kepada temannya yang bername tag citra tersebut.

Citra berhenti tepat di depan Disa. Lalu dia kembali mengatur deru nafasnya.

"Dis gawat!!" Panik citra sambil menggoyang goyangkan lengan Disa.

Disa yang mendapat perlakuan tersebut juga ikut panik, dalam benaknya bertanya, sebenarnya apa yang sedang terjadi?

"Sekarang kamu rileks! Tarik nafas buang!" Disa memberi intruksi kepada citra agar rileks.

"Oke sekarang kamu ceritain apa yang terjadi!" Titah Disa dengan menatap citra penuh tanda tanya.

"Itu dis, kak Zelin,,,"

"Kak Zelin kenapa cit?" tanya Disa penasaran karena sebelumnya temannya ini tidak pernah seserius ini.

"Dia sedang di koridor kelas Xl"
Tiba tiba saja Disa termenung mendengar jawaban Citra.

Disa tahu apa yang di maksud oleh citra, sebelumnya Zelin belum pernah menapakkan kakinya di koridor kelas sebelas, setelah dia kelas dua belas. Disa sangat yakin jika kemunculan Zelin di area kelas sebelas ada kaitannya dengan dirinya.

"Ini pasti ada kaitannya dengan Lo dis, gue yakin itu!" Citra berusaha memberitahu jika sekarang keadaan Disa sedang tidak baik baik saja.

"Kamu pasti salah cit, mungkin saja kak Zelin sedang jalan jalan saja," Disa berusaha menyangkal opini citra, walau sebenarnya dia membetulkan perkataan citra.

"Lagian hubunga nya kak Zelin sama aku apa?"

"Dis, lo jangan pura pura bego! Lo pasti tahu kan apa maksud gue?!"

Disa hanya diam tak menjawab, memang dia tahu kedatangan Zelin pasti ada kaitannya dengan dirinya, tapi dia berusaha untuk setenang mungkin, walau dalam hati udah ketar ketir.

"Aduh, lo kok tenang tenang aja sih, ini Lo sedang dalam keadaan darurat dis!!"

Citra meremas rambutnya dengan frustasi. Dia tidak habis fikir dengan temannya yang satu ini, bagaimana dia bisa bersikap biasa saja sedangkan dirinya sedang dalam masalah.

Citra tidak tahu saja jika Disa kini juga sama takutnya, tapi dia berusaha bersikap biasa saja agar dirinya terlihat baik baik saja.

"Dis, kak Zelin kesini pasti tahu kalau lo habis jalan sama kak Zico." Ujar Citra penuh khawatir.

Disa hanya diam tanpa menjawab ucapan Citra. Kini dia termenung, apa salah jika dia jalan dengan kak Zico, dia juga sama seperti gadis lainnya, yang ingin di cintai. Jika Zico memilih dirinya kenapa dia harus mundur cuma gara gara orang lain mengusiknya. Jika Zico memilih dirinya kenapa dia harus nolak.

"Emang salah ya jika aku suka sama kak Zico?" Cicitnya sambil meremas ujung roknya.

Kini Disa sudah tidak dapat menyembunyikan ketakutannya lagi. Disa akui jika dirinya cewek yang lemah. Apalagi dengan keadaan ekonominya yang menambah dia tidak bisa berbuat apa jika di tindas.

"Lo nggak salah dis, tapi situasi lo yang salah!" Jelas Citra yang membuat Disa kembali termenung.

Lamunannya buyar, karena seseorang masuk kelas dengan gaya angkuhnya.

"Tamat riwayat Lo dis!" Lirih Citra yang prihatin dengan nasib temannya kini.

Tiga orang yang masuk kelas Disa pun berdiri di depan kelas. Para siswa yang melihat siapa orang yang masuk langsung saja suasana menjadi hening. Entah kenapa tiba tiba semua memberhentikan aktivitas mereka, mungkin mereka kaget dengan kedatangan cewek yang cukup populer itu. Bagaimana tidak, ini seperti rejeki nomplok bagi mereka yang menggemarinya, karena kelas mereka di masuki oleh para most wanted SMA Pancasila.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang