part 9

1.6K 100 0
                                    

"Lo kenapa zel, muka Lo kayak bayi yang nggak di kasih ASI aja Lo?" Tanya Nila yang sembari menghampiri Zelin yang baru saja datang ke kelas.

"Mood gue ancur banget." Balas Zelin sambil manangkupkan kepalanya ke meja.

"Lo ada masalah apa? Cerita sama kita siap tahu kita bisa bantu Lo." Ucap Nila yang ikut bergabung.

Zelin pun mendongakkan kepalanya. "Gue seneng punya sahabat kayak kalian, kalian itu paling ngerti perasaan gue." ucapnya dengan mata yang melihat mereka penuh dengan kasih sayang.

Mereka pun berpelukan, menyalurkan kasih sayang mereka.

"Kita yang harusnya seneng punya sahabat kayak Lo zel. Lo mau ngerti keadaan kita, dan menerima kekurangan kita ini." Ucap Nila di sela pelukan mereka.

"Kalau ada masalah cerita sama kita."

Mereka pun melepaskan pelukan mereka.

"Iya aku sedang ada masalah." Beritahu Zelin.

"Zico tuh nggak pernah ngehargai perasaan gue, gue cape." Zelin mengusap wajahnya dengan kasar.

"Apa kurangnya gue, kenapa dia lebih milih cewek kampung itu." ucapnya dengan frustasi.
" gue lebih cantik, lebih kaya, apa lagi yang kurang."

"Maaf zel kita nggak bisa bantu apa apa." Ungkap Yuni yang menatap Zelin sedih.

"Nggak kok, ini bukan salah kalian, ini salah perasaan aku, karena memilih berlabuh di tempat yang salah." Balas Zelin sambil tersenyum getir.

"Kalian yang ada di saat gue membutuhkan aja itu udah sangat sangat membantu gue."

"Gue tahu sekarang Lo butuh hiburan zel,,," Nila menatap lekat Zelin.
"Gue akan cari itu."

Lalu Nila menatap sekeliling kelas, mencoba mencari sesuatu dan entah apa itu. Lalu matanya tertuju pada seorang gadis yang berpenampilan cupu. Kaca mata yang bulat, rambut yang di kepang, baju yang di masukkan, menambah kesan keculunannya.

Nila melihat orang itu sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya itu. Dan Nila sudah tahu apa yang dia harus lakukan.

"Guys,,," panggilnya, lalu ia mengode mereka semua dengan ekor matanya.

Zelin dan Yuni paham apa maksud dari Nila. Lalu mereka berjalan ke arah yang tadi di tunjuk Nila dengan ekor matanya.

Cewek tersebut yang melihat kedatangan mereka bertiga langsung memasang ekspresi kagetnya. Dapat dilihat dari tatapan cewek tersebut yang sudah ketakutan. Mungkin dia sudah punya firasat buruk yang mungkin akan terjadi padanya. Tangannya gemetar yang memegang kotak bekal yang baru saja di keluarkan dari dalam tas nya.

"A,, ada apa ya kalian ke sini?" Tanya cewek tersebut takut takut.

"Santai kenapa, kita cuma mau minta bekal Lo aja,  Lo jadi orang pelit banget nggak bagi bagi makanan." Nila mengambil kotak bekal tersebut  secara paksa lalu dia mengamati kotak tersebut.

"Am,,, ambil aja kalau kalian mau!" Cewek tersebut sudah pasrah dengan bekalnya dia lebih memilih hidupnya aman.

Yuni pun mencengkram dagu cewek tersebut. "Aduh kenapa Lo kelihatan takut?" Tanya Yuni pura pura sok care, hingga membuat cewek tersebut semakin gemeteran.

"Guy lihat deh ada brownies! Kayaknya enak nih." Ucap Nila yang sudah membuka tutup kotak bekal tersebut. Lalu di ambinya sepotong brownies dan di masukan ke dalam mulutnya.

Zelin tersenyum penuh misteri. Dia lalu mengambil potongan brownies lalu di masukannya potongan brownies tersebut ke mulutnya, sama seperti Nila.

"Em,,, enak juga nih brownies." Ucap Zelin tiba tiba.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang