"Maaf. Aku menanyakan sesuatu yang aneh. Ini merepotkan untuk dijawab, bukan?"
"Bukan, bukan begitu. Malah sebaliknya," jawab Violet sambil mengusap dadanya seperti yang telah dilakukan Leon sebelumnya.
"Tidak ada jawaban selain pergi untuk menyelamatkannya dalam pikiran saya, dan saya terus memikirkan bagaimana saya akan meminta maaf kepada tuan untuk mengabaikan kontrakmu, tapi saya yakin saya akan pergi untuk menyelamatkan orang itu. Saya akan menyetujui segala bentuk fitnah dan hukuman setelahnya. Bagi saya, orang itu adalah dunia itu sendiri.. jika dia meninggal dunia, saya lebih suka mati."
Leon kehilangan suaranya, mulutnya ternganga mendengar jawaban yang keluar begitu lancar.
"Tuan?"
"Ah, bukan apa apa.. hanya saja kau tidak terlihat seperti orang yang mengatakan hal semacam itu.. ini mengejutkanku."
"Apakah begitu? Saya tidak mengerti diri saya dengan baik."
"Tidak, hm..."
"Tuan, maafkan karena menyela. Komet itu aku merasa ekornya mejadi sangat besar."
Setelah diberitahu begitu, Leon menggerakkan lehernya untuk melihat ke atas. Tinggi di dunia kegelapan, sesuatu yang bersinar terang. Bola cahaya seperti ilusi menerobos langit dengan ekor panjang yang membentang dalam kegelapan. Bentuknya yang bercahaya adalah utusan cahaya yang menghancurkan dunia malam.
Bisa dilihat dengan hanya sekilas bahwa semua yang ada di sana takut akan keberadaan komet itu, untuk semua orang, sama seperti saat jatuh cinta, mereka lupa berkedip atau bernafas. Hantu pencuri itu merampas segalanya, bahkan emosi dan waktu. Begitulah pesona tubuh yang berada di luar langit. Saat Leon bergegas mengintip ke teleskop, dia bisa memastikan bahwa itu adalah perwujudan dari apa yang mereka tunggu tunggu.
"Violet! Lihat ini." Melupakan apa yang baru saja mereka bahas, Leon merasa terkagum oleh kehebatan komet tersebut.
Violet berganti tempat dengannya dan mengintip juga. Mulutnya terbuka sedikit dengan hembusan kagum. "Ini adalah pertama kalinya saya melihat bintang begitu dekat."
"Itu bukan bintang! Itu komet! Apa kau melihat dengan benar? Ini adalah kejadian sekali dalam 200 tahun! Kita tidak akan pernah melihatnya lagi! Ini kesempatan satu satunya!"
"Ya, saya bisa melihatnya. Ini luar biasa mengetahui hal hal yang indah seperti ini."
"Betul! Menakjubkan, bukan?! Itu sebabnya penelitian astronomi begitu hebat!"
Suara tawa dan botol anggur yang dibuka bisa terdengar di sekitarnya. Bahkan anggota staff yang tidak mereka kenal merayakan komet itu bersama sama.
Violet melepaskan teleskop, mengamati langit dan angkasa yang saat ini ditemukannya. Di bawah langit tepat sebelum matahari terbit, di atas pegunungan tertutup yang sunyi, orang orang menikmati momentum itu satu sama lain sesuai dengan kepuasan hati mereka. Boneka Kenangan Otomatis itu menyipitkan matanya dengan lembut di tempat kejadian.
"Apakah kau sedang tersenyum sekarang?"
Sambil berlama lama melihat komet, tanpa benar benar menjawab pertanyaan itu, Violet menjawab dengan suara baru yang terasa hidup. "Tuan, pengamatan astronomi benar benar indah, bukan?"
Malam yang datang sekali dalam 200 tahun itu berjalan dengan menakjubkan dan anggun.
.
.
Di tengah hari setelah pengamatan komet Alley, Leon menemani Violet ke ropeway setelah meminta waktu istirahat kepada Rubelie. Mereka pernah melakukan percakapan singkat pada hari sebelumnya, namun keduanya sama sama diam saat ini.
Ropeway itu perlahan naik dari bawah. Begitu sampai, dia pasti tidak akan pernah melihatnya lagi. Namun, Leon tidak melakukan apapun selain memegang dadanya dengan erat. Hal itu terasa sangat menyiksa dalam dirinya. Rasa sakit akan perpisahan tampak menembusnya.
"Tuan, terima kasih banyak atas bantuannya. Aku bisa membawanya sendiri dari sini."
Bahkan saat Violet berkata demikian, dia mendapati dirinya tidak mampu menyerahkan tas troli itu. Dia memiringkan kepalanya ke arahnya.
"Hei kau, kau.." Leon memanggilnya dengan suara serak. Dan dia tau wajahnya semakin memerah.
Dia bahkan tidak tau apa sebenarnya yang ingin dia katakan. Bila dia seorang pria dan mereka berdua membangun persahabatan dari waktu ke waktu, dia dapat dengan mudah mengatakan kepadanya untuk datang mengunjunginya lagi.
Namun, dia adalah wanita yang seharusnya dia benci dan dengan putus asa dia sudah terikat dengannya.
Wanita bernama Violet berbeda dari yang lain yang pernah dia temui. Perasaan yang dimilikinya untuknya juga berbeda dari awal. Dia tidak pernah belajar cara mengucapkan selamat tinggal kepada orang seperti dia.
--Jika Ibu masih ada, apa aku harus meniru diriku saat berbicara dengannya?
Kebiasaan buruk Leon untuk mengaitkan hilangnya ibunya itu dengan segala hal yang ada di dekatnya. Meski belum membuka mulutnya, ropeway sudah tiba.
"Tuan, sepertinya sudah waktunya. Meskipun hanya sebentar, terima kasih sudah menjagaku."
"Ah, tidak!" Dia sangat ragu untuk mengatakan apa yang sebenarnya penting. Berbagai perasaan berputar putar dalam pikiran Leon. Kesedihan, frustasi, dendam, dan sedikit kelegaan, bukan kemarahan.
Saat dia memberikan tas troli itu padanya, Violet membungkuk dengan sopan dan rasa syukur. Dia kemudian berbalik dan berjalan menjauh darinya.
--Kita tidak akan pernah bertemu lagi.
Lipatan rok putih berayun, begitu juga pitanya, dan sepatunya itu membuat suara pelan.
--Aku.. tidak bisa melihatnya.
Mata biru laut di matanya, bibir merah dan rambut emas itu adalah hal yang hanya bisa ia lihat di buku.
--Aku.. tidak ingin terus menunggunya disini..!
Ketika Leon menyadari hal itu, dia meraih bahu Violet tepat sebelum dia pergi dan memaksakan diri untuk menghadapinya.
"Tuan?" bola mata permata itu mencerminkan sosoknya yang tenggelam dalam kepahitan.
Violet merasakan sedikit kekuatan masuk ke tangannya saat Leon memeganginya. Lengan prostetiknya mengeluarkan suara yang tajam ketika hal itu terjadi.
Wanita pertama yang diterima oleh hatinya adalah Boneka Kenangan Otomatis, mantan tentara, dan seseorang dengan kecantikan yang mutlak. Mungkin dia tidak cocok untuknya. Namun, justru karena dia bersikap seperti dirinya sendirinya lah, dia mencintainya.
--Aku tidak bisa mengatakannya
"Violet, aku tau ini akan merepotkanmu untuk mengatakan sesuatu seperti ini. Tapi.. aku ingin mengatakannya sekarang juga,"
--hatiku, emosiku, dan diriku sendiri.. pergilah ke nereka.
"Aku suka kau."
--aku akan tetap mengatakannya.
"Aku jatuh cinta kepadamu. Dalam artian yang sebenarnya."
--Jauh lebih baik daripada kesepian karena menyimpannya di dalam dirinya sendiri untuk selamanya.
Terjadi keheningan di antara keduanya.
Penyesalan perlahan mulai membakar seluruh tubuh Leon dari kaki sampai kepalanya. Dia bermasalah. Itu sudah jelas.
--Jika memungkinkan aku ingin mengucapkan selamat tinggal.. tanpa dibenci.
Dengan itu, apakah dia akan menjadi satu dari banyak pria yang menyatakan padanya?
![](https://img.wattpad.com/cover/231932798-288-k932877.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Evergarden - Kana Akatsuki [Light Novel] Vol. 1 ✓✓
Adventure[END]"Auto Memories Doll." Sudah lama sejak nama itu pertama kali dipopulerkan. Ini adalah mesin yang diciptakan Dr. Orlando yang berbicara dengan suara alami. Pada awalnya, ia hanya membuatnya untuk membantu istrinya yang tercinta, tetapi tidak lam...