-Apa ini? Rasanya seperti ada lava yang mengalir dari tulang belakangku terlalu panas.
Karena tak dapat menahan diri, Aiden berbaring, mengosongkan isi perutnya. Ia bingung, mengapa ia muntah meski belum makan apa-apa. Namun, itu sebenarnya darah.
-Tidak mungkin darah aku kenapa?
Aiden memindahkan lehernya untuk melihat punggungnya. Dia bisa melihat noda hitam menyebar. Tidak mungkin itu keringat. Dia kemudian bisa memastikan bahwa dia telah tertembak saat mendengar suara sepatu bot perlahan mendekatinya dan melihat beberapa tentara bersenjata yang datang dari belakang.
Setelah melihat bahwa Aiden masih bisa bergerak, orang-orang itu tertawa. Jika mereka sedang berjudi, itu mungkin taruhan pada siapa yang bisa membunuhnya dengan satu tembakan. Kemungkinan besar, Ale dan yang lainnya telah ditangani dengan cara yang sama.
"Ini yang kelima,"
Mereka tampak seperti pemuda seusia dengan Aiden. Tubuh mereka berjemur dalam kenikmatan dari menindas seseorang. Mabuk dengan suasana perang. Seandainya mereka dilahirkan di tempat lain dan bertemu dengan orang yang berbeda, mereka mungkin tidak akan seperti itu.
Aiden secara acak telah membunuh banyak orang di garis depan, namun dia baru saja memahami peperangan sebenarnya. Ini tentang membunuh orang yang murni dan sederhana. Dan orang-orang itu bersenang-senang dengannya. Bahkan dengan alasan yang lebih besar digunakan sebagai pembenaran. Inti dari sebuah perang tidak berubah. Untuk menyadari hal itu hanya saat dia akan dibunuh, itu menggelikan.
Apapun alasan mengapa negara-negara sering kali bertengkar tidak memiliki nilai di zona tempur. Itulah kebenaran yang polos dan kejam. Aiden adalah seorang pembunuh, musuh-musuhnya adalah pembunuh, dan salah satu dari mereka tidak punya pilihan selain mati. Dan ternyata, yang sengsara dieliminasi adalah dirinya sendiri.
-Mengapa ini terjadi?
Orang-orang itu mengobrol meskipun Aiden masih terbaring di tanah.
"Ini tiga puluh poin, jika kamu menembak bagian belakang,"
"Aku sudah menyuruhmu untuk mengincar kepala bukan? Dasar bodoh, kita akan kalah taruhan."
"Sudah cukup. Mari kita cari target lain. Yang ini tidak bisa bergerak lagi."
"Lain kali tembaklah dengan benar."
Begitu pembicaraan selesai, dia pasti akan dieksekusi. Dia dengan cara yang paling mengerikan, dengan pakaiannya direbut darinya dan tubuhnya terseret di sepanjang tanah.
-Tidak
Air mata menetes dari matanya lagi.
-Tidak tidak tidak
Begitu orang-orang yang tertawa itu tidak lagi mengawasinya, dia merangkak di atas tanah untuk melarikan diri.
-Aku tidak ingin mati seperti Ale. Tidak, tidak, tidak, tidak. Apapun kecuali keatian seperti ini.
-Seseorang.. tolong bantu. Tolong aku. Ya tuhan!
"Hei, jangan lari!"
Seiring dengan suara dingin suara tembakan bergema lagi.
Kakinya tertembak. Mungkin karena tertembak dipunggungnya tadi, dia tidak merasakan sakit, hanya panasnya. Panik, karena sudah mati rasa dan kakinya tidak lagi bergarak, Aiden menangis.
Suara tembakan terus berulang. Rasanya seperti sebuah permainan. Anggota tubuhnya yang tersisa ditembak sedikit demi sedikit seakan harus dibagi rata. Tubuhnya terasa sesak dengam setiap temabakan dan orang-orang-orang melihatnya tertawa terbahak-bahak. Rasa malu, penghinaan, keputusasaan dan duka muncul saat tubuhnya diserang.
"Orang ini seperti kodok."
"Ini menjijikan. Cepat dan bunuh dia."
"Berikutnya adalah kepalanya."
Terdengar pelan sebuah gemerisik suara mengisi peluru. Aiden terlalu takut pada saat itu, ia menutup matanya dan bersiap untuk mati.
Pada saat itulah sesuatu yang sangat besar jatuh dari langit seperti guntur. Berputar-putar berulang, dan menusuk bumi. Apakah ini pertanda bahwa eksistensi yang hebat akan datang untuk mengakhiri konflik bodoh itu? Untuk sesaat, karena syoknya, itulah yang dipikirkan semua orang. Namun, apa yang turun bukan dewa mitos, melainkan kapak raksasa. Pisau peraknya dibasahi oleh hujan darah merah. Pegangannya memiliki ujung runcing yang bentuknya menyerupai kuncup bunga.
Kapak adalah perwakilan simbolis dari semua senjata. Lebih brutal daripada senjata api, lebih efisien daripada pedang. Bahkan jika itu adalah tengah medan perang, kapak yang jatuh dari ketinggian tidaklah wajar. Dan semua keanehan itu tidak berakhir begitu saja. Sebuah benda terbang dengan rebut berjalan menuju mereka.
"Itu Nightjar!"
Begitulah monoplane yang telah dipopulerkan di industry persenjataan dan didistribusikan dari Utara ke seluruh benua. Itu adalah tipe pesawat tempur double-seat, sedikit lebih besar dari mini bot dengan satu tempat duduk. Ciri utamanya adalah bentuknya, yang mirip dengan burung nightjar, dengan sayap besar dan ujung badan yang tajam. Lambungnya tipis, namun pesawat itu sebagian besar digunakan untuk pengawasan karena kecepatannya yang luar biasa.
--Dari pihak mana? Kepada siapa dia berpihak?
Baik Aiden maupun tentara mereka yang baru saja hendak menembaknya tidak bisa bisa bergerak. Siapakah di antara mereka yang merupakan sekutu nightjar?
Seseorang menjuntaikan tali besi panjang yang tergantung dari ketinggian rendah. Orang itu mengulurkan tangan untuk meraih kapak yang dilemparkan ke bawah untuk menghancurkan segala sesuatu yang ada di tempat itu, memutarkan penggunanya beberapa kali sebelum akhirnya mendarat.
Aiden menarik napas dalam-dalam dan mengamati gerakan tubuh akrobatik seperti itu, tapi napasnya hanya menjadi terganggu.
Wajah misterius itu perlahan mengangkat kepalanya. Hanya wajah putihnya yang benar-benar terlihat di tengah kegelapan. Dia seperti mawar putih yang mekar di malam hari. Bahkan dengan penglihatannya yang sedikit tertutup oleh air mata, Aiden bisa tahu betapa menakjubkannya dia.
Iris mata birunya mengingatkannya pada laut selatan yang jauh, bibirnya merah seperti bulan terbit di padang pasir. Ciri wajahnya akan membuat jantungnya berdetak pada hari hari biasa, tapi dalam keadaan seperti itu, dia tidak merasakan apa-apa selain ketakutan. Rambut emasnya bersinar terang bahkan dalam kegelapan, membuat pita merah anggun yang menghiasnya menonjol.
Tidak peduli bagaimana orang memandangnya, dia adalah wainta secantik boneka.
"Maafkan saya karena mengganggu pembicaraan Anda. Saya telah mengambil kebebasan untuk mengganggu dari atas."
Suaranya bergema keras.
"Apakah tuan Aiden Field ada di sekitar sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Evergarden - Kana Akatsuki [Light Novel] Vol. 1 ✓✓
Adventure[END]"Auto Memories Doll." Sudah lama sejak nama itu pertama kali dipopulerkan. Ini adalah mesin yang diciptakan Dr. Orlando yang berbicara dengan suara alami. Pada awalnya, ia hanya membuatnya untuk membantu istrinya yang tercinta, tetapi tidak lam...