Violet sendiri sadar akan membunuh orang. Dia patut dihargai atas naluri pertahanan yang tak terbendung untuk menahan semua orang yang berusaha menyerangnya, tapi membunuh semua rekannya itu keterlaluan. Dia sadar bahwa Gilbert menjauhkannya dari yang lain demi melindungi mereka.
"Aku... aku ingin.. pergi keluar bersamamu. Sekali-kali, maukah kau membiarkanku bertindak seperti orang tua?"
Itu alasan yang sedikit kuat, tapi seandainya Gilbert menikah dini, tidak aneh kalau dia memiliki anak setua Violet. Dia telah mengajarinya segala hal. Mulai dari bahasa hingga gaya hidup sehari-hari. Hubungan mereka bisa digambarkan sebagai orang tua dan anak, kakak laki-laki dan adik perempun, guru dan murid...
"Mayor... bukanlah ayahku. Saya tidak punya orang tua. Aneh kalau menganggap Mayor sebagai penggantinya."
... dan tentu saja atasan dan bawahan. Suara lembutnya menusuk dada Gilbert.
"Bahkan jika kau berpikir begitu.. kau adalah.."
--Kau adalah.
Gilbert tak bisa meneruskan. Untuk apa? Apa kata yang terbaik? 'senjata' mungkin kata yang paling tepat. Meskipun demikian, sangat tidak sesuai bagi 'senjata' memiliki kesadaran diri akan keberadaan lawan jenisnya. Dalam kasus itu, dia adalah 'putrinya' atau 'saudara perempuannya'. Tetap saja, seberapapun dia mencoba untuk bersikap seperti keluarganya, dia tidak perlu begitu memperhatikan hal tersebut, dan tidak memperlakukannya seperti keluarga.
Violet sendiri tak menganggapnya sebagai seorang ayah. Meski dia seorang atasan, jika saja dia tak menganggapnya seperti atasan. Begitu dia berbalik padanya, dia akan secara otomatis terbunuh. Apalagi, alasan mereka memiliki jrnis hubungan seperti ini adalah karena Violet mencari perintahnya dan memiliki kemampuan bertempur yang hebat. Sebuah kerja sama yang tak tergoyahkan ada di antara mereka. Gilbert memberikan instruksinya di medan perang dan Violet memberikan kekuatan untuk meraih kemenangan. Itu merupakan kebenaran yang tak dapat diubah.
"Aku... Kau..."
Gilbert dan Violet tidak memiliki hubungan yang sebenarnya.
"Aku..."
Melihat Gilbert menutup mulutnya, mata Violet bergerak dalam kebingungan yang langka. "Jika Mayor menginginkannya, Saya akan pergi."
Violet berkata kepada Gilbert, "Jika Mayor memerintahkan Saya untuk..."
"Ini bukan perintah..."
"Jika.. itu keinginanmu.."
Tak peduli apapun, Violet tidak membiarkannya memiliki harapan. Namun, Gilbert tersenyum, tanpa merasa buruk, saat ia berusaha menghibur dirinya yang gundah. "Iya, itu keinginanku. Jadi tolong penuhilah.
Begitu senyum itu muncul diwajahnya, Violet menghembuskan nafas dalam-dalam, dengan lega mengangguk. "Baik, Mayor."
Dia hampir seperti boneka.
.
.
.
Dua hari setelahnya pada sore hari, untuk pertama kalinya dalam empat tahun mereka menghabiskan waktu bersama. Keduanya pergi keluar untuk hal-hal yang tidak terkait dengan pekerjaan mereka. Gilbert entah bagaimana berhasil mendapatkan waktu luang dengan memulai bekerja lebih awal, kemudian menjemputnya di kamarnya.
Dia telah memberitahu rekan-rekan kerjanya bahwa ia akan menginggalkan markas, tapi bukannya menerima tatapan dingin, anggota unit mereka melihatnya seakan menyaksikan sesuatu yang luar biasa.
Bagi Violet, melangkah keluar saja sudah langka. Bagi Gilbert, ia biasanya sibuk dengan dokumen dan pertemuan karena berbagai kepentingan tertentu, dia secara pribadi tidak pernah punya waktu untuk pergi keluar. Alasan dia mengajukan cuti adalah bahwa dia memiliki 'kompromi', jadi mungkin semua orang percaya bahwa dia akan pergi kerja. Tidak diinterogasi tentang hal itu menguntungkan baginya.
![](https://img.wattpad.com/cover/231932798-288-k932877.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Evergarden - Kana Akatsuki [Light Novel] Vol. 1 ✓✓
Aventura[END]"Auto Memories Doll." Sudah lama sejak nama itu pertama kali dipopulerkan. Ini adalah mesin yang diciptakan Dr. Orlando yang berbicara dengan suara alami. Pada awalnya, ia hanya membuatnya untuk membantu istrinya yang tercinta, tetapi tidak lam...