5-6 [Boneka Kenangan Otomatis dan Narapidana]

88 12 0
                                    

Edward menunjuk ke langit-langit. "Kepada Tuhan."

Setelah mendengar begitu, Violet tidak mengatakan bahwa surat tidak dapat dikirim ke tempat seperti itu.

Dia melihat ke arah Edward yang menunjuk ke atas dan mengedipkan mata seolah ada hal yang menyilaukan di depannya. Saat dia melakukannya, Edward mendekatkan diri kepadanya, wajahnya berada di sebelah telinganya.

".... tuliskan itu kepadanya," Hanya Violet yang mendengar kata-kata yang dia keluarkan. Setelah berbisik kepadanya, dia menaruh ciuman di pelipisnya.

"Selamat tinggal. Sampai jumpa, Violet."

Seolah-olah waktunya telah diukur dengan tepat, bel yang menandai akhir periode kunjungan berdering.

Violet keluar dari kamar dengan surat tertutup di tangan. Dia menundukkan kepala ke anggota staff yang menanyaka apakah semuanya baik-baik saja. Chaser berpikir bahwa tidak adanya perubahan dalam ekspresinya sejak saat dia masuk dan keluar cukup mengkhawatirkan.

.

.

Sama seperti sebelumnya, mereka berdua berjalan bersama mengelilingi penjara. Mereka berjalan menaiki tangga yang hampir seperti jalan ke surga, saat tiba di luar. Violet tidak mendengar Chaser mengatakan bahwa jika dia menolaknya, ia akan menemaninya ke gerbang utama, yang merupakan satu-satunya jalan keluar.

Mungkin karena salju turun, jejak yang Violet sebelumnya tidanggalkan di tanah sudah tidak terlihat lagi, dan jalan putih baru yang bersih menjadi milik mereka. salju benar-benar menyembunyikan semuanya. Bau, suara, dan segala sesuatu di jalan.

"Violet."

Pada saat ia akan memasuki kereta yang disiapkan oleh direktur penjara, Violet berbalik saat dipanggil oleh Chaser.

"Kemana kau akan pergi sekarang?"

"Saya akan kembali ke rumah saya untuk sementara.. ke kantor pusat."

"Begitakah..?" Bukan itu yang sebenarnya ingin dia tanyakan.

"Hei, siapa yang akan mengantarkan surat psikopat itu?"

Kata-kata yang dilontarkan Violet bersamaan dengan nafas putih itu terdengar pahit.

" Saya tidak dapat berbicara tentang pertukaran saya dengan klien."

"Aku mendengarkan semuanya. Saat kau berada di sana, aku memantau percakapanmu dari ruangan yang terpisah. Itu tugasku dan yang lainnya untuk hari ini.Hei, kau tidak bisa mengantarkan itu... kepada tuhan. Buang saja... surat bajingan itu."

"Tidak." Violet menggelengkan kepalanya. "Dia juga seseorang yang akan saya temui suatu hari nanti."

Cara Violet mencengkeram pegangan tas yang merupakan tempat surat itu dimasukan, entah mengapa terasa menusuk pada dada Chaser.

--Untuk beberapa alasan... untuk beberapa alasan, saya ingin berbicara dengan wanita ini. Dia... berbeda dariku. Dia sangat cantik dan misterius. Pastinya, dia juga memiliki sisi yang sangat menakutkan. Tapi tetap saja..

"Dewa yang akan kau temui berbeda dengannya."

Melihat dengan seksama, Violet hanyalah seorang gadis kecil, hanya penampilannya saja yang seperti orang dewasa. Dia hanya gadis belaka, sedikit lebih tua dari anak-anak Chaser. Meski dia memberi kesan 'wanita', tubuhnya saat dia berdiri di bawah salju yang tampak sangat dingin itu terlihat begitu kecil.

"Apakah begitu?"

"Ya, itu benar. Itulah... yang kupikirkan. Aku tidak tau apa-apa tentangmu, tapi kau... adalah wanita yang telah menolongku agar tidak tergelincir di tangga saat turun bersamaku. Karena aku... tipe orang yang menganggap semuanya baik-baik saja... saat bagiku untuk bertemu dengannya pastiakan datang terlebih dahulu darimu... saat itu terjadi. Bila tidak ada apa-apa bagiku untuk mengeluh tentang banyak hal ketika itu terjadi... aku akan mengatakannya dengan benar kepadanya... bahwa kau telah menolongku. Bahwa kau orang yang baik, jadi Dia takkan pernah melupakanmu." Chaser berkata dengan ceria, sambil membusungkan dadanya yang lebar.

Apakah Violet akan tersenyum atau mengangguk diam saat itu? Ternyata tidak keduanya.

"Chaser..." itu hanya dalam hitungan detik, tapi dia menunjukkan ekspresi yang mirip dengan tawa seorang bayi yang baru saja menemukan ibunya.

"Terima kasih." Suaranya terdengar muda.

"Violet..."

Setelah mengangkat roknya dengan anggun dan membungkuk saat menghadap ke bawah, Violet berbalik badan. Dia menaiki kereta itu dan menutup pintu.

Panggilan Chaser, berbatasan dengan salam perpisahan, bergema kuat di tengah dunia salju, "Violet!"

Kereta itu tampak mengecil, dan lama kelamaan bergabung dengan serpihan salju yang jatuh.

"Violet! Saya akan memintamu menuliskan surat untukku suatu hari nanti! Hei, lanjutkan pekerjaanmu sampai saat itu!"

Chaser tidak meninggalkan tempat itu bahkan setelah kereta itu tidak terlihat. Bahkan hati yang tidak tahu harus berkata apa itu terkubur dalam warna putih salju. Dunia tempat dimana Chaser melihat kereta itu menghilang terlihat indah.

Di dalam kereta itu, Violet menghapus salju yang jatuh di atas kepalanya. Salju itu meleleh saat menyentuh tangannya.

"Mayor..." dia meminta penghargaan dari orang yang tak tergantikannya.

"Mayor..."

"Aku ingin melihatmu. Di mana kamu sekarang?" Dia tidak berbisik seperti hal seperti itu.

"Tolong beri saya perintah." Itulah yang dia idamkan lebih dari hal lainnya.

Boneka itu berhenti mengamati pemandangan di luar jendela, tenggelam dalam pikiran saat dia emejamkan mata. Dia mendapat kesan mendengar suara medan perang yang jauh dan nostalgia.

Chapter 5 Selesai

Violet Evergarden - Kana Akatsuki [Light Novel] Vol. 1 ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang