6-9 [Sang Mayor dan Boneka Kenangan Otomatis]

415 17 4
                                    

Infiltrasi akhirnya dimulai. Pindah ke gedung yang ditunjukkan oleh Violet itu mudah. Mungkin karena keadaan perang yang mengerikan, selain menjadi menghambat jalan, sehingga memudahkan Violet berlari. Mereka kemudian memaku kabel baja ke tanah pada jarak tempuh dekat. Yang tersisa untuk dilakukan adalah membuka jalan.

"Aku akan jadi.. yang pertama. Kalian semua bisa datang setelahku."

Semua orang mengambil bagian dari jala besi yang dipotong menjadi potongan yang lebih kecil. Mereka menggunakannya untuk menggantungkan kabel dan meluncur ke bawah.

Violet mulai berlari dengan teriakan.

Pasukan tentara yang dilewatinya mengambil senjata dan menembak kaca katedral tepat di depan mata mereka. Suara kaca terfragmentasi bergema saat potongannya yang berwarna-warni menghujani bumi. Violet melompat. Seperti burung, seperti rusa.

Suara tentara musuh bisa terdengar dari bawah. Sepertinya keadaan mereka telah diketahui.

Memastikan bahwa kabel baja yang melekat pada tubuh Violet cukup ketat, Gilbert turun dengan bersemangat. Saat menabrak dinding dan entah bagaimana berhasil mendaki ke atas, Violet segera mengulurkan tangannya. Dia berdiri tegak di kakinya dan menahan beban rekan-rekannya yang turun dari kabel.

"Violet. Apa kau baik-baik saja?"

Setelah ditanya demikian, dia tiba-tiba jatuh di tempat. Tali baja ditembak oleh senjata musuh. Para prajurit terjatuh ke tanah dan meninggal. Gilbert memberi isyarat kepada mereka yang ditinggalkan di atap, tolong panggil bantuan dengan tangannya.

Pada akhirnya, hanya dua orang yang berhasil melakukan infiltrasi, tapi Gilbert agak merasa bahwa itu memang sudah pasti.

"Violet, apa kau dengar?"

"Ya, Mayor."

Dia tampak terpuruk. Pipinya yang putih memiliki goresan dari potongan kaca. Pakaian tempurnya tercabik-cabik. Dia dipenuhi bau asap, basah oleh darah tentara musuh, dan nafasnya terganggu, seolah kekuatan fisiknya berada pada batasnya.

"Hanya kita berdua. Kita mungkin akan terbunuh."

"Iya."

Pundak Gilbert juga terangkat Karena kelelahan. "Tapi ini perintah. Tidak peduli apapun, jangan mati."

"Ya, Saya pasti akan hidup dan melindungmu, Mayor."

"Anak yang baik."

--Kau benar-benar.. bisa berbicara dengan baik. Kau sudah dewasa.. kau bukanlah 'aset'.

"Tapi itu perkataanku!"

Ruangan tempat mereka menyelinap masuk sekitar lima lantai di bawah atap. Alat musik dan patung perunggu disimpan di dalamnya. Benda itu tampak antik.

Di luar ruangan ada tangga spiral yang mengarah ke atas. Keduanya melihat keluar jendela saat mereka naik, mengamati tanah yang tampak jauh di bawah. Jubah asap yang tinggi naik dari gerbang. Gilbert cemas, bertanya-tanya apakah Hodgins masih hidup.

"Mayor, kita akan segera sampai di lantai paling atas." Violet sekali lagi meraih kapak tempurnya.

Prajurit yang telah siaga mendengar langkah kaki mereka menarik pedang dan turun untuk menyerang. Bersamaan dengan itu, tentara lainnya meraung saat mereka menaiki tangga.

"Mayor!" Violet berbalik ke belakang setelah memotong tentara yang telah berusaha menyerang dengan pisau mereka.

Gilbert menarik pedangnya sendiri dan berjalan menuju lantai yang lebih rendah. "Pergilah, Violet. selagi aku menghambat mereka, bunuh yang di atas dan nyalakan suar api. Hanya dengan itulah.. kita dapat mengumumkan deklarasi kemenangan atas pertempuran ini. Bahkan jika jumlah kita lebih sedikit, kita lebih diuntungkan."

Violet Evergarden - Kana Akatsuki [Light Novel] Vol. 1 ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang