Hari yang di tunggu G akhirnya tiba, dengan seragam sekolah yang kebesaran sudah melekat di tubuhnya membuat G terlihat lebih imut. Hari ini G akan masuk kesekolah SMA nya.
"G emang cantik." Ucap G pada bayangan dirinya.
"Sayang. turun, Gavin ni. !" G tersentak ketika teriakan mamanya masuk ke gendang telinganya, padahal mamanya berada di bawah.
"Iya mah!" Teriak G sambil mengambil tas yang berada di meja, setelah memakainya G langsung turun kebawah.
"Kakak." Gavin yang sedang memakan omlet buatan Zira menoleh saat G berteriak namanya.
Gadis itu berlari di anak-anak tangga Dengan sangat cepat, dimana hal itu membuat Gavin langsung bangkit dari tempat duduknya, khawatir.
Ketika sudah sampai di bawah G langsung melompat atas Gavin, dan dengan sigap Gavin merengkuhnya.
"Jangan lari kayak tadi." G tidak peduli, ia mengecup bibir Gavin sekilas, dimana hal itu disaksikan langsung oleh Zira. Membuat wanita paruh baya itu menggeleng-gelengkan kepala.
"Sarapan dulu, G." Ucap Zira, lalu menarik G dari gendongan Gavin, membuat G langsung cemberut. Gavin mengikuti dua wanita yang disayangnya itu.
G berjalan dengan malas, lalu duduk disana. Di hadapannya sudah ada Omlet buatan mamanya, kemudian tanpa basa-basi lagi G langsung memakannya dengan lahap.
Gavin yang melihat G makan hanya terkekeh geli, ia tidak lagi menyentuh makanan, karena merasa perutnya sudah kenyang.
"Om mana, tan?" Tanya Gavin ketika tidak melihat ada tanda kehidupan omnya disini.
"Di luar negeri, besok katanya pulang." Ucap Zira sambil berlalu dari sana dengan membawakan beberapa piring kotor.
"Udah kak, Ayo!" Ajak G bangun dari duduknya, Gavin mengangguk.
Setelah berpamitan dengan Zira, mereka berlalu dari sana.
Sekarang G dan Gavin sedang berada di perjalanan menuju ke sekolah.
G mengamit satu tangan Gavin nenyandar menyandar kepalanya di dada itu. Satu tangan Gavin ia gunakan untuk mengemudi.
"G takut." Lirih G. Hari ini adalah hari pertama G kesekolah, G memang tidak mengikuti kegaiatan OSPEK, karena Keluarganya dan Gavin sangat melarang keras untuknya mengikuti kegiatan itu.
Gavin tersenyum, mengecup kepala G dengan lembut.
"Takut apa?"
"Ya takut aja."
"Kan ada Kakak." Ucap Gavin, membuat G memeluk lengannya semakin erat. Kemudian tidak ada yang berbicara lagi.
Setelah sampai di pekarangan sekolah, Gavin Memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, lalu turun dan membukakan pintu untuk gadisnya.
Jantung G berdegup kencang saat mata-mata penasaran dari puluhah siswa-siswi yang kini sudah ramai di sekitar sekolahan.
"G tau, G cantik. Tapi kenapa mereka natap G gitu banget ya?" Tanya G sambil berjalan dengan Gavin yang merengkuh pinggangnya posesif.
Gavin terkekeh mendengarnya.
"Jangan peduli, mereka cuma iri!"
"Iri kenapa?" Tanya G mendongak menatap Gavin yang jauh diatasnya.
"Jalan sama Kakak, secara kan Kakak ganteng."
G memutar bola matanya malas mendengar cowok itu.
Setelah sampai di depan kelas G, Murid-murid sudah masuk, karena di perjalanan ke kelas tadi bel sudah berbunyi.
Gavin berbicara sebentar pada guru yang berada di kelas G sekarang. Nampaknya guru itu mengangguk-anggukkan kepala saat Gavin sudah selesai berbicara.
Setelahnya Gavin berjalan ke arah G yang masih berdiri di luar.
"Kenapa?" Tanya G bingung.
"Gak papa." Jawab Gavin membuat G sedikit tidak mempercayai cowok itu.
"G masuk ya, Kakak ke kelas dulu."
"Iya." Jawab G.
Gavin mengecup bibir itu sekilas, lalu berpindah pada kening G. Gavin tidak peduli dimana mereka berada, lagipula tidak ada yang berani menegurnya.
"Ih Kakak!" G menepuk kecil dada Gavin dengan malu. Membuat cowok itu langsung terkekeh geli.
"Nanti Kakak jemput waktu istirahat."
G mengangguk. Lalu G masuk dan Gavin berlalu dari sana.
"Permisi buk." Ucap G ketika sudah masuk ke dalam kelas. Banyak pasang mata yang menatapnya, apalagi anak cowok di kelas ini, menatapnya dengan sangat intens, membuat G sedikit tidak nyaman.
"Kamu Grace?"
"Iya."
"Baik, silahkan duduk di samping Alvina?" Tunjuk Buk Bella pada kursi yang berada di barisan belakang dan hanya di duduki oleh seorang gadis yang ia ketahui namanya barusan adalah Alvina, seketika G tersenyum senang.
"Baik buk." Jawab G sopan, setelahnya G berjalan ketempat duduknya.
"Hei, Gue Alvina. Panggil Al aja biar akrab." Gadis itu mengulurkan tangannya pada G, dan dengan cepat G menjawabatnya.
"Aku Grace, panggil G aja." Ucap G lembut. Membuat Al terpesona akan suara dan kecantikan gadis di depannya ini. Dia yang cewek saja kalang kabut, apa lagi cowok? Al menggeleng kepalanya.
"Cantik banget." Gumam Al.
"Hah? Kamu ngomong apa?" Tanya G yang sudah duduk di samping Al.
"Ha gak kok, Gak."
Setelahnya mereka tidak lagi berbicara, karena Buk Bella sudah menjelaskan materi pelajaran di depan, G dan Al sangat fokus hingga Bel sekolah berbunyi tanda waktunya istirahat membuat fokus mereka berhenti.
Setelah buk Bella keluar dari kelas, Al bangkit menarik G Mengajaknya ke kantin.
"Kamu duluan aja deh." Kata G tak enak hati.
"Lah lo gimana?"
"Aku tunggu Kak Gavin."
"Kak Gavin? Yang Ganteng itu? Anak kelas 12?" Tanya Al menggebu-gebu hingga membuat G terkekeh.
"Kamu lucu." Ucap G.
"Jawab dulu." Ucap Al kembali duduk di kursinya.
"Iya, emang kenapa sih?"
"Lo dekat sama dia."
G bingung harus menjawab apa, mengangguk kecil, secara dirinya dengan Gavin tidak berpacaran, dia hanya milik Gavin dan Gavin miliknya.
Al melongo, ia tidak menyangka teman barunya dekat dengan pangeran sekolah ini. Ketika mengingat sesuatu Al langsung menghadap penuh pada G.
"Mending lo jauhin deh Kak Gavin."
"Kenapa?" Tanya G bingung.
Al tidak langsung menjawab ia menunjukkan sesuatu pada G.
"Dia udah punya pacar."
____Up lagi kalo yang vote sampe 100.
Gavin punya pacar?
Gimana?
Tunggu kelanjutannya!👋🏻💜
Istri juki🐰💜
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Neighbor (Completed)
Teen Fiction"Kak Gavin." Gavin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melekat di pinggangnya terkejut saat gadis kecil ini melompat ke atasnya, untung ia dengan sigap menangkap gadis ini. "Kenapa hmm?" Tanya Gavin. "Gak lupa kan? mal...