Sebelum baca, sebutin asal kota, aku Banda Aceh, kamu?
G memperhatikan foto yang di tunjukan Al padanya. El menahan senyumnya ketika sadar foto yang ditunjukkaN padanya itu adalah dirinya dan Gavin, tapi wajahnya tidak terlihat karena membelakangi kamera.
"Mending jauhin deh." Ucap Al.
"Itu aku." Ucap G seketika, G melihat ekspresi Al yang terlihat shock seolah tidak mempercayainya.
"Becandaan lo lucu. HAHAHAH." Ucap Al sambil tertawa, tidak mempercayai ucapan G.
G hanya tersenyum melihat Al tidak mempercayainya.
"Sayang." G menoleh dan melihat Gavin mendekat kearahnya lalu menangkup wajah G kemudian mengecup bibir itu sekilas, kebiasaan mereka jika bertemu.
"Kakak lama." Sungut G cemberut.
"Iya maaf, Kakak ada urusan tadi." Ucap Gavin dengan raut yang menyesal.
Al yang melihat Adegan di depan ini, mematung, jadi benar pacarnya Gavin adalah teman barunya ini?
"Jadi benar lo yang di foto tadi?" Tanya Al dengan kaku, G mengangguk singkat seraya tersenyum maklum.
"Sialan lo, Gavin." Teriak seorang cowok yang baru masuk kekelas ini.
"Hei! Masa depan." Sapanya pada G dengan senyum manis andalannya. Setelahnya cowok tadi mendapat tonjokan di perutnya, siapa lagi yang melakukannya kalo bukan Gavin.
"Sakit anj—." Ucapan Ethan terhenti saat melihat ada gadis polos di depannya.
"Maksud gue masa depan lo." Lanjut Ethan lagi saat melihat Gavin melotot tajam ke arahnya.
"Hei! Kak Ethan." G tersenyum manis kearah Ethan, yang langsung mendapat tatapan tak suka dari Gavin.
"Wah! Kenalin dong sama yang di samping." Ethan melirik Al yang berada di samping G.
Al yang sedari tadi berdiri dengan kaku, tersenyum canggung pada Ethan.
"Eh iya, kenalin Kak. Ini Alvina teman baru aku." Ucap G merangkul bahu Al dengan lembut.
"Hei, gue Ethan." Ethan menjulurkan tangannya ke arah Alvina dengan mata yang berkedip jail.
"Eh? Alvina kak." Ucap Al gugup membalas uluran itu, bagaimana tidak? Dua cowok popuker di sekolah ini sedang berdiri di depannya.
"Sayang, ayo!" Ajak Gavin.
G mengangguk.
"Al, Kak Ethan. Ayo!" Ucap G saat keduanya belum juga melepaskan tangan mereka.
"Eh? A-yo, ayok!" Al tergagap membuat Ethan gemas sendiri melihatnya.
Kemudian Al dan Ethan menyusul kedua pasangan di depan mereka itu. Al berjalan dengan canggung, semua murid yang berada di koridor melihatnya dengan berbagai tatapan, membuat Al sedikit tidak nyaman.
Hal yang sama dialami oleh G, Selama perjalanan menuju ke kantin semua murid yang berada di koridor menatap intens G yang sedang berjalan dengan salah satu cowok populer. Awalnya G menunduk, cukup risih dengan berbagai tatapan itu, dan saat Gavin membisikkan sesuatu Gadis itu dengan cepat mengangkat kepalanya dan kemudian berjalan dengan normal.
"G pengen jalan, Kak!" Kata G sambil berjalan dengan pinggang yang direngkuh Gavin.
"Inikan lagi jalan."
"Ih bukan itu. G pengennya nanti malam."
"Emang dibolehin sama Papa? Kakak masih dapat hukuman loh sama Papa G."
Gavin kembali mengingat Mengenai masalah 3 kissmark yang berada di leher gadis itu, saat malam tiba Zira melihatnya dan langsung memberitahu Alres. Gavin yang sedang bergelut dengan selimut di kamarnya terkejut saat Zira dan langsung menjewer telinga Gavin. Dengan mulut yang berkomat-kamit, sedangkan Mamanya hanya menonton sambil bersandar di pintu kamarnya.
Setelah berhadapan dengan Zira, Gavin kembali berhadapan dengan Alres.
Alres mengancamnya dan berkata,
"Jangan bertemu dengan G selama dua hari kedepan, dan jangan coba-coba masuk kerumah apalagi ke kamar G."
Membuat Gavin Membuka suara saat itu ingin membantah cepat atas apa yang di lontarkan Alres.
"Jangan Coba membantah, Gavin. Om sudah memperingatkan sejak awal, ini kesalahan kamu."
"Kalo kamu melanggar, Om tidak segan-segan membawa G jauh dari kamu."
Gavin tau jika ucapan Omnya tidak dalam kategori bercanda, hingga membuat Gavin reflek menganggukkan kepalanya pasrah, daripada ia di pisahkan lagi dengan Gadis kecilnya.
Gavin hanya dapat menghela nafas, Ia harus menerima hukuman itu, ini memang kesalahannya yang tidak bisa mengontrol diri jika berhadapan dengan G.
Dan dua hari itu Gavin benar-benar tidak bertatap muka dengan gadisnya, membuat dirinya kalang kabut dan sedikit sensitive.
Kecuali saat malam tiba, ia akan memanjat balkon kamar gadis itu untuk melihat sekedar melepas rindunya. Tanpa sepengetahuan gadis kecilnya itu sendiri.
Lamunannya terhenti saat G melambaikan tangan di depan mukanya. Dan Gavin tidak sadar jika mereka sekarang sudah berada di kantin sekolah.
"Kak Gavin kenapa?" Tanya G saat melihat Gavin sedang memikirkan sesuatu. Sedangkan Ethan sudah membawa Al entah kemana. G pun tidak tau.
"Gak papa." jawab Gavin tersenyum lembut, lalu membawa G berjalan menuju ke pojok kantin tempat biasa dimana dirinya duduk.
"Kakak mikirin hukuman Papa ya? G udah ngerayu papa buat tarik ucapannya dengan bantuan Mama. Kakak tenang aja!" Ucap G saat dirinya sudah duduk disana dengan Gavin di sampingnya, juga ada beberapa teman Gavin, G mengenal semua teman Gavin, cowok itu selalu mengajak G ketika Gavin dan teman-temannya nokrong.
"Dasar gadis nakal!" Ucap Gavin gemas.
G menyengir, memperlihatkan giginya hingga membuat Gavin gemas sendiri. Gavin menggigit hidung G lembut lalu kembali menggigit bibir gadis itu, sedikit bermain disana, hingga membuat temannya mencibir pelan melihat kelakuan Gavin yang tidak tau tempat.
______
Gimana?
Tunggu kelanjutannya👋🏻💜
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Neighbor (Completed)
Teen Fiction"Kak Gavin." Gavin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melekat di pinggangnya terkejut saat gadis kecil ini melompat ke atasnya, untung ia dengan sigap menangkap gadis ini. "Kenapa hmm?" Tanya Gavin. "Gak lupa kan? mal...