Setelah sampai di cafe yang biasa mereka jadikan tempat nongkrong, Gavin langsung menggandeng G setelah turun dari mobil."Oi Gavin." Gavin menoleh pada seorang yang tak lain adalah temannya saat ia baru masuk ke dalam cafe.
G langsung berlari ke arah mereka, ia langsung memeluk salah satu sahabat Gavin yang sudah menduduki dunia permahasiswaan/ perkuliahan.
Sedangkah Gavin mendengus kesal melihat G begitu dekat dengan sahabat sekaligus sepupunya itu. Hal inilah yang membuat Gavin malas mengajak Berkunpul bersama dengan teman-temannya yang beberapa darinya berada di sekolah yang berbeda-beda.
"Kak Bry, G kangen tau." Bry membalas pelukan G dengan erat lalu mengecup kening gadis ini lama. Gavin memilih duduk di samping Bry
"Kak Bry juga kangen G."
"Udah sayang, jangan lama-lama." Gavin menarik G dan mengangkat tubuh mungil ini ke pangkuannya, G mendengus kesal.
"Biasa aja kali." Ucap Bry seraya tertawa kecil, membuat Gavin mendilik sinis pada cowok itu.
G menoleh melihat ke semua teman-teman Gavin lalu menyapanya mereka dengan gemas.
"Halo Kak Eno, Kak Regan, Kak Felix, Kak En. G juga kangen kok sama kalian. " Sapanya girang, membuat ke empat cowok itu tersenyum gemas ke arah G.
Mereka terkekeh geli.
"Halo cantik." Jawab mereka kompak. Wajah G memerah mendengar pujian dari cowok-cowok ganteng di depannya. Membuatnya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Gavin merasa malu.
"G cantik, Kak Adit gak di sapa ni?" Tanya Adit tidak terima jika dirinya seorang yang tak di sapa oleh gadis itu.
G mengangkat kepalanya malas lalu menyapa Adit dengan ogah-ogahan.
"Hai Didit." Tentu saja dengan senyum yang di paksakan.
"Lo kok Didir? Yang lain pake 'Kak' nya masa Kak Adit gak ada?"
Gavin tidak menghiraukan gadisnya yang sedang berdebat dengan temannya itu, ia lebih memilih memesan minuman coklat kesukaan G dan dirinya.
"Yailah Dit, G tu males liat lo." Ucap Regan dan di angguki oleh lainnya.
"Iya, Didit suka gangguin G, G gak suka sama Didit." Adit melotot ke arah G, tidak terima dengan kalimat G tadi, walaupun iya sih dirinya suka menganggu G apalagi ketika ia menarik poni gadis itu dengan gemas.
Pernah sekali ketika Adit mengerjai G dengan cara menarik-narik rambut G lalu mencubit pipi sampai memerah dengan G gemas hingga membuat gadis menangis kencang, dan Adit mendapat jitakan keras dari mereka semua.
"Iye dah gak lagi, janji." Ucap Adit kemudian.
"Gak usah di dengar G, basi tu." Ujar Felix memanas-manasin G, Adit menendang kaki Felix yang kebetulan berada di sampingnya.
G tidak menyahut, Gadis itu meminum minuman yang baru di antar, kemudian ia kembali menenggelamkan wajahnya ke leher Gavin.
"Ethan, sama Fian mana? Gak keliatan?" Gavin tidak melihat keberadaan teman-temannya itu.
"Ethan nganter mamanya ke arisan, Kalo Si Fian mah paling lagi tidur tu bareng cewek-ceweknya." Ujar En santai dia tau karena Ethan, Fian dan dirinya satu komplek.
Gavin mengangguk paham, si Fian memang playboy bastard, cowok itu paling brengsek di antara mereka semua.
Kemudian mereka membahas beberapa hal yang penting, tentu saja bukan menggosip atau mengghibah. Dan sedikit rencana untuk berlibur di akhir tahun nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Neighbor (Completed)
Ficção Adolescente"Kak Gavin." Gavin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melekat di pinggangnya terkejut saat gadis kecil ini melompat ke atasnya, untung ia dengan sigap menangkap gadis ini. "Kenapa hmm?" Tanya Gavin. "Gak lupa kan? mal...