Sepulang sekolah G sibuk mencari kalung yang Gavin berikan padanya 3 tahun yang lalu, awalnya G tidak menyadari jika kalung itu tidak berada di lehernya.Dan ia tersadar saat ingin mandi, G menjadi panik saat tidak menemukan kalung itu.
G turun kebawah dengan tergopoh-gopoh. Lalu bertanya pada mamanya tentang kalungnya.
"Mah."
Zira menoleh cepat mendengar suara yang bergetar memanggil dirinya.
"Yaampun sayang, kamu kenapa?" Tanya Zira bangkit dan menangkup wajah anak perempuaan semata wayangnya.
"Kamu di jahatin sama Gavin? Di selingkuhin? Atau di pukul?" Lanjut Zira menggebu-gebu, lalu membawa anaknya duduk di sofa depan mereka.
G menggeleng. "Bukan."
"Kak Gavin gak jahatin G." Lanjut G dengan tangis yang sudah pecah.
"Jadi kenapa? Kok nangis."
"Kalung G, kalung yang Kak Gavin kasih buat G. Hiks Mama."
"Kenapa kalungnya?" Zira membuka sedikit kerah baju G untuk melihat kalung anak gadisnya.
"Loh kok gak ada? Kamu buang?" Tanya Zira langi saat tidak ada kalung di leher G.
"Kalungnya hilang." Isak G, kepalanya sudah berada di leher Zira.
"Kok bisa? Gavin udah pulang?" Zira mengusap lembut surai panjang anaknya dengan lembut.
"G gak tahu, G udah cari kemana-mana tapi gak ketemu. Teros Kak Gavin pergi kesekolah lagi abis G di antar, katanya mau latihan basket. " Tangis G sudah mulai sedikit reda. Tapi isakkan gadis itu masih terdengar walaupun tidak separah tadi.
Zira mengangguk.
"Gavin udah tau?"
G menggeleng.
"Nanti ketemu lagi kalungnya. Jangan nangis lagi ah." Ucap Zira lagi.
"Kalau gak ketemu gimana?"
"Beli kalung yang lain, yang lebih bagus." Ucap Zira dengan santai.
Tangis G kambali pecah saat mendengar ucapan Zira.
"Loh loh? Kenapa makin kencang nangisnya." Zira menjadi panik ketika tangis G semakin pecah, apa yang salah dari kaliamatnya tadi.
"Gak mau, G gak mau kalung lain." Ucap G.
"G mau Papah, gak mau sama mamah." Lanjut G lagi membuat Zira terkejut. Putrinya ini sungguh menyebalkan.
"Kenapa ini?" Alres muncul tiba-tiba di hadapan mereka, Pria itu baru saja keluar dari ruang kerjanya.
"Papah." G berlari kearah ayahnya dan memeluk pria itu erat.
"G kenapa, hmm? Kok nangis? Gavin macam-macam sama G." Tanya Alres tidak jauh berbeda dengan istrinya itu. Membuat G mendengus kesal.
Alres menghapus air mata anak gadisnya dengan lembut. Lalu melirik Zira yang sedang memasang wajah cemberut. Alres tau raut itu, pasti G lebih memilih dirinya daripada Istrinya itu. Membuat Alres tersenyum mengejek ke arah istrinya yang dimana membuat Zira langsung melotot.
Alres terkekeh geli.
"Papa kenapa ketawa? Papa senang G nangis?" Tanya G kesal, ia mendongak menatap ayahnya yang kembali menunjukkan raut yang kembali khawatir.
"Jadi G kenapa?" Tanya Alres lagi, lalu berjalan ke sofa dan menduduki anak gadis ke atas pangkuannya, Zira juga sudah duduk di samping suaminya dengan tangan yang mengelus rambut G. Menenangkan gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Neighbor (Completed)
Teen Fiction"Kak Gavin." Gavin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melekat di pinggangnya terkejut saat gadis kecil ini melompat ke atasnya, untung ia dengan sigap menangkap gadis ini. "Kenapa hmm?" Tanya Gavin. "Gak lupa kan? mal...