13

140K 9.7K 705
                                    




Setelah bangun dari tidurnya G bangkit, G tidak berada di kamarnya melainkan di kamar Gavin.

Sekarang sudah malam, dia berjalan ke kamar mandi, untuk menyegarkan wajahnya yang cantik ini.

G mengerjap-ngejapkan matanya saat ia berdiri di depan cermin kamar mandi, beberapa detik kemudian G tercengang melihat dirinya hanya memakai Bra dan apalagi ini?....

Tubuhnya terdapat banyak tanda merah, terlebih di bagian dada. Pikiran G berkecamuk, ia panik.

G diperkosa? Apalagi Gavin tidak bersamanya sekarang membuat gadis itu semakin panik.

G segera memakai baju yang tadi siang ia pergi kesini sebelum memakai hoodie Gavin. Setelah memakai baju itu, G langsung mencari Gavin, tapi ia tidak menemukan keberadaan cowok itu.

Mata G berkaca-kaca, ia menatap sekeliling dan menemukan Yaya yang baru saja keluar kamar, G langsung berlari ke arah Yaya dan memeluk wanita itu.

"Tante." Tangis G pecah saat dirinya sudah dalam pelukan Yaya.

"G kenapa? Kok nangis?" Yaya memandang G dengan khawatir.

"G di perkosa, tante?"

"APA? Di-perkosa?" Mata Yaya melotot, ia reflek melepas pelukan Menatap gadis itu kaget.

"Gimana bisa G di perkosa? G kan baru bangun tidur." Yaya melihat keadaan G baik-baik saja tidak ada yang lecet di bibir maupun di leher G. Apa gadis ini baru saja bermimpi buruk? Pikirnya heran.

"Hiks... kata Al kalau anak gadis bangun tidur gak pake baju, terus ada tanda merah di tubuhnya berarti gadis itu habis di perkosa. Kayak G sekarang. " G kembali menangis sekuat tenaga. Yaya menuntun gadis ini ke arah sofa.

"Al siapa lagi?"

"Temen baru G di sekolah. Hiks... G di perkosa."

Yaya bingung harus bagaimana, otak G terlalu polos untuk ia menjelaskan hal itu.

"Tapi G masih pake baju, terus G gak ada tanda merahnya."

"G baru pake baju pas mau turun kesini." G dengan cepat mengangkat bajunya hingga leher, memperlihat dada yang terdapat banyak merah-merah.

Mata Yaya melotot dengan sempurna, mulutnya terbuka menganga. Ia melihat tubuh gadis kecil ini yang terdapat banyak sekali kissmark.

Apa Gavin yang melakukannya? Yaya mengusap wajahnya kasar, tak habis pikir dengan putranya itu, berani mencabuli gadis sepolos G, kalo ia beritahu Alres dan Zira sudah pasti Gavin akan tamat di tangan kedua sahabatnya itu.

"Tante gimana ini? G udah gak perawan." Kesadaran Yaya kembali saat mendengar suara tangisan G yang semakin kencang. Gadis itu sudah menurunkan kembali bajunya.

Yaya bingung harus bagaimana. "G gak di perkosa kok, G masih perawan."

"Tapi kata Al—."

"Teman G itu bohong, sayang."

"Tante telpon Gavin sekarang, tapi G janji jangan nangis lagi." Ucap Yaya mengusap air mata G dengan lembut, G mengangguk pelan.

Pipi dan hidung Gadis itu sudah sangat merah sekarang, apalagi mata cantik G yang sedikit membengkak membuat Yaya merasa iba pada gadis ini, Gavin selalu memanfaatkan kepolosan G.

"Terus ini yang buat siapa?" G kembali menunjuk dadanya pada Yaya.

Wanita paruh baya itu menghela nafas pelan, cukup lelah menghadapi bocil ini.

"Gavin, sayang." Yaya menarik hidung G gemas.

"Tapi Kak Gavin gak ada di kamar, Tante." G merengek pelan dengan mata yang kembali berkaca-kaca. Takut jika bukan Gavin yang melakukannya maka ia benar-benar di perkosa oleh orang lain.

I Love You My Neighbor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang