Zonk:vHehehehe✌️
Sekarang sudah pagi, G sudah membangunkan Gavin dari 10 menit yang lalu, tapi cowok itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun.
Padahal ia sudah melakukan berbagai cara agar cowok itu bangun, seperti mencubit menggigit bahkan mengapit telinga cowok itu dengan mulutnya.
Tapi Gavin malah mengangkat tubuh kecilnya ke atas badan cowok itu dan mendekapnya erat.
"Kakak." G merengek kecil. Mengerucut bibirnya kesal.
"Kak Gavin."
"Kakak bangun, G laper."
"Gavin. Ayo bangun."
Dengan kesal G bergerak bangun, duduk di atas tubuh Gavin yang sedang shirtles itu lalu menggoyang-goyangkan tubuhnya dia atas Gavin.
Gavin dengan segera membuka mata karena sedari tadi cowok itu memang pura-pura tertidur berharap G menciumnya.
"Sayang, jangan gitu." Ucap Gavin tidak tahan akan gerakan gadis. Bisa bahaya jika adiknya bangun.
G tidak menghiraukan ucapan Gavin, ia merasa senang menggoyangkan tubuhnya di atas Gavin.
"G." Geram Gavin mencoba menghentikan gerakan gadis itu. Bukannya berhenti G semakin menjadi-jadi.
Gavin merasa geram Dengan cepat ia membalikkan tubuh G menjadi di bawah. Ia masih menatap tajam gadis ini.
"A-pa?" Sewot G menutupi kegugupannya. Gavin semakin mendekatkan wajahnya dengan G lalu berbisik.
"Kamu udah buat Kakak tegang, G." Ucap Gavin serak, lalu menjilat duan telinga G dengan sensual membuat gadis itu melenguh geli sekaligus bingung.
"Ih Kakak ngomong apasih?" Tanya G kesal mendorong tubuh besar Gavin hingga cowok terjatuh di sampingnya.
Gavin menatap cengo gadisnya.
"G lapar." Rengek Gadis itu seraya bangun lalu menghentak kakinya kesal dengan mata yang berkaca-kaca.
Dengan cepat Gavin bangun saat melihat mata cantik itu berkaca-kaca sebelum gadis itu mengomelinya sepanjang hari.
Gavin menghapus sedikit air yang berada di ujung mata G, mengabaikan rasa sakit di bawah sana.
Seharusnya Gavinlah yang harus marah, karena G telah membuat adiknya tegang, tapi apa boleh buat jika gadis itu akan mengeluarkan jurus menangis dan ngambek, Gavin hanya dapat mengelus dadanya dengan sabar.
"I'm sorry, baby." Gavin menangkup wajah imut ini dengan kedua tangannya lalu menatap G yang masih setia dengan raut cemberutnya.
G mengangguk kecil.
"G mau makan apa?" tanya Gavin.
"Mie."
"No."
G kembali memanyun bibirnya hendak menangis.
"Oke-oke mie." Ucap Gavin dengan cepat saat melihat G akan kembali menangis.
Mata gadis itu seketika berbinar cerah ia menatap Gavin lalu berjinjit untuk menggapai bibir cowok itu.
Membuat Gavin terkekeh geli.
"G mandi ya, Kakak ke dapur." Ujar Gavin. G mengangguk kecil dengan senyum yang masih cerah di wajahnya.
Setelah memastikan G masuk ke kamar mandi Gavin segera keluar dan menuju ke dapur. Di dapur Gavin membuka lemari atas untuk mengambil dua bungkus mie instan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Neighbor (Completed)
Teen Fiction"Kak Gavin." Gavin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melekat di pinggangnya terkejut saat gadis kecil ini melompat ke atasnya, untung ia dengan sigap menangkap gadis ini. "Kenapa hmm?" Tanya Gavin. "Gak lupa kan? mal...