22

125K 8.5K 472
                                    








"Besok masih weekend, G mau disini sampe besok." Ucap G.

Gavin mengangguk. Sekarang sudah siang. Setelah memberi G makan, Gavin membawa G kembali ke kamar.

"G mau bobok, tapi kakak jangan ninggalin G kayak waktu itu." Ujar G karena sekarang ia merasa mengantuk.

Gavin mengangguk, kali ini terlihat ragu-ragu.

"You promise?"

"Yeah." Balas Gavin pelan.

G mengangguk kemudian berbaring menyamping menenggelamkan wajahnya pada dada Gavin. Ia memejamkan mata, tangannya memeluk Gavin dengan erat seolah takut Gavin akan pergi.

Gavinpun melakukan hal yang sama, membuat G yang hampir menuju ke alam bawah tersenyum tipis.

15 menit kemudian deru nafas G teratur menandakan jika gadisnya sudah benar-benar terlelap. Gavin menghembus nafas lega.

Ia melirik ponselnya yang sudah muncul beberapa notif pesan dari temannya, menyuruhnya agar cepat ke rumah Fian.

Gavin melihat G yang sangat cantik ketika tidur, ia mengecup kening gadis itu berkali-kali sebelum akhirnya bangkit dengan pelan-pelan. Berusaha tidak menimbulkan suara atau apapun itu yang nantinya bisa membuat G bangun.

Setelah terlepas dari pelukan G, Gavin lagi-lagi dapat bernafas lega, ia mengambil satu kausnya dan memakainya cepat.

Drrrrt drrrtt.

Gavin langsung mengangkat panggilan dari Regan.

"Ya."

"Mau taon depan kesini lo? Lama bener."

Gavin mendengus mendengar itu.

"Sekarang Otw."

Setelah mengatakan itu Gavin langsung mematikan sambungannya, ia lagi-lagi melihat G yang sangat nyenyak, senyum manis terbit di bibirnya.

Tak ingin berlama-lama Gavin mengecup kening dan bibir G sekilas, lalu keluar dari apartemen dengan cepat karena Regan terus saja menelponnya. Membuat Gavin jengah.

Saat berada di parkiran, Gavin mendengus kesal karena ia lupa kalo dirinya tidak membawa motor kesini melainkan mobil.

Berdecak kesal, lalu masuk kedalam dan melajukan mobil menuju kerumah Fian, yang tidak terlalu jauh dari apartnya.

_______

Dibawah ini, kata-katanya agak kasar ya! Jangan di tiru. Kurang baik buat kita yang selalu jadi anak baik-baik.


"2 jam kita tunggu dan lo dengan santainya datang dengan muka songong itu." Seprot Adit. Padahal Gavin baru 4 langkah masuk ke rumah ini, dan langsung di semprot.

Wajah sih....

Gavin berjalan dengan santai sambil berdecak kesal. Lalu duduk di samping Felix , karena hanya Cowok itu yang terlihat santai dengan kedatangannya tidak dengan yang lain. Mereka semua menunjukkan raut yang geram terhadapnya, dan Gavin tidak peduli.

"Baby gue mana?" Gavin langsung melotot marah saat mendengar Fian dengan santai memanggil gadisnya seperti itu.

Fian menyengir pelan.

"Ck, bastard." Desis Gavin tajam membuat cowok itu terkekeh tanpa merasa tersinggung, karena Fian sadar jika itulah dirinya.

"Jadi dimana si bocil?" Kali ini En yang bertanya.

I Love You My Neighbor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang