Empat hari berlalu dengan cepat, Gavin menjadi kalang kabut, karena selama dua hari G tidak mau berbicara dengannya, jangankan berbicara mengangkat panggilannya saja G enggan.Di hari ketiga Gavin dapat bernafas lega karena gadis itu sendiri yang menghubunginya karena tidak sanggup menahan rindu pada dirinya.
Gavin sangat bahagia ketika G kembali mengoceh seperti biasa setelah menangis hebat di awal mereka teleponan.
Dan hari ini, G kembali menangis hanya karena temannya itu, Al sudah berubah, G bercerita jika Al cemburu melihat G dengan Ethan, apalagi selama 4 hari ini Gavin selalu menyuruh Ethan untuk menjaga G di sekolah.
"G gak mau temenan lagi sama Al." Ucap G menatap Gavin dibalik layar laptopnya.
"Al jahat, bilang G pelakor. Padahalkan duluan G kenal sama Kak Ethan."
Gavin hanya mengangguk, ia tidak tahu harus berbicara apa. Gadis itu menjadi sensitif selama ia pergi.
"G jadi sayang sama Kak Ethan." Ucapnya membuat Gavin langsung menatap G horror.
"Ih bukan gitu." Ucap G sadar akan tatapan Gavin.
Gavin kembali memgangguk. Kemudian Mereka terdiam cukup lama, seketika suasana menjadi sunyi. Tidak ada yang berbicara, G dan Gavin sibuk dengan pikiran masing-masing.
Gavin menghela nafas saat melihat G menunduk, ia yakin jika gadis itu tidak lama lagi akan menangis.
"Kakak." Ucap G lirih mengangkat kepalanya menatap layar laptop di depannya ini.
"Hmmm?" Gavin dapat melihat mata G sedang berkaca-kaca.
"G gak mau kayak gini, G mau kak Gavin. G pengen peluk."
"Kakak pulang sekarang ya." Pintanya lirih dengan suara yang bergetar.
Seketika Tangis G pecah saat melihat Gavin hanya diam saja, tidak menjawab. G menenggelamkan wajahnya di balik bantal, membiarkan Gavin seperti itu di balik laptopnya.
Gavin lagi-lagi menghela nafas, ia tidak tega melihat G seperti ini, Jika ia dapat menahan diri tidak untuk G, G sangat manja padanya, membuat Gadis itu menjadi sangat bergantung padanya sekarang.
Ia tahu jika G sangat merindukan dirinya, karena ia pun dapat merasakan hal yang sama, walaupun mereka tidak berhenti bertatap wajah, tapi ia dan G tidak akan puas dengan sesuasana seperti ini.
"Sayang." Panggil Gavin.
G menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak mau menatap Gavin sekarang, ia hanya mau cowok itu bersamanya sekarang, G cuma mau itu.
"Jangan nangis." Ucap Gavin pelan, memgusap layar Kaca seolah mengusap rambut G.
"Dua hari lagi kok, G tahan ya." Ucapnya lagi membuat G semakin menangis seraya menggeleng-gelengkan kepala.
"Eng-gak mau." Isakan G semakin terdengar di telinga Gavin, ia mendongak Untuk menatap Gavin yang sedang mengusap layar kaca itu.
"G mau Kakak pulang." Ucapnya pelan, air matanya masih mengalir deras.
"Kakak pulang, tapi dua hari lagi ya."
G menggeleng keras, "Mau sekarang."
"Tap—.."
"Sekarang, Kak Gavin." G menjerit membuat Gavin menghela nafas lelah, tak lama ia mengangguk pelan.
"Oke, Kakak bilang sama Tante Yaya dulu."
Mendengar itu G langsung mengangkat kepalanya menatap Gavin dengan raut yang sudah berbinar.
"Serius?"
Gavin mengangguk dengan ragu.
"G jangan nangis lagi ya."
G mengangguk dengan cepat ia menyeka air mata yang mengalir di pipinya, membuat Gavin terkekeh geli melihatnya.
______
Sekarang mereka berada di taman dekat rumah gadis itu. Bahkan Ethan belum sempat mengganti seragamnya, ia baru selesai mengantar G ke rumah, dan mendapat pesan dari Al ingin bertemu, Ethan langsung menancap Gas kesini.
Dan setelah sampai disini gadis ini malah memarahinya, membuat ia jengkel, apalagi ketika mengingat kejadian di sekolah tadi.
"Sikap sama perlakuan kamu keterlaluan tau gak?" Desis Ethan pada gadis yang berdiri di depannya ini, yang baru Saja berstatus pacarnya selama 5 hari ini.
"Siapa sih cewek yang gak marah kalo cowoknya antar jemput cewe lain, sedangkan pacarnya disuruh pergi pake taksi." Ucap Al menggebu-gebu.
"G bukan cewek lain Al, dia pacar Gavin. Kamu gak ngerti-ngerti ya?" Ethan tidak habis pikir dengan sikap Al sekarang, ia tidak menyangka jika gadis di depannya seperti sekarang ini.
"Bukan pacar Kak Ethan."
Ethan mengangguk kecil, "Dan asal lo tahu, G Itu udah gue anggap sebagai adik gue sendiri, Gue antar jemput G karena Gavin gak ada, lo gak liat G sedih kayak gitu, seharusnya lo hibur dia, bukan malah ngatain dia pelakor dan dorong dia kayak tadi."
"Lo temennya bukan sih?" Lanjut Ethan lagi marah, ia bahkan mengubah gaya bicaranya membuat Al tercengang.
"Bukan, Aku gak mau temenan sama cewek manja kayak dia." Ucap Al angkuh membuat Ethan terkekeh sinis.
"Gue juga gak mau pacaran sama cewek rubah kayak lo." Ethan kembali terkekeh saat melihat wajah Al yang menganga.
"Mak-sud Kak Ethan apa?" Ucap Al tergagap menatap tak percaya pada Ethan.
"Kita putus."
"Kakak lebih milih cewek manja itu di banding aku pacar Kakak?"
Lagi-lagi Ethan terkekeh.
"Ya gue pilih sahabat Gue dan cewek yang kata lo manja itu, gue pilih mereka. Kenapa? Gak suka, lo cuma orang asing yang baru gue kenal gak lebih dari sebulan."
"Jangan sebut lo pacar gue lagi, karena gue sama lo udah selesai, gue pacarin lo gue pikir lo masih polos kayak G ternyata gue salah. Jujur gue kecewa sama lo." Ucap Ethan lagi, setelahnya ia segera berlalu dari taman itu, dan mengabaikan teriakan Al yang terus memanggil namanya.
_______
Makin kesini makin aneh deh, bingung gue😩
Bukan konflik ini mah😁
Wah si Al diam-diam bae.
Gimana?
Tunggu kelanjutannya👋🏻✨
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Neighbor (Completed)
Teen Fiction"Kak Gavin." Gavin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melekat di pinggangnya terkejut saat gadis kecil ini melompat ke atasnya, untung ia dengan sigap menangkap gadis ini. "Kenapa hmm?" Tanya Gavin. "Gak lupa kan? mal...