05

214K 12.7K 699
                                    



Sesuai permintaan G di sekolah tadi, Malam ini Gavin membawa G ke tempat yang sering mereka kunjungi saat masih kecil.

Sekarang disinilah mereka berada di rumah pohon, berbaring menatap danau yang di Sedang kelilingi kunang-kunang. Sangat indah.

"G hampir lupa loh sama tempat ini." G memandang Takjub ke arah danau dari rumah pohon yang sekarang mereka tempati.

Rumah pohon ini memang di buat khusus untuk G, Saat mereka kecil G sangat ingin mempunyai rumah pohon. Yang dimana langsung membuat Gavin meminta hal itu pada ayahnya.

Tidak tanggung-tanggung Leo juga menyediakan lemari kecil meja belajar dan tempat tidur di rumah pohon ini, lengkap dengan foto-foto mereka di masa kecil.

Gavin tersenyum kecil melihat cerah bahagia di mata gadisnya.

"Kalo kakak pergi kuliah di luar negeri gimana?" Tanya Gavin tiba-tiba.

G yang berbaring di atas tubuh Gavin langsung mendongak menatap cowok itu dengan kaget.

"Kak Gavin mau ninggalin G?" Mata G sudah berkaca-kaca saat mendengar ucapan Gavin.

Gavin menggeleng dengan cepat ketika air mata G turun ke pipinya.

"Kenapa nangis? Kakak cuma nanya loh tadi."

"Kak Gavin tiba-tiba nanya gitu. G kan takut." Ucap G kambali menyandarkan kepalanya di dada Gavin dimana cowok itu sedang tidak memakai baju.

Gavin terkekeh kecil.

"Kakak gak akan ninggalin G kan?" Tanya G kembali mendongak ke atas.

Gavin diam, tidak menjawab.

"Kak?" Panggil G lagi kali ini menepuk kecil pipi Gavin.

"Hah? G tanya apa tadi?"

"Ish, Kakak gak akan ninggalin G kan?" Tanya G lagi dengan raut yang cemberut.

"Gak, gak akan." Jawab Gavin dengan sedikit ragu, siapun yang mendengarnya pasti tau jika Gavin sangat ragu dalam mengucap kata itu, beda dengan G yang tidak dapat menangkap kata ragu itu di ucapan Gavin.

G mengangguk.

Gadis itu kembali menyenderkan kepala di dada Gavin, membuat Gavin dengan reflek mengusap lembut surai gadisnya.

Gavin memandangi wajah G yang entah kenapa selalu terlihat cantik di matanya.

Tidak perbah berubah, G selalu G yang sama, Yang penuh kepolosan juga kegenitan, selalu penuh dengan keceriaan, selalu baik hati pada siapapun.

G tetap G nya yang mungil, yang bisa digendongnya tanpa merasa terbebani.

Hanya saja kecantikan G yang makin hari semakin menonjol, dan mengundang orang-orang sekitar tertarik magnet yang dipancarkan gadis itu dengan pesonanya, ternasuk Gavin.

"Kak Gavin jangan natap gitu ih, G malu." G menenggelamkan wajahnya pada leher cowok itu saat sadar jika Gavin menatapnya dengan intens.

Gavin terkekeh geli.

"Habis cantik sih." Ucap Gavin lagi, kali ini lebih ke nada godaan.

I Love You My Neighbor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang