Not a heartbreaker -Gavin————
"Biarin G tidur sama Gavin malam ini." Ucap Gavin membuat Yaya reflek menoleh dengan cepat.
"Apa? Kamu gak ada kapok-kapoknya ya?" Ucap Yaya menatap tak percaya pada putranya ini.
"Mah, please.!"
Yaya menggeleng dengan tegas.
"Mah!"
"Gak Gavin, sekali gak tetap enggak." Tegas Yaya dengan suara yang sedikit menyentak lalu berjalan menuju ke arah kamar Gavin untuk menyuruh gadis itu tidur bersamanya.
"Mama pikir gampang buat Gavin pisah sama G seminggu? Mama pikir Gavin bakal macam-macam lagi sama G? Segitu gak percayanya mama sama Gavin?" Gavin berkata dengan lirih sambil menatap mamanya yang berada di undakan tangga menuju ke kamarnya.
Seketika Yaya menghentikan langkah dan berbalik menatap putranya.
"Ini terlalu berat buat Gavin buat G. Gavin gak bisa bayangin Gimana besoknya G nangis-nangis cariin Gavin. Gavin cuma minta malam ini, sebelum besok pagi Gavin harus berangkat. " Gavin menatap mamanya dengan sorot yang kecewa, Gavin tidak menyalahkan mamanya, wajar jika orang tua khawatir terhadap anaknya, tapi tidak bisakah mamanya memberi waktu sedikit untuk ia bersama dengan G sebelum mereka benar-benar berpisah untuk waktu seminggu lamanya.
Gavin mengangguk paham saat melihat Yaya masih terdiam di tempatnya, bagaimanapun ini tetap salahnya yang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Yaya memang benar dan ia harus menerima semua hukumannya.
Masih baik wanita paruh baya itu tidak memberi tahu Papa dan Omnya, jika tidak mungkin ia akan di tendang dari hidup G.
Gavin berlalu dari sana dengan kepala yang setia menunduk melewati Yaya begitu saja. Saat berada di undakan terakhir menuju kamarnya, Yaya memanggilnya membuat ia langsung melihat ke bawah dimana tempat Yaya berdiri.
Yaya menghela nafasnya, sungguh ia tidak tega melihat Gavin seperti ini.
"Kamu boleh tidur sama G." Ujarnya.
"Serius?" Senyum Gavin mengembang dengan sempurna, membuat Yaya melakukan hal yang sama.
Yaya mengangguk kecil. "Tapi ingat! Jangan macam-macam."
"Yeah, I promise." Gavin cukup bersyukur kali ini, walaupun kenyataannya besok ia harus berpisah dengan gadisnya.
Yaya mengangguk kecil, lalu turun berlalu menuju ke kamarnya, Dan Gavin melanjutkan langkahnya menuju kamar, ia berharap waktu berhenti untuk malam ini, sungguh Gavin tidak siap untuk besok.
Setelah masuk kamar ia tidak menemukan G di dalam, Gavin berjalan ke arah balkon, dan Ya gadis itu sedang berbaring di ayunan yang memang tersedia di balkon kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Neighbor (Completed)
Teen Fiction"Kak Gavin." Gavin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melekat di pinggangnya terkejut saat gadis kecil ini melompat ke atasnya, untung ia dengan sigap menangkap gadis ini. "Kenapa hmm?" Tanya Gavin. "Gak lupa kan? mal...