G selalu mengomel sedari mereka pulang sekolah seperti sekarang ini, bukannya marah Gavin malah gemas melihat Gadisnya yang tidak berhenti berbicara sedetikpun.G sedang memperhatikan Gavin yang menyiapkan beberapa kertas atau apalah G tidak tahu, ia mengamati Gavin seraya mengomel.
Ya, Gavin hari ini mengundang beberapa teman sekelasnya yang berada satu kelompok dengannya kerumah. Membuat G sangat kesal Setengah mati karena nantinya bakal ada Kakak-kakak centil yang menggoda Gavin.
Dan Gavin tau. G sangat benci jika dirinya mempunyai tugas kelompok, G akan sangat sensitif jika ada sedikit kesalahan yang ia lakukan, maka gadis itu akan mendiamkannya sepanjang hari.
Sebenarnya bisa saja jika Gavin menolak ketika teman-temannya meminta mengerjakan di rumahnya, tapi G tidak mau, gadis itu ingin mereka mengerjakan tugas itu di rumahnya.
G sangat pandai, jika mereka mengerjakan tugas di tempat lain, maka G tidak bisa berkuasa atas Gavin, misalnya ketika G yang duduk di pangkuan Gavin, mereka jelas gak setuju, berbeda jika di rumah Gavin, G bisa membuat semaunya.
"Kakak ingat ya! Kalo kakak centil itu godain kak Gavin, langsung usir."
Gavin mengangguk.
"Kak Gavin juga bilang kalau G milik Kak Gavin dan sebaliknya!"
Gavin mengangguk, lagi.
"Dan nanti selama kerja kelompok G bakal duduk di pangkuan Kakak."
Dan Gavin kembali mengangguk, ia menahan senyumnya ketika gadis itu bertingkah posesif padanya.
"Kakak jangan angguk-angguk doang dong." Ucap G kesal.
"Iya sayang, udah berkali-kali G bilang itu terus dari tadi." Ucap Gavin mengecup kening G lembut, lalu kembali mengambil beberapa hal yang ia perlukan nantinya.
"G kesel, kenapa sih Kakak selalu dapat kerja kelompok?" Tanya G, rautnya semakin cemberut ketika melihat Gavin hanya tersenyum.
"Kakak." G merengek seperti anak kecil.
Gavin menghela nafas, kemudian menghampiri G yang sedang duduk di ranjangnya. Gavin menangkup wajah gadis menatapnya dengan lekat.
"Jadi G mau apa? Kalau G mau Kakak bakal usir mereka sekarang, Kakak gak peduli sama tugas itu, sayang." Tekan Gavin setelahnya ia mengecup bibir yang menjadi candu baginya.
"Ya jangan gitu juga. G gak mau kakak kena hukuman, tapi G juga gak suka sama Kakak centil itu."
"Kalopun Kakak gak buat, gak ada yang berani hukum Kakak." Ucap Gavin dengan senyum miringnya, sombong.
G memutar kedua bola matanya jengah.
"Kakak ikut, tapi ingat peraturan G tadi." Ucap G pelan masih tidak ikhlas.
Gavin tersenyum, inilah sifat yang kesekian kali ia menyukai gadisnya.
Setelah semuanya selesai, Mereka turun kebawah, tangan Gavin bertengger di pinggang G.
Teman-teman Gavin sudah sampai sejak 30 menit yang lalu, masih dengan seragam, G yakin jika mereka tidak pulang dan langsung kesini.
Disana hanya ada satu orang cowok dan 3 lainnya adalah cewek.
"Hai kakak-kakak!" Sapa G polos saat ia dan Gavin baru duduk, bergabung dengan mereka. Ketiga cewek itu menatapnya sinis dan G tidak peduli itu. Oh ralat, hanya dua, satu lagi terlihat biasa saja, tidak ada tatapan kebencian disana dari cewek tomboy itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Neighbor (Completed)
Teen Fiction"Kak Gavin." Gavin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melekat di pinggangnya terkejut saat gadis kecil ini melompat ke atasnya, untung ia dengan sigap menangkap gadis ini. "Kenapa hmm?" Tanya Gavin. "Gak lupa kan? mal...