07

188K 11.8K 1.3K
                                    




G selalu mengomel sedari mereka pulang sekolah seperti sekarang ini, bukannya marah Gavin malah gemas melihat Gadisnya yang tidak berhenti berbicara sedetikpun.

G sedang memperhatikan Gavin yang menyiapkan beberapa kertas atau apalah G tidak tahu, ia mengamati Gavin seraya mengomel.

Ya, Gavin hari ini mengundang beberapa teman sekelasnya yang berada satu kelompok dengannya kerumah. Membuat G sangat kesal Setengah mati karena nantinya bakal ada Kakak-kakak centil yang menggoda Gavin.

Dan Gavin tau. G sangat benci jika dirinya mempunyai tugas kelompok, G akan sangat sensitif jika ada sedikit kesalahan yang ia lakukan, maka gadis itu akan mendiamkannya sepanjang hari.

Sebenarnya bisa saja jika Gavin menolak ketika teman-temannya meminta mengerjakan di rumahnya, tapi G tidak mau, gadis itu ingin mereka mengerjakan tugas itu di rumahnya.

G sangat pandai, jika mereka mengerjakan tugas di tempat lain, maka G tidak bisa berkuasa atas Gavin, misalnya ketika G yang duduk di pangkuan Gavin, mereka jelas gak setuju, berbeda jika di rumah Gavin, G bisa membuat semaunya.

"Kakak ingat ya! Kalo kakak centil itu godain kak Gavin, langsung usir."

Gavin mengangguk.

"Kak Gavin juga bilang kalau G milik Kak Gavin dan sebaliknya!"

Gavin mengangguk, lagi.

"Dan nanti selama kerja kelompok G bakal duduk di pangkuan Kakak."

Dan Gavin kembali mengangguk, ia menahan senyumnya ketika gadis itu bertingkah posesif padanya.

"Kakak jangan angguk-angguk doang dong." Ucap G kesal.

"Iya sayang, udah berkali-kali G bilang itu terus dari tadi." Ucap Gavin mengecup kening G lembut, lalu kembali mengambil beberapa hal yang ia perlukan nantinya.

"G kesel, kenapa sih Kakak selalu dapat kerja kelompok?" Tanya G, rautnya semakin cemberut ketika melihat Gavin hanya tersenyum.

"Kakak." G merengek seperti anak kecil.

Gavin menghela nafas, kemudian menghampiri G yang sedang duduk di ranjangnya. Gavin menangkup wajah gadis menatapnya dengan lekat.

"Jadi G mau apa? Kalau G mau Kakak bakal usir mereka sekarang, Kakak gak peduli sama tugas itu, sayang." Tekan Gavin setelahnya ia mengecup bibir yang menjadi candu baginya.

"Ya jangan gitu juga. G gak mau kakak kena hukuman, tapi G juga gak suka sama Kakak centil itu."

"Kalopun Kakak gak buat, gak ada yang berani hukum Kakak." Ucap Gavin dengan senyum miringnya, sombong.

G memutar kedua bola matanya jengah.

"Kakak ikut, tapi ingat peraturan G tadi." Ucap G pelan masih tidak ikhlas.

Gavin tersenyum, inilah sifat yang kesekian kali ia menyukai gadisnya.

Setelah semuanya selesai, Mereka turun kebawah, tangan Gavin bertengger di pinggang G.

Teman-teman Gavin sudah sampai sejak 30 menit yang lalu, masih dengan seragam, G yakin jika mereka tidak pulang dan langsung kesini.

Disana hanya ada satu orang cowok dan 3 lainnya adalah cewek.

"Hai kakak-kakak!" Sapa G polos saat ia dan Gavin baru duduk, bergabung dengan mereka. Ketiga cewek itu menatapnya sinis dan G tidak peduli itu. Oh ralat, hanya dua, satu lagi terlihat biasa saja, tidak ada tatapan kebencian disana dari cewek tomboy itu.

I Love You My Neighbor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang