5. Panti asuhan

2.2K 141 11
                                    

{Part tambahan}

.
.
.
.
_______________

Hari terus berganti, tak terasa weekend pun kembali menyapa. Tepatnya minggu ini, minggu yang bersejarah bagi kafe keluarga Raina, tak terasa bangunan itu sudah berdiri tujuh tahun lamanya. Walaupun sempat bangkrut, tapi karena kegigihan Abi Raina, kafe itu kembali bangkit hingga sekarang.

"Yaudah Mi kalo gitu abang sama Rain berangkat dulu, takut udah pada nunggu, kasian," Raihan mencium punggung tangan Umminya di ikuti Raina.

"Nanti kalo ada apa apa langsung kabari Rain atau abang ya mi?"

"Iya sayang, maaf ya Ummi sama Abi gak bisa ke panti, titip salam buat bu panti ya? Minta doanya juga supaya Abi kalian cepet sembuh."

Ya, sayangnya, Abi Raina tidak bisa ikut ke panti karena sakit dan Ummi harus menjaganya di rumah.

"Oke Mi, Rain berangkat. Assalamu'alaikum."

Setelah berpamitan kepada Umminya, lantas Raina dan Raihan bergegas menuju panti asuhan menggunakan mobil Abinya, sebelum itu mereka akan menjemput Nasya di kos-an nya.

"Oh iya Na, kemarin itu siapa yang terakhir nyumbang? Temannya Farhan?" Tanya Raihan memecahkan keheningan yang terjadi.

"He'em, namanya mas Hamdan," jawab Raina tanpa mengalihkan pandangannya ke jalanan.

"Terus sekarang dia ikut?"

"Katanya sih iya, dia gak sendiri ada calon istrinya sama sahabat calon istrinya," ucap Raina sedikit tidak nyaman jika harus mengatakan itu, entahlah, dia hanya malas.

"Ouhh udah punya calon istri, kirain masih single," sontak Raina menoleh ke arah Raihan karena ucapan pria itu.

"Lah? Emangnya kenapa kalo masih single? Abang mau sama dia? Dia laki laki kali!"

"Yeh sembarangan kamu ya kalo ngomong! Bukan gitu adik ku, maksudnya ya kalo single kan bisa kali abang jodohin kamu sama dia gitu, ya gak?" Raihan menaik turunkan alisnya, sedangkan sang adik hanya memutar bola mata malas.

"Gak!"

"Dih kok ngegas! Atau jangan jangan kamu beneran suka sama dia? Gantengan mana dia sama abang, hm?" Goda Raihan di akhiri dengan kekehan jailnya.

"Apaan sih bang! Gak jelass!!" Kata Raina malas, sungguh! Ia tidak mau membahas lelaki itu lagi!

__________

Beberapa menit perjalanan, akhirnya mobil yang di kendarai Raihan sampai tujuan dengan selamat. Terlihat di depan sana banyak anak anak yang sedang bermain dengan riang, seperti tidak ada beban sedikit pun.

"Assalamu'alaikum, adek adek?" Sapa Raina yang langsung di sambut hangat oleh anak anak panti, bahkan ada yang berlari dan memeluk Raina. Ya, anak anak panti memang sudah lama mengenal Raina, jadi tak heran jika mereka akan menyayangi Raina layaknya kakak sendiri.

"Wa'alaikumsalam! Akhirnya kakak sampai juga, Fifah udah kangenn banget sama kakak!" Ucap gadis yang memeluk Raina.

Raina tertawa kecil dan membalas pelukan hangat Afifah, "sama, kakak juga udah kangenn banget sama Fifah, Fifah apa kabar nak?"

"Alhamdulillah, Fifah selalu baik," gadis yang bernama Afifah itu mengurai pelukannya dan tersenyum manis ke arah Raina.

"Kak kita main sebentar di sana yuk?" Raina mengangguk dengan ajakan Afifah, lalu keduanya berjalan berdampingan ke arah ayunan.

Afifah adalah seorang gadis berumur enam tahun yang harus kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan beruntut beberapa tahun yang lalu. Kecelakaan itu membuat dirinya kehilangan orang yang di sayangnya, sedangkan Afifah sendiri sudah tidak punya keluarga dan pada akhirnya ia harus tinggal di panti asuhan sejak kecil.

Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang