30. Bucin (bagian 1)

3.3K 181 56
                                    

Bismillah...

Yuk sebelum baca play dulu musik di atas dan jangan lupa komen ya🤗

Selamat membaca❤

.
.
.
.
_______

"Semua hanya perlu waktu, bagaimana kita sabar dalam menghadapi ujian sampai akhirnya kita bisa mendapat kan kebahagiaannya juga. Yang terpenting, selalu ikhtiar dan akhirnya bertawakal."

_______

Satu minggu telah berlalu, akhir akhir ini Raina bisa merasakan sifat yang berbeda dari Hamdan. Suaminya itu menjadi lebih posesif, bahkan sekarang Hamdan tidak mengizinkan Raina untuk ke Kafe lagi, katanya ia takut jika Raina di goda oleh laki laki lain, seperti dulu.

Di hari minggu kali ini, sepasang kekasih halal itu berencana untuk lari pagi, agar badan mereka menjadi lebih rileks, setelah melewati hari hari yang penat.

Raina menghentikan langkah nya sebentar, ia menyeka keringat yang sudah bercucuran memenuhi pelipisnya seraya memanggil Hamdan untuk istirahat sebentar karena ia sudah kelelahan.

"Ayo lah Na, semangat!!" Ujar Hamdan, Raina tidak menjawab, ia masih mengatur nafasnya yang naik turun.

"Rain cepekkk." Rengek Raina dengan manja, ini lah perubahan sifat Raina, sekarang ia bisa bermanja manja dengan suaminya itu, meski terkadang masih ada rasa canggung dalam dirinya kepada Hamdan.

"Ya sudah, kamu istirahat dulu di sana, setelah itu kita lanjut olahraga." Raina mengangguk, ia berjalan gontai ke arah kursi taman yang kebetulan sudah di sediakan di sana, ia meluruskan kakinya yang terasa pegal, akibat jarang olahraga, sekalinya lari langsung capek hihi.

"Minum dulu." Hamdan menyodorkan satu botol air mineral ke arah Raina dengan senang hati istrinya itu menerima dan lantas meneguk nya hingga tersisa setengah.

"Haus bu." Kata Hamdan seraya terkekeh, Raina menampilkan deretan giginya yang rapi dan menyuruh Hamdan untuk duduk di sampingnya.

"Gimana kalo kita lomba lari, siapa yang duluan sampai ke sana, berarti menang, dan pemenang berhak ngajuin permintaan, apa aja." Tantang Raina.

"serius? Bagaimana jika nanti saya yang menang? Saya bebas meminta apa aja dari mu kan?" Raina mengangguk dengan cepat.

"Why not? But, kalo Rain yang menang, Rain yang akan meminta apa saja dari mas, deal?" Raina mengulurkan tangannya ke arah Hamdan dan suaminya itu menerima uluran tangannya seraya berkata, "deal!"

Keduanya bersiap untuk lari, dalam hitungan ke 1...2...dan...3... Sepasang suami istri itu berlomba lomba menuju garis finish yang sudah Raina tentukan tadi. Dengan mudahnya Hamdan melewati Raina, sedangkan wanita itu begitu kewalahan mengejar Hamdan yang sudah hampir dekat dengan garis finish.

"Huh! Huh!! Mas tungguin dong!!" Teriak Raina tapi Hamdan tidak menggubris nya, ia berlari dengan santai jauh di depan Raina.

And...yeah!!

Hamdan lah pemenang nya, ia tersenyum penuh kemenangan ke arah Raina, begitu puas rasanya!

"Aaaa!!! Mas Hamdan pasti curang!" Kata Raina tidak terima, ia mengerucutkan bibirnya beberapa centi. Hamdan tertawa puas dan menghampiri istrinya itu.

"Jadi? Saya boleh mengajukan permintaan apa saja?" Tanya Hamdan dengan tatapan aneh, perasaan Raina mulai ketar ketir, semoga permintaan Hamdan tidak aneh aneh!

"I-iya..apa saja." Jawab Raina sedikit gugup, lalu Hamdan mendekatkan bibirnya ke arah telinga Raina, ia membisikan sesuatu yang membuat mata Raina sempurna membulat.

Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang