14. Dua hati yang terluka

3K 177 76
                                    

⚠Warning⚠
"Jangan lupa tinggalkan jejak. Jangan jadi silent readers, lagi pula apa untungnya buat kalian? Hargailah author dengan vote dan komen. Terimakasih."

Selamat membaca❤
.
.
.
________

Entah dia adalah takdir atau hanya sekedar hadir.
Statusnya memang bersama ku, tapi hatinya bersama wanita lain.

-Raina hilya tsabita-

________

Pagi ini, Hamdan tidak masuk kantor karena badannya belum vit, ia harus istirahat sampai benar benar sembuh.

Dengan badan yang masih lemas, Hamdan memasuki dapur yang sudah ada Raina di sana, ia sedang memasak bubur untuk Hamdan.

"Loh mas? Kok kamu kesini? Mas istirahat aja di kamar, biar nanti Rain bawain buburnya ke sana." Ucap Raina saat mendapati Hamdan yang berjalan ke arah kursi dan mendudukinya.

"Tidak perlu, saya tidak lapar, saya hanya ingin minum." Hamdan mengambil segelas air putih dan meminumnya.

"Tapi mas, mas harus makan dan minum obat, biar cepat sembuh." Timpal Raina, sudah ia duga jika Hamdan akan menolak makanan yang ia buat.

"Saya bi-

"Tolong mas untuk kali ini saja ya? Ini demi kesembuhan mas." Potong Raina, biarkan kali ini Raina memaksa, toh ini juga demi kesembuhan Hamdan kan?

"Baiklah."

Raina tersenyum dengan jawaban itu, lantas ia segera mematikan kompor karena buburnya sudah matang dan menghidangkan nya kepada Hamdan.

Hamdan mulai menyuapkan satu sendok bubur ke dalam mulutnya, tapi ia hanya merasakan rasa hambar dalam bubur itu.

"Kenapa?" Raina mengernyit kan dahinya, saat melihat Hamdan seperti tidak selera memakan bubur itu, apa mungkin buburnya tidak enak?

Hamdan menggeleng, "tidak, saya sedang tidak selera."

"Mau Rain suapin?" Sontak pertanyaan itu membuat Hamdan menoleh ke arah Raina. Dia pikir dirinya anak kecil?

"Kamu pikir saya anak kecil?" Hamdan memutar bola matanya malas, ia kembali menyuapkan bubur itu ke dalam mulutnya.

"Bu-bukan begitu," Elak Raina, ia menunduk malu, kenapa ia bisa berbicara seperti itu tadi? Jelas Hamdan tidak akan mau di suapi olehnya!

"Y-yaudah Rain permisi dulu." Pamit Raina, ia langsung menjauh dari hadapan Hamdan dan menyibukan dirinya dengan cucian piring. Raina benar benar malu!

________

Sesudah meminum obat, Hamdan tertidur di sofa ruang keluarga. Ia hanya penat di dalam kamar, jadi ia memilih untuk tidur di sofa.

Raina menghampiri Handan dengan selimut di tangannya, ia hanya takut jika Hamdan kedinginan. Raina menyelimuti badan Hamdan dan sedikit menyentuh kening suaminya itu.

"Alhamdulillah, demamnya turun." Ucapnya pelan, ia menghembuskan nafasnya lega.

Raina tersenyum manis melihat mata itu terpejam dengan wajah polosnya. Tangannya dengan lembut mengusap rambut Hamdan, hingga tiba tiba, tangannya di tarik tanpa aba aba, membuat Raina terkejut dan semakin mencondongkan badannya.

Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang