{Sudah Revisi}
.
.
.
.
_____________Kringgg!!!!!
Suara jam beker mengusik ketenangan tidur seorang wanita di dalam selimutnya. Ia bergumam dan menyesuaikan atensinya untuk melihat cahaya yang menerobos masuk.
Tangannya meraba raba dan menghentikan suara jam beker itu. Ia menarik punggungnya untuk duduk dan memgumpulkan separuh nyawanya sebelum beranjak dari kasur.
Dia, Raina Hilya Tsabita. Wanita berumur 23 tahun yang baru saja menyelesaikan strata satunya. Untuk mengisi waktu luang, ia akan membantu sang Kakak dalam mengurus kafe.
"Selamat pagi semuaaa" sapa Raina riang saat memasuki ruang makan. Ia berjalan menuju meja di samping kakak laki lakinya -- Raihan.
"Pagi" balas orang yang ada di meja makan.
"Dek, sekarang titip kafe ya? Abang kan masih sibuk kerja" Raina memutar bola matanya malas, kan setiap hari juga ia akan mengurusi kafe, apa abangnya itu lupa?
"Setiap hari juga pasti abang nyuruh Rain buat itu, lupa atau bagaimana?" Raihan terkekeh dan mencubit gemas pipi gembil Raina.
"Aish, adik abang ini...menyebalkan!" Ucap Raihan yang gemas sendiri seraya cekikikan, Raina menepis kasar tangan laki laki itu dan mengusap usap pipi kembanggaannya yang memerah.
"Ih! Kenapa sih doyan banget cubitin pipi orang?! Sakit tauk!" Rajuk Raina, sedangkan kedua orang tuanya hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah anak anaknya.
"Abang kenapa sih gak cari pegawai aja buat jadi meneger Kafe? Rain juga harus ngurusin lamaran kerjaan nih" ketus Raina, abangnya itu memutar bola mata.
"Udah banyak karyawan abang mah, mending juga kamu yang jadi manager" Raina mengendus kesal dan tidak menimpali lagi, cape ngomong sama Raihan mah!
"Rain...sebaiknya kamu yang mengelola kafe abang, biar nanti abang yang kerja di luar nak" sahut Abi yang sontak membuat Raina mendongak.
"Eum...tapi kan Bi..."
"Apa yang di katakan Abi benar sayang, apa enggak sebaiknya kamu aja yang mengelola kafe Abang? biar abang mu itu tidak kewalahan juga sama kerjaan di luarnya" timpal Ummi seraya meletakan beberapa piring makanan di meja makan dan duduk di samping Abi, Raihan mengangguk setuju.
"Bener tuh dek, kamu gak kasian apa sama abang mu yang tampan ini harus kerja di luar pagi hari, malemnya ngurusin kafe? Cape tahu dek" ujar Raihan dramatis.
"Eum..akan Raina pikirkan" putus Raina, ia melanjutkan sarapannya dan memikirkan perkataan kedua orang tuanya.
Raihan sendiri, sudah meliris kafe itu sejak lulus strata satunya. Awal mula, Abinya yang mengelola kafe itu tapi sempat dalam ambang kebangkrutan karena banyak pesaing. Dan pada akhirnya Raihan yang turun tangan untuk menggantikan Abi, ia mengubah strategi kafe agar di lirik oleh masyarakat setempat. Karena Raihan memang anak lulusan seni, jadi ia mengubah semua dekorasi kafe jadi instagram- mble.
__________________
Setelah sarapan, Raihan sudah memanaskan motornya untuk mengantar Raina ke kafe. Meski berkali kali di tolak oleh adiknya agar tidak usah mengantarnya ke kafe, tetapi Raihan bersi keras ingin mengantar Raina dulu, takut terjadi apa apa katanya.
"Selamat bekerja sayang ku, kerja yang rajin ya" ucap Raihan seraya mengacak kerudung adiknya gemas. Jika orang orang melihat, mungkin mereka akan di anggap kekasih bukan adik kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)
AcciónLengkap. (Revisi ke 2 menyusul) Harap follow akun author sebelum membaca. _________ Aku memang mencintainya, tapi berbeda dengan dirinya yang hanya menganggap ku seperti bencana. Cinta memang tak selamanya indah bukan? Pasti ada ujian yang harus k...