28. Keluarga besar Hamdan

3.1K 210 56
                                    

"Jangan lupa vote and komen:)"

Selamat membaca❤
.
.
.
______

Beberapa menit menempuh perjalanan menuju rumah tante Mia---tante nya Hamdan, akhirnya Hamdan dan Raina sampai di sana dengan selamat. Sepasang suami istri itu di sambut hangat oleh keluarga yang sudah berkumpul di sana, menyambut dengan baik kedatangan Raina yang kini berstatus sebagai istrinya Hamdan.

"Assalamu'alaikum..." Ucap Raina dan Hamdan bersamaan.

"Wa'alaikumsalam, pengantin baru, ayo silahkan duduk..." Sambut tante Mia antusias bahkan ia tak segan segan menggandeng tangan Raina untuk duduk di samping nya.

"Maa syaa Allah...kamu cantik sekali, gak salah Hamdan pilih kamu." Puji tante Mia di akhiri kekehan kecil, Raina hanya tersenyum untuk menanggapinya, ia benar benar canggung berada di situasi seperti ini.

"Iya dong mbak, bukan cuma cantik, tapi Raina ini pinter masak loh. Masakan nya gak pernah gagal deh pokok nya." Tambah Mama mertua nya ikut memuji.

Hamdan hanya diam, semua yang di katakan tante Mia dan Mama nya memang benar, bukan hanya cantik, tapi Raina juga handal membuat nafsu makannya meningkat.

"Kata Hanum sih biasa aja, masih pantesan Kak Safa yang jadi istri nya Kak Hamdan." Hingga satu celetuk kan keluar dari bibir Hanum, membuat hati Raina kembali patah, di saat ia tengah berbahagia, mengapa selalu ada nama itu yang di sebut?

Hamdan lantas menatap Hanum tajam, memberi isyarat agar adiknya itu diam.

"Husst Hanum!" Tegur tante Mia, ia melirik ke arah Raina dengan raut wajah yang berbeda, ada guratan kesedihan dalam mata Raina saat mendengar nama itu yang keluar dari bibir adik iparnya, tante Mia tahu, bukan hal mudah untuk Raina memendam perasaan cemburu nya.

Tante Mia juga sudah tahu siapa Safa, bahkan ia yang menjadi perantaraan Safa dan Hamdan saat masih berta'aruf, tapi ternyata takdir berkata lain, bukan Safa wanita yang akan menjadi pendamping Hamdan--keponakannya.

"Oh iya, katanya keluarga kamu punya kafe? Benar kah?" Tanya tante Mia mengalihkan pembicaraan, Raina mengangguk kecil.

"Iya, itu peninggalan dari Abi." Jawab nya, tante Mia mengangguk ngangguk.

"Kafe kamu itu terkenal banget loh di kalangan anak muda, mungkin karena desain nya yang elegant, menarik dan kekinian, tante juga suka liat di media sosial banyak selebgram yang mempromosikan Kafe kamu untuk di jadikan tempat hangout atau meeting. Keren banget."

Raina tersenyum, "Alhamdulillah, berkat kegigihan Abi dan bang Raihan, kafe itu kembali bangkit hingga saat ini, kalau tante mau main ke sana, boleh banget loh, nanti Rain bikinin makanan ter enak yang ada di kafe." Tawar Raina seraya terkekeh, tante Mia mengangguk.

"Boleh tuh, nanti kapan kapan kita kumpul keluarga di Kafe Raina aja, pasti tambah seru."

Obrolan terus berlanjut dengan sedikit candaan, Hamdan sedikit lega karena tante Mia berhasil mencairkan suasana, Hanum benar benar keterlaluan!

"Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh..." Salam dari seseorang yang baru saja datang. Semua yang ada di sana menjawab dan menoleh ke arah sumber suara.

"Wa'alaikumsalam..

Raina diam membisu, ia mengerjap ngerjap kan matanya berulang kali, berharap apa yang di lihat nya tidak salah.

"Fifah?" Gumamnya masih tidak menyangka.

"Ummi!!" Pekik Afifah dan langsung menubruk tubuh Raina.

Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang