Assalamu'alaikum...
Boleh komen sebanyak banyak nya?
⚠️ Jika ada kata kata kasar, mohon untuk tidak di tiru⚠️
Selamat membaca❤
.
.
.
__________Raina mengusap usap tangan dingin Nasya dengan lembut, mata wanita itu terpejam akibat pengaruh obat, tapi Raina bisa melihat dari raut wajahnya Nasya bahwa sekarang sahabatnya itu sedang menumpuk kesedihan yang teramat dalam.
Raina menghembuskan nafasnya pelan, ia melirik arloji nya dan terkejut karena jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, sedangkan ia belum mengabari Hamdan sama sekali.
"Astaghfirullah, HP aku lowbat lagi, gimana ini? Mas Hamdan udah pulang belum ya?" Monolognya panik. Raina segera membereskan tas nya, ia memanggil suster untuk menjaga Nasya malam ini karena ia sudah tidak bisa berlama lama lagi di rumah sakit.
Wanita itu menaiki taksi setelah berhasil menghentikannya, ia harus cepat cepat sampai di rumah sebelum Hamdan. Raina menaut nautkan tangannya gelisah, lagi lagi ia selalu lupa untuk mengabari suaminya, ia hanya takut ada kesalahpahaman lagi di antara mereka.
Mata Raina teralihkan saat melihat seorang gadis menangis di pinggir trotoar, ia seperti tidak asing dengan orang tersebut.
"Pak berhenti dulu." Kata Raina segera menghentikan taksi yang ia tumpangi, karena penasaran dengan gadis itu, Raina pun memutuskan untuk menghampiri nya.
"Baj*ngan!! Balikin tas gue!" Rancau gadis itu terlihat kacau, rambutnya yang berantakan serta wajah di penuhi keringat dingin, Raina semakin mendekat dan benar saja, ia sangat sangat mengenali gadis itu.
"Hanum? Astaghfirullah Hanum, apa yang terjadi dengan mu?!" Pekik Raina terkejut, ia lantas berjongkok di depan Hanum dan menggoyang goyangkan tubuh Hanum yang terlihat sangat lunglai.
"Heh?! Siapa lo hah?! Belum puas bikin malam gue sial?!" Ucap nya melantur, ia tersenyum miring. Raina sedikit menjauhkan dirinya, bau alkohol, pikir Raina.
"Ka-kamu mabuk?" Tanya Raina hati hati, Hanum tertawa sumbang, ia menatap Raina dengan separuh kesadarannya.
"Iya, emang kenapa hah?! Masalah buat lo?!! Minggir, gue mau kejar pencopet tadi, dia udah curi tas gue!!" Hanum mendorong pelan tubuh Raina dan dengan sekuat tenaga ia bangun dari duduknya, tapi sepertinya pengaruh alkohol telah merenggut kesadaran Hanum.
"Hanum tunggu dulu! Bahaya kalo kamu kejar pencopet itu dengan keadaan seperti ini, lagi pula sekarang sudah malam, sebaiknya kamu ikut aku pulang." Dengan cepat Raina mencegah tangan Hanum karena terlalu berbahaya jika ia membiarkan adik iparnya itu pergi.
"Apaan sih lo?! Pencopet tadi udah ambil tas gue, banyak barang berharga di sana! Gue harus kejar pencopet tadi!" Rancau Hanum, badannya semakin tidak bisa menyesuaikan keseimbangan dan akhirnya Hanum pingsan begitu saja.
"Astaghfirullahalazdim, Hanum!" Pekik Raina yang terkejut melihat Hanum tiba tiba tidak sadarkan diri, ia menahan tubuh Hanum dan membawanya ke taksi, ia akan membawa Hanum pulang ke rumah nya untuk malam ini.
"Pak, kita jalan sekarang ya?" Ucap Raina setelah berhasil memasukan Hanum ke dalam taksi.
"B-baik mbak." Tanpa banyak bertanya supir taksi itu pun menuruti perkataan Raina, supir taksi itu segera menyalakan mesin mobilnya dan mengantarkan Raina ke tempat tujuannya.
Sesampainya di rumah, Raina membayar taksi tadi yang ia tumpangi bersama Hanum, dengan bantuan supir tadi Raina memapah tubuh Hanum sampai di depan pintu utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Cinta Raina (NEW VERSION)
حركة (أكشن)Lengkap. (Revisi ke 2 menyusul) Harap follow akun author sebelum membaca. _________ Aku memang mencintainya, tapi berbeda dengan dirinya yang hanya menganggap ku seperti bencana. Cinta memang tak selamanya indah bukan? Pasti ada ujian yang harus k...